Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ternyata suaminya CEO terkenal
pagi-pagi sekali Ayana sudah bersiap kemas-kemar semua yg akan dia butuhkan nanti dirumah Marta, termasuk buku-buku kuliahnya.
Baju- baju sudah masuk kedalam koper, dia pun sudah memberi tahu ibunya dia akan mulai bekerja hari ini di rumah Marta.
"tiiiiiiing" suara chat di handphone Ayana.
"Ayana, maaf ya mbak ga bisa jemput kamu mendadak harus ke kantor, kamu nanti di jemput sama mas Ilham ya sekalian satu arah ke rumah sakit, nanti kita ketemu di rumah sakit."
" aku naik taksi aja deh, aku ga enak sama suami mbak."
"Gapapa kok, mbak juga tadi udah bilang sama mas Ilham suruh jemput kamu, dan udah kirim alamat kamu juga."
"Oke deh mbak," Ayana merasa canggung.
seperti apa ya wajah suaminya mbak Marta, mbak Marta aja cantik apalagi suaminya.
lima belas menit kemudian, sebuah mobil sedan berjalan lambat di sekitar perumahan Ayana seolah mencari alamat hingga sampai pada depan rumah Ayana, Ayana berlari menghampiri mobil itu mengetuk kaca mobil.
Seseorang di dalam mobil membuka kacanya.
" Ayana?"
"iya betul saya Ayana, apakah ini suami mbak Marta?"
"naiklah"
Aaaaa.. Betul kah ini suami mbak Marta, jauh sekali dengan ilustrasi ku, ini terlalu tampan ku kira sudah tua, hahaha.
ayana terbuai dalam lamunan menatap pria itu.
ya, dia adalah Ilham Abuzar suami Marta, seorang pria muda bertubuh kekar memakai stelan celana bahan dan kemeja berwarna baby blue dihiasi dasi, begitu harum dan rapih, dia adalah CEO tentu saja penampilan menjadi nomor satu baginya.
"hey, kau jadi ikut atau tidak"
"eeh iya maaf pak."
Sepanjang perjalanan tidak ada satupun yang bergeming, pandangan Ayana tertuju kearah depan jalan, sedangkan Ilham pura-pura menengok ke arah sepion kiri padahal dia sedang mengamati gadis yang ada di sampingnya.
Begitu menawan bukan, gadis mungil ini, parasnya cantik berkulit putih rambutnya bergelombang di ikat di lengkapi hiasan pita besar berwarna peach, mengenakan rok jeans diatas lutut berwarna biru di padu dengan kaos ketat putih di balut kardigan baby pink.
Duuuh, ko aku gak nyaman gini ya, kayanya pak Ilham terus liatin aku, eeeeh apa si, ko aku kepedean siiii..
"oh ya nama saya Ilham" Pria itu menjulurkan tangannya berusaha memecahkan kecanggungan .
"aku Ayana pak, mungkin mbak Marta sudah cerita."
"kamu aneh ya, istri saya kamu panggil mbak sedangkan saya kamu panggil pak, emang saya kelihatan tua ya?. senyum menyeringai
"eh nggak pak, aku cuma menghormati bapak aja"
"Umurmu berapa?"
"dua puluh tahun pak"
"Masih muda ya, kenapa mau jadi ibu surogasi padahal kamu belum pernah menikah."
"Keadaan pak yang membuat saya mau, saya butuh banyak uang untuk ibu saya dan mbak Marta butuh seorang anak."
seketika Ilham terdiam tidak berkata apa-apa lagi.
ee ko dia diam, apa ada yang salah ya ucapan ku.
dua makhluk itu masih terdiam dalam isi kelapa masing-masing. Hingga sampai di tempat yang di tuju.
Marta yang sedari tadi sudah menunggu lama di lobby menghampiri mereka
Mata orang-orang mulai melihat ke arah mereka, seketika menjadi pusat perhatian di lobby, hingga seorang pria berjas menghampiri mereka.
"ada yang bisa saya bantu tuan" meletakan tangan kanan di dada dan menundukkan kepala seolah tanda memberi penghormatan.
"Tidak, saya ada keperluan sedikit"
"Baiklah tuan, kalau tuan butuh bantuan panggil saja kami,"
Dia adalah Josua menejer rumah sakit ini.
"Itu kan pak Ilham CEO terkenal dikota ini," suara-suara itu terdengar di telinga Ayana membuatnya terkejut.
haaah apa aku gak salah denger, ternyata mbak Marta istri dari seorang CEO Abuzarine group, kenapa aku gak sadar ya dari awal.
Ayana tidak bisa berkata apa-apa lagi begitu campur aduk perasaannya malu juga senang bisa menjadi bagian dari keluarga terhormat.
***
Sampai pada ruangan dokter Mira, dan proses pun berjalan dengan lancar,
"Baik, pak Bu, tidak semua proses bayi tabung langsung berhasil, banyak juga yang gagal lalu mencoba kembali. Semoga proses bayi tabungnya berhasil." dokter Mira menjelaskan dengan teliti apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan Ayana.
Ilham terus menatap gadis yang berbaring diatas ranjang, sebenarnya Ilham tidak mau melakukan ini karna resiko mengandung dan melahirkan itu sangat besar, apalagi yang menjalankannya seorang gadis yang belum pernah menikah pasti akan sangat sulit.
"Terima kasih dokter, kami pamit."
tugas baru bagi Marta sekarang menjaga Ayana yang mengharuskan dirinya bedrest, bahkan kuliahnya pun dia harus kerjakan lewat online.
"sama-sama, jangan lupa untuk di minum vitaminnya."
Sebelum pergi kerumah Marta, Ayana lebih dulu berpamitan kepada sang ibu, dia memastikan ibunya dalam kondisi baik, dan akhirnya mereka pulang bersama.