Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 18.
Andara duduk di lobi rumah sakit dengan tatapan jauh ke depan.
Tiba tiba seseorang menepuk pundaknya dan membuat Andara menoleh.
" Aldo, Devan "
Devan yang masih duduk di kursi roda pun menyunggingkan senyumnya begitu juga dengan Aldo.
" Ngapain kalian ke sini? "
" Kamu pikir aku akan meninggalkanmu sendirian di sini? Bukankah aku sudah berjanji untuk selalu menjagamu Andara? " Jawab Devan.
Tiba tiba seorang suster berlari ke arah mereka dan membuat mereka terkejut.
"Ada apa Sus? " Tanya Andara penuh kehawatiran.
" Non, pasien bernama Vania sudah sadar" Jawab suster itu yang membuat Andara, Aldo dan Devan sangat bahagia.
kemudian mereka bertiga melangkah untuk melihat keadaan Vania.
Saat berada di depan pintu dan siap untuk membukanya, terlihat tangan Andara gemetar dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam.
Aldo dan Devan saling pandang dan mengikuti Andara untuk tidak masuk ke dalam.
Devan menggenggam tangan Andara untuk memberinya kekuatan " Andara, aku tahu perasaanmu pasti sulit tapi aku yakin kamu bisa, kamu berbeda dengan temanmu itu ".
Andara menatap mata Devan dan mempererat genggaman tangan Devan membuat Aldo senyum senyum sendiri.
" Dev, aku akan masuk sendiri ya kalian tunggu saja di sini"
"Iya masuklah aku dan Aldo akan menunggumu di sini" Jawab Devan dengan senyumnya.
Andara pun berjalan masuk ke dalam ruangan perawatan Vania.
Ceklek.
Vania menoleh ke arah Andara yang berada di ambang pintu, air mata Vania mengalir tanpa aba aba, begitu juga Andara.
Mereka saling menatap sejenak.
" Andara, benarkah itu kamu? "
Andara mengusap air matanya dan mengangguk.
"Andara, maafkan aku"
Andara pun mengangguk.
Vania tersenyum tipis di antara tangisannya
"Jadi kamu memaafkan aku? ".
Sekali lagi Andara mengangguk dan berjalan mendekati Vania.
Vania meraih tangan Andara dan menggenggamnya erat " Dara, aku ingin kita seperti dulu lagi, kita adalah sahabat dan selalu berbagi apapun".
Andara masih terus mengusap air matanya yang tak mau berhenti mengalir. Sebenarnya dia marah dan ingin memukul wanita ini tapi melihat kondisinya dan teringat semua yang sudah dilewati bersama membuatnya luluh dan hatinya luas untuk memaafkannya.
" Vania, kita adalah sahabat dan akan tetap menjadi sahabat. Tapi satu hal yang harus kita hindari, yaitu berbagi aku tidak mau lagi kita berbagi. Kita akan memiliki kehidupan masing masing, dan kata berbagi itu tidaklah pantas kita sebutkan"
Vania terdiam sejenak dan teringat akan sosok Bayu yang dia rebut dari Vania
" Mungkin itu yang dimaksud Andara tak mau berbagi, karena kesalahanku membuatnya berbagi laki laki dengan ku" Batinnya.
" Ohiya Vania, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu, dan itu artinya aku akan menjadi bibi"
Vania tersenyum tipis dan memegangi perutnya.
"Tapi Van, apakah mas Bayu sudah tahu tentang keadaanmu saat ini? " Tanya Andara.
Vania menatap lekat sahabatnya itu dan menggeleng perlahan membuat Andara melotot tajam " Apa, jadi mas Bayu tidak tahu keadaanmu saat ini? Aduh keterlaluan sekali. Tapi dia tahu kan kalau kamu sedang hamil?".
Vania mengangguk " Tapi, dia tidak menginginkan anak ini Ra? Sekarang dia sedang mengejar seorang model bernama Siska dan tidak menginginkan aku lagi. Hiks hiks, semua salahku sendiri Ra, aku mengambil mas Bayu darimu dan sekarang dia pergi mencampakanku setelah apa yang kami lakukan selama ini".
Andara mengusap punggung tangan Vania
" Sudahlah Van, jangan ingat ingat itu lagi, semua sudah berlalu. Sekarang aku sudah bahagia dengan kehidupanku yang baru. Dan berpisah dari mas Bayu membuatku lebih berani melangkah, aku bisa menjadi diriku sendiri, tanpa beban, tanpa aturan ini itu ah pusing".
Vania tersenyum tipis dan mengusap balik punggung tangan Andara "Kamu memang wanita yang baik dan hebat Ra, terimakasih sudah membuatku sadar dan memberikan maaf untukku. Ke depannya aku akan menjadi sahabat terbaikmu".
Andara tersenyum.
Vania melihat Andara dari ujung rambut sampai ujung kaki memang sekilas tidak ada yang berubah, tapi sebenarnya banyak sekali perubahan semenjak pergi meninggalkan Bayu.Mulai dari cara berpakaian yang lebih santai, casual dan apa adanya. Tidak ada lagi dandanan menor lipstik merah bedak tebal dan baju seksi.Sepatu hak tinggi kini menjadi sepatu sport yang nyaman dan santai. Baju atasan girly dan seksi kini menjadi kaos oblong dan casual. Rok mini satu jengkal sekarang menjadi celana panjang terkadang jins sobek sobek. Rambut hitamnya yang berkilau kini hanya dikuncir kuda. Apapun outfit dan gaya rambutnya Andara tetaplah gadis yang cantik alami meskipun tanpa polesan make up. Dan itulah yang membuat tuan muda Mahendra sangat menyukainya ditambah kebaikan hati dan ketulusannya.
Sudah hampir 30 menit, Andara dan Vania bicara dan itu membuat Aldo dan Devan ingin menyusulnya. Tapi tak lama kemudian Andara keluar dari ruangan itu dengan raut muka berbeda.
Devan segera mengarahkan kursi rodanya mendekati gadis itu " Andara, bagaimana? ".
Andara menatap tajam dan mengernyitkan keningnya " Apanya yang bagaimana? ".
Devan menghela nafas " Hhh, ya teman kamu itu " Jawabnya sedikit kesal.
Aldo memijit mijit keningnya mendengar perdebatan kecil atasannya itu " Sebaiknya aku antar kalian pulang sekarang juga. O iya tuan muda Devan Mahendra, oma berpesan agar kalian tinggal bersama di apartemen untuk malam ini, dan besok "
Andara dan Devan sama sama menatap tajam ke arah Aldo.
"Dan besok"
Devan semakin geram " Bicara yang jelas Aldo! ".
🌺🌺🌺
Siska mendapatkan kabar kalau orang tuanya mengalami kebangkrutan.
" Apa! papa bangkrut, tidak tidak ini tidak benar "
Siska sangat terpukul dan tidak bisa menerima keadaan orang tuanya yang menjadi miskin dan dililit banyak hutang.
Karena itu Siska memutuskan untuk meninggalkan orang tuanya dan memilih kehidupannya yang bersinar di dunia model serta memiliki target memikat lelaki kaya raya.
"Hai Siska" Sapa Bayu yang saat itu sedang menjemputnya di studio.
Siska memutar bola matanya " Hh untuk apa sih laki laki itu ke sini, ah bikin repot saja" gumamnya.
Bayu berjalan menghampiri Siska kemudian memintanya untuk pulang bersamanya dan diajaknya ke rumah untuk makan malam bersama mamanya.
" Tapi Bay, aku ada urusan penting lo"
Jawab Siska menolak permintaan Bayu karena menganggap Bayu bukanlah targetnya, kekayaannya tidak seberapa.
Bayu meraih tangan Siska dan mengeluarkan gombalan gombalan mautnya hingga akhirnya Siska luluh dan menuruti keinginannya.
Saat melewati pintu keluar dari studio foto itu tiba tiba Siska menghentikan langkahnya karena melihat seseorang yang akan menjadi jalan keluar bagi semua masalahnya.
" Bay, kamu tunggu di sini dulu aku ada urusan penting" Ucap Siska sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Bayu.
Bayu pun tak bisa menolaknya dan menuruti keinginan Siska dan membiarkannya pergi sebentar.
Bayu memilih berdiri bersandar di dinding sambil membuka sosmednya yang sudah beberapa hari tidak di aktifkan.
Tiba tiba mata Bayu melotot tajam melihat berita terkini di sosmed.