NovelToon NovelToon
REGANTARA

REGANTARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aquilaliza

~ REGANTARA, season 2 dari novel Dendam Atlana. Novel REGANTARA membahas banyak hal tentang Regan dan kehidupannya yang tak banyak diketahui Atlana ~....

Ditinggalkan begitu saja oleh Atlana tentu saja membuat Regan sangat kacau. Setahun lebih dia mencari gadisnya, namun nihil. Semua usahanya tak berbuah hasil. Tapi, takdir masih berpihak kepadanya. Setelah sekian lama, Regan menemukan titik terang keberadaan Atlana.

Disaat Regan merasakan bahagia, berbanding terbalik dengan Atlana yang menolak kehadiran Regan untuk kedua kalinya dihidupnya. Namun, penolakan Atlana bukan masalah. Regan memiliki banyak cara untuk membawa kembali Atlana dalam hidupnya, termasuk dengan cara memaksa.

Akan kah Regan berhasil? Atau malah dia akan kehilangan Atlana sekali lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikmati Udara Malam

Suara bel yang terdengar cukup nyaring membuat Atlana melangkah cepat ke arah pintu. Gadis itu dengan cepat membuka pintu apartemen.

"Kakaak." Atlana sedikit merengek saat melihat Kakaknya. Dokter cantik itu ternyata sedang mengerjai nya dengan menekan bel berkali-kali. Seharusnya dia tinggal memasukkan pin nya, dan pintu pasti terbuka.

Renata terkekeh pelan atas reaksi adiknya. Dia mencubit gemas pipi Atlana, lalu berjalan masuk. Suara kekehan nya masih saja terdengar sambil dia mengganti pantofel yang ia kenakan dengan sandal rumahan nya.

"Kak Rena sengaja, ya?" Atlana berbalik setelah menutup pintu.

"Iya. Kakak lagi pengen liat kamu kesal. Kamu— Hai." Renata langsung memotong ucapannya saat tiba-tiba seorang perempuan seusia Atlana muncul. Dia tersenyum kaku sambil menyapa gadis itu.

"Oh ya Kak, itu Dara. Dia saudara tiri aku yang aku cerita in."

"Oh, dia? Hai, Dara." Renata berjalan mendekat pada Dara sambil mengulurkan tangannya. Senyum yang ia berikan begitu menenangkan, membuat Dara ikut tersenyum dan meraih tangannya untuk berkenalan.

"Saya Dara, Kak."

"Renata. Panggil saja Kak Rena seperti Atlana." Dara mengangguk pelan. "Ya sudah. Kakak mau kemar dulu. Oh ya, kalian udah makan malam?" Dua gadis itu langsung mengangguk. Mereka sudah makan malam di rumah Ghea tadi.

"Ya udah. Tolong pesenin makanan buat Kakak ya, Lan? Kakak laper, gak sempet makan malam tadi."

"Iyaa."

Renata segera meninggalkan Atlana dan Dara. Tak lama, keduanya bersama menuju ruang TV. Tapi, baru beberapa langkah menjauh dari pintu, bel kembali berbunyi.

Atlana jelas merasa sedikit kesal. Ia menghembuskan nafas lelahnya juga memutar bola matanya malas. Dengan langkah gontai gadis itu berbalik dan mendekati pintu.

Ceklek

"Regan?"

"Hm?"

"Kok kesini?"

"Gak boleh?"

"Ish, kenapa jawab pertanyaan pakai pertanyaan sih?"

Regan tersenyum tipis. Ketika tangannya hendak mengusap pipi Atlana, mata tajamnya menangkap sosok Dara berdiri tak jauh di belakang gadisnya.

Tatapannya langsung berubah datar. "Kenapa ada dia?" Regan menatap lekat wajah Atlana. Suaranya lebih dingin dari biasanya.

Atlana tersenyum tipis. Dia tahu siapa yang dimaksud oleh Regan. Regan masih tidak menerima jika dia ingin berbaikan dengan Dara, jadi harus jauhkan Regan segera agar Dara bisa nyaman.

"Main keluar bentar, mau?" tanya Atlana dengan menampilkan senyum lembutnya yang manis.

Tanpa menjawab, Regan langsung meraih tangan Atlana dalam genggamannya. Atlana bernafas lega. Itu tandanya Regan setuju.

"Ra, gue keluar bentar. Lo sama Kak Rena ya, sekalian pesenin makanan buat kakak. Kalau ditanya in, bilang aja gue pergi bareng Regan."

"Iya," balas Dara dengan senyuman tipis. Setelah kepergian Atlana dan Regan, Dara menghembuskan nafasnya pelan.

Gak mudah buat maafin orang yang udah buat salah. Regan bukan Atlana yang bisa luluh hatinya. Apapun yang dilakuin Regan, jangan lo masukin ke hati. Ada Atlana di hidup lo, itu udah lebih dari cukup. Batin Dara.

***

Regan dan Atlana berjalan santai menyusuri jalanan. Keduanya memilih untuk menikmati udara malam sambil saling menggenggam tangan.

"Lo, maksud gue, ck! Maksud aku, kamu gak ke markas?"

Regan menatap Atlana sambil senyum tipis. Gadisnya begitu menggemaskan dimatanya.

"Gak. Kenapa?" tanya Regan seraya ibu jarinya tak berhenti mengusap punggung tangan Atlana.

"Gak kenapa. Cuma nanya."

"Nanti. Aku masih kangen."

Atlana terkekeh pelan. Tapi setelah itu, dia terdiam dengan wajah terlihat sendu. "Kata Ghea, selama aku pergi, banyak banget kejadian yang kamu alami. Aku minta maaf."

Regan menghentikan langkahnya, yang sontak diikuti Atlana. Dia lalu mengarahkan tubuh Atlana untuk menghadapnya.

Ditatap nya mata indah Atlana yang terlihat merunduk. Dia tahu, gadisnya masih terus merasa jika semua yang terjadi selama setahun lalu adalah salahnya. Masih menganggap jika semua bisa terjadi karena dirinya.

"Liat aku," ujar Regan dengan suara rendahnya. "Nana?"

Atlana langsung mengarahkan tatapannya pada Regan. "Bukan salah kamu. Jangan minta maaf."

"Kenapa jangan? Regan, aku—"

"Sssttt...." Regan meletakkan telunjuknya tepat di depan bibir Atlana. Membuat gadis itu berhenti berbicara. "Jangan bahas masalah setahun lalu kalau kamu masih anggap semua itu salah kamu." Mata tajam Regan menatap lekat netra indah Atlana.

"Mau balik ke apart?"

Mata Atlana langsung berembun mendengarnya. Sepertinya Regan marah padanya.

"Ayo, aku anter balik."

Tanpa menunggu jawaban Atlana, Regan kembali menggenggam lembut tangan Atlana dan membawanya kembali ke apartemen.

Atlana hanya bisa diam selama perjalanan, sambil sesekali menatap tautan tangan mereka, lalu melirik wajah dingin Regan. Dia yakin, Regan pasti marah.

"Di sini aja."

Atlana menghentikan langkahnya, membuat Regan turut menghentikan langkahnya juga. Lelaki itu berbalik dan menatap gadisnya serius.

Tapi tidak dengan Atlana yang malah menatap tautan tangan mereka. Gadis itu dengan lembut melepas tangan Regan yang menggenggam tangannya.

"Aku bisa sendiri ke dalam."

"Na."

"Regan, walaupun kamu gak nunjukin kemarahan kamu, aku tetap tau kalau kamu marah. Kamu lebih baik tenangin diri kamu dulu."

Atlana menarik nafasnya lalu menghembuskannya pelan. Dia lantas menangkup kedua rahang kokoh milik Regan. "Besok baru ketemu, okey? Aku sekalian mau omongin soal pilihan aku."

Atlana mengusap pelan rahang tegas itu, lalu menjauhkan kedua tangannya.

"Aku duluan. Hati-hati pulangnya," ujarnya lalu berjalan meninggalkan Regan.

Lelaki itu hanya bisa menatap Atlana yang mulai menjauh dan memasuki gedung apartemen. Wajahnya yang selalu terlihat dingin membuat siapapun tak mampu membaca apa yang tengah lelaki itu rasakan.

Setelah siluet Atlana menghilang, Regan kembali ke mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Tujuannya adalah arena balap, salah satu hal yang paling ia suka selain menaklukkan lawannya di atas ring.

Tak butuh waktu lama untuk tiba di arena balap. Keempat sahabatnya sudah berkumpul bersama para anggotanya dan juga para penikmat balapan yang sebagian besar mendukungnya.

Regan tak menghentikan mobilnya untuk menemui sahabatnya. Lelaki itu malah mengarahkan mobilnya ke garis start. Dan tentu saja lawannya ikut menempatkan mobil di garis start.

Ketukan pelan di jendela mobil membuat Regan menurunkan kaca mobilnya.

"Gan, langsung?" tanya Jovan yang dibalas deheman Regan. "Goodluck, bro!" Jovan menepuk pelan pundak Regan sekali, lalu meninggalkan sahabatnya itu.

Lawan Regan kali ini masih sama, si Yohan yang selalu ingin mengalahkan Regan.

"Mampus lo kali ini," gumam Yohan sambil melesatkan mobilnya mendahului mobil Regan.

Saat mobilnya cukup jauh dari mobil Regan, Yohan memelankan mobilnya. Rencana mencelakakan Regan sudah tersusun rapih di otaknya.

Yohan melirik spion luar mobilnya. Senyumnya tersungging saat melihat mobil Regan melaju dari arah belakang mobilnya. Dan tepat saat mobil mereka sejajar, Yohan dengan seringaian jahat membenturkan mobilnya pada mobil Regan.

Brak!!

"Hahaha!!" Yohan terbahak.

"Mati lo sialan!" Yohan hendak menubruk mobil Regan lagi. Namun sayang, Regan memelankan mobilnya hingga berada di belakang mobil Yohan.

Di dalam mobinya, Regan menyeringai tipis. Seringai yang berarti bahaya bagi lawannya.

Dan benar saja, tak perlu menunggu satu menit, suara tubrukkan terdengar.

Brak!

Brak!

Brak!

Regan bertubi-tubi menabrak belakang mobil Yohan. Yohan sudah berusaha menghindar, namun selalu saja mengenainya dan membuatnya mengumpat keras.

Brak!

Satu tabrakan keras lagi, lalu Regan melesat cepat jauh di depan mobil Yohan.

"Regan sialan!" umpat lelaki itu kesal.

1
Alice_zeailin10
lanjut terus kak🔥
Handa Yani
dah lama ditunggu.. akhirnya..atlanaaa..😍😍😘
AnonymousYA
up terus thor
Alice_zeailin10
oh ya gak masalah Thor yang penting di beri penjelasan saya sudah bisa memahami dan memakluminya semangat terus sampai cerita ini tamat yaa☺️💪
Aquilaliza: makasih Kak... 🙏😊
total 1 replies
Athar Rizqi Al Ghifari
bagus
Anaya Nabila
kenapa gak jujur aja sih atlana
Alice_zeailin10
semakin membuat hati ku terpotek" kak thor sangat penasaran seperti nya banyak sekali misteri dan rintangan yang bakalan di lewati Regan dan atlana .. ayok kak jangan lama up nya aku selalu menunggu mu dengan setia 💪💪💪
Alice_zeailin10
Karya mu begitu menarik perhatianku author baik ku😻💪💪 semangat terus jangan lupa update setiap hari
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
Alice_zeailin10: sama" kak tapi update nya jangan lama ya ,😇
total 3 replies
Ita Purnama
Novel yang bagus 👍🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!