Cowo dingin namun mempunyai wajah yang nyaris sempurna dipertemukan dengan cewe cerewet dan ceria tidak bisa diam sedikit susah untuk di atur
Namun di dalam kecerewetan dan keceriaan nya dia menyimpan banyak luka
Akankah happy and atau sad and? Stay tune terus yah guyss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MonAmour19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marah,luluh (16)
""yaudah ayo" Ava setia menunggu Ethan bercerita selama dirinya di Jepang
"Aku kangen sama kamu sayang, gak ada yang bisa bikin aku sekangen ini sama kamu" Ethan mulai bercerita sembari tersenyum dan mengelus kepala Ava yang sedang memeluknya
"Udah?" Tanya Ava heran dan Ethan hanya mengangguk sembari tersenyum pasalnya Ethan seminggu di sana dan Ethan hanya mengatakan itu padanya?
"Gitu doang? Gak ada apa apa gitu gini misalkan ada cewe yang deketin kamu atau ada masalah di sana" tanya ava sangat penasaran
"Ada, masalah cuman dikit" jawab Ethan dengan langsung memeluk Ava sangat erat dan berbisik
"Sayang, kalo ada kamu sebesar apapun masalahnya bagi aku itu langsung hilang" ucap Ethan sembari menciumi kepala sang gadis
"Gombal, tapi aku percaya sih eh tapi tadi belum di jawab loh pertanyaan aku"
"Yang mana sayang?"
"Yang kamu ada cewe yang deketin ga di sana?"
"Aku gak mau jawab nanti kamu marah, karna mau sebanyak apapun cewe yang berusaha deketin aku, aku tetep milih kamu buat jadi pendamping hidup aku" ujar Ethan dengan seulas senyum manis nya
"Aku ga bakal marah ko" Ava meyakinkan dirinya dan mau tidak mau Ethan harus menjawabnya
"Iyah, ada ko yang deketin aku"
"Hmm, deketin nya masih normal?" Tanya Ava karena melihat wajah Ethan ragu untuk menjawab dan alhasil Ava pun kembali berbicara
"Gapapa ceritain aja ga usah ragu katanya harus saling terbuka" ucap Ava sembari cemberut Ethan gemas tidak kuat untuk tidak menyerang bibir nya itu dia pun segera mencium bibir ava
"Iyah sayang, menurut aku itu sih ga normal yah, soalnya pas aku keluar itu juga sama bodyguard sih ga sendiri tapi itu cewe berani banget deketin aku dan langsung peluk aku gitu aja dan tiba-tiba dia minta no aku, bodyguard aku udah berusaha halangin dia keras kepala dan haru pake kekerasan sampe dia mundur" ujar Ethan panjang lebar namun seseorang yang sedang mendengarkan nya langsung terdiam membisu dia ingin marah namun tadi dia sudah berbicara bahwa dia tidak akan marah karena hal itu namun mendengar kekasihnya di peluk dia tidak terima
Melihat itu Ethan pun segera menyadari kenapa Ava diam membisu Ethan langsung menarik nafasnya panjang dan langsung menatap lekat gadisnya yang sedang mendongak menatapnya
"Tadi katanya ga mau marah tapi sekarang?"
"Udah kan ceritanya sekarang tidur ayo" ucap Ava memaksa cowonya untuk tidur dan dia segera memeluk Ethan dan menyembunyikan kepala nya di dada bidang itu bagaimanapun Ethan hanya miliknya tidak boleh di miliki oleh orang lain, melihat itu Ethan hanya menghela nafas berat
"Ga usah marah sayang aku cuman punya kamu ko" ujar Ethan berusaha menenangkan gadisnya ini namun tidak mendapatkan respon sama sekali dari Ava, Ethan pun langsung menghela nafasnya kasar
"Yaudah tidur dulu yah, nanti kita bicara lagi setelah bangun" ucap Ethan sembari mengelus rambut Ava
Ava hanya diam membisu tidak mau menjawab semua apa yang di katakan Ethan ketika dirinya ingin memejamkan matanya terdengar suara ponsel Ethan berdering dirinya langsung bangkit walaupun agak kesusahan karena ethan memeluknya sangat erat, sepertinya Ethan sangat lelah terlihat dari cara tidurnya dia tidak terganggu sama sekali disaat Ava mulai beringsut untuk mengambil ponsel Ethan
"Siapa" gumam Ava pelan karena di layar ponsel Ethan hanya tertera nomor nya saja tidak ada nama pemilik nya, dia ingin membangunkan Ethan namun sepertinya Ethan sangat kelelahan dan akhirnya dia membiarkannya saja namun ponsel itu terus saja berdering Ava pun mau tidak mau mengangkat karena takut mengganggu tidur Ethan pula
"Ha-" belum sempat Ava menyapa orang di seberang sana dia langsung mengucapkan sesuatu
'hai kamu masih kenal sama aku? Aku yang kemarin meluk kamu itu maaf yah aku reflek peluk kamu karena kamu itu mirip pacar aku yang hilang sejak satu tahun yang lalu', orang di seberang sana terus saja berceloteh tanpa tau siapa yang mendengarkannya dia langsung membuka suaranya kembali
'kamu pasti marah sama aku kan? Gapapa ko oke eh Iyah btw kenalin nama aku Gabriel ryder nam-' belum sempat menyelesaikan ucapannya Ava langsung memutuskan panggilan telepon nya dia benar benar marah sekarang kenapa wanita itu memiliki nomor Ethan apa Ethan memberinya, dia langsung beringsut turun dari kasurnya namun ia melupakan sesuatu bahwa handphone nya masih di tempat awal yaitu di dekat tubuh Ethan ia segera menggapai ponselnya namun Ethan segera menahan tangannya dan perlahan membuka matanya Ethan mengernyit saat melihat gadisnya memakai tas
"Mau kemana? Katanya tadi mau tidur" tanya Ethan tanpa melepaskan tangannya dari cekalan gadisnya dan menatap Ava lekat Ava menghembuskan nafas kasar
"Pulang" Ava hanya menjawab singkat dan berusaha melepaskan cekalan ya dari Ethan, namun tau sendiri tenaga cowo lebih besar dari cewe
"Kenapa pulang? Marah karena tadi aku cerita? Siapa tadi yang minta aku buat cerita hm" tanya Ethan dengan lembut dan hal itu membuat gadisnya menundukkan kepalanya karena merasa tersudut namun tidak lama dari itu dia berkata dengan nada yang keras
"Ethan gue mau pulang" ucap Ava sembari menarik tangannya dari Ethan dan Ethan menggeram marah karena mendengar suara gadisnya yang menyebut dirinya sendiri sebagai gue pasti Ava sangat marah padanya
"Kenapa dulu?" Tanya Ethan sembari beringsut untuk duduk
"Lo pikir apa kesalahan elo, elo itu bajingan tau gak" ucap Ava dengan keras Ethan menggeram marah saat Ava menyebut dirinya sebagai Lo karena sejak pacaran Ava tidak pernah memanggil lo-gue, Tidak tau kenapa kali ini Ava sangat marah padahal hal sepele namun ini menurutnya sangat di luar batas apa perlu Ethan memberikan nomor nya kepada orang lain begitu saja apalagi ini cewe
"Menurut kamu versi bajingan aku gimana?" Tanya Ethan menyudutkan Ava, Ethan harus menahan amarahnya agar tidak melupakan begitu saja karena di depannya ini adalah gadisnya bukan gadis lain
"Menurut gue lo gak bisa hargain gue yang lagi di sini nunggu elo dan Lo itu malah sama cewe lain" ujar Ava dengan nada sedikit membentak mendengar itu Ethan semakin mengepalkan tangannya dan memperlihatkan urat urat yang menonjol di lehernya
"Mau aku jadi bajingan?" Ethan menghiraukan ucapan Ava dia malah menarik Ava hingga terlentang dan dia segera mengurung gadis itu di bawahnya
"Ethan ga usah bercanda gue ga suka, awas" ucap Ava sembari mendorong dorong dada Ethan namun hal itu tidak di gubris Ethan sama sekali, Ethan malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Ava dan hal itu membuat ava menahan nafas
"Ethan gak usah kaya gini bisa? Gue bakal benci banget sama elo dan gak mau ketemu lagi Lo, loyang buat salah kenapa gue yang jadi korban sih" ucap Ava sembari terus mendorong dada bidang Ethan sekuat tenaga
"Aku suka" ucap Ethan santai kali ini dirinya benar benar lelah untuk menghadapi situasi yang rumit ini namun ini tentang gadisnya
"Gue gak suka dan gue bakal marah banget sama Lo awas" ucap Ava dengan mata yang berkaca-kaca
"Gue mau pulang Ethan ga usah tahan gue kaya gini" ucap av dengan nada yang Terisak
"Kamu bakal tetep disini" ucap Ethan dengan terus menatap lekat gadisnya
"Ethan gue mau pulang gue ga suka ada di posisi kaya gini, awas" Ava semakin terisak saat Ethan tidak menjawabnya sama sekali namun Ethan bergerak untuk membaringkan tubuhnya di sisi Ava yang masih terlentang Ava menatap Ethan begitu juga dengan Ethan
"Mau pulang kan? silahkan, aku gak bakal larang kamu, bukan aku mau kamu pergi tapi kali ini aja setelah masalah yang cukup besar muncul di jepang aku pengen istirahat setelah aku istirahat aku pasti nyamperin kamu ko, dan yang paling penting aku gak suka liat kamu sembab gitu karena aku plus juga aku lagi cape kali ini sayang, maaf aku cuman butuh tempat nyaman dan damai, bukan ini yang aku mau ketika aku pulang ke rumah" ujar Ethan dengan panjang lebar dan tak lupa dia tersenyum hangat menatap gadisnya yang sedang menatapnya, kali ini Ava menyerah Ava sadar dengan tindakan nya yang sangat egois tidak memikirkan Ethan
"Biar bodyguard aku yang anterin kamu yah, mungkin kamu lupa sama ucapan aku di mobil tadi tapi gapapa ko aku masih bisa sendiri, setelah ini aku bakal jelasin semuanya sama kamu" bukan Ethan bukan tidak ingin melihatnya dan tidak khawatir namun semoga saja Ava mengerti dengan keadaannya yang sekarang dan mau menurutinya
Melihat itu Ava langsung bergeser ke pinggir Ava dia langsung memeluk peria itu dengan erat dan mendusel duselkan kepalanya di dada bidang milik Ethan melihat itu Ethan pun langsung senang karena berhasil membuat ava luluh
"Maaf yah aku egois aku kenakan Kanakan aku gak suka kaya gini, tapi hati aku sakit"
"Sttt aku tau kalo ini aja biarin aku istirahat yah sebentar sayang, aku cuman butuh kamu" ucap Ethan sembari mengelus rambut Ava
"Oke kita tidur yah yuk" Ethan mengernyit bukannya tadi gadisnya ingin pulang? Kenapa sekarang tiba-tiba mengajak dirinya tidur? Melihat itu semua Ava segera membuka suaranya
"Aku putusin buat tidur sama kamu di sini nemenin kamu tapi kalo kamu mau"
"Mau ko, udah ga marah lagi nih?" ucap Ethan dengan terkekeh dan langsung di gelengi oleh ava
"Tapi ada syaratnya yah" ucap Ava sembari tersenyum
"Apa?"
"Setelah kamu tenang aku mau dengerin penjelasan dari kamu than" ujar Ava
"Iyah sayang kita tidur yah" keduanya membenarkan posis tidurnya dan sama sama memejamkan matanya
William sedang berada di rumah sakit dia sedang terapi untuk memastikan bahwa dirinya bisa sehat kembali namun hal itu mustahil terjadi
"Gimana dok?" Ujar William deg-degan untuk kali ini saja dia memohon agar hidupnya jauh lebih lama lagi untuk melihat sang adik bahagia setelah itu terserah terserah tuhan namun dirinya juga sangat pasrah, percuma apapun yang akan di lakukan semuanya hanya sia-sia
"Maaf tuan dengan berat hati saya mengatakan bahwa memang ini terapi bukan buat penyembuhan namun hanya sekedar menahan apa yang tuan rasakan selama ini, tuan terlihat sangat baik baik saja untuk sekarang" ujar dokter Nina selaku dokter pribadi William
"Saya berusaha baik dok, demi adik saya, saya tau saya tidak akan lama lagi di sini oleh karena itu saya harus terlihat baik dan melihat adik saya bahagia" ujar William dengan nada yang lirih namun dirinya
memaksakan untuk tetap tersenyum menghadapi betapa kerasnya dunia ini mengapa? Mengapa setelah ibu dan ayahnya pergi mengapa dirinya juga harus pergi? Mengapa tidak bertahan dulu minimal menunggu sang adek mempunyai pendamping hidupnya
"Tuan William memang kakak yang hebat buat nona Ava, tuan syaa hanya mengingatkan bahwa tuan tidak berlama-lama lagi di sini tuan hanya membutuhkan waktu dua Minggu, tuan saya harap mengerti"
"Saya mengerti dokter, saya harus pergi dulu" setelah mendengar ucapan dari sang dokter dirinya langsung pergi tidak tahan untuk mendengarkan itu semua, memang selama ini dirinya terlihat baik-baik saja namun jauh di dalam dirinya selalu terasa nyeri dan tidak tahan, dia harus semangat dan tidak boleh menyerah dia harus segera sembuh namun itu kemungkinannya untuk sembuh adalah hak yang sangat kecil
William langsung masuk kedalam mobil nya dan langsung melaju dengan kecepatan tinggi tidak peduli dengan umpatan dari para pengemudi lainnya dia hanya tidak tahu harus apa sekarang dirinya mempunyai penyakit yang mustahil untuk sembuh
•••
Gimana part kali ini guys? Apa yah kira-kira penyakit yang di alami oleh William? Separah itu sampe nyawa taruhannya yah, oke guys tetep harus stay tune yah karena apart selanjutnya akan lebih seru dari ini hehe
Typo? Tandai aja yah guyss nanti aku perbaiki lagi tulisan selanjutnya hihi
Jangan lupa vote and komen yah guyss 🫰🏻