Cerita Novel Penjaga Kuil Naga.
Selamat Datang kepada Para Pembaca.. Kali ini saya menulis Cerita tentang seorang anak yang sangat Miskin, Kuliah disalah satu Universitas ternama dikota Gowe, Namun dia selalu diremehkan dan tidak dianggap oleh Mahasiswa lain anak-anak orang kaya. Pemuda Miskin dan kurus yang diperankan oleh Pemeran utama adalah Lemon. Ada banyak Wanita yang mengagumi Lemon keprinadiannya, karna dia memiliki kemampuan yang luar biasa.
Dewi merupakan salah satu pengagum Lemon, bahkan bukan hanya Dewi. Tiwi Song dan beberapa gadis cantik yang lain, mengagumi keprinadian Lemon.
Penasaran dengan Alur Ceritanya...??
Silahkan ikuti terus Ceritanya...!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Dusun 4 Sisarahili
Ibu Meti seketika berlinang Air Mata, mendengar kata-kata yang diutarakan oleh Lemon.
Ibu Meti memeluk erat Lemon sambil berkata "Makasih Nak, Ayah dan Ibumu ini tidak memiliki harta yang lain, hanya kamu satu-satunya milik kami didunia ini?".
Pak Yosa yang duduk disebelah Meja juga ikut sedih melihat Lemon berkomitmen bertekad ingin selalu menjaga mereka berdua.
Pak Yosa angkat bicara "Nak, kami tidak Punya Harta yang lain selain Rumah ini, dan sebidang tanah disamping Gereja RT 3 Dusun 4 Sisarahili, itu adalah milikmu sepenuhnya, tidak ada orang yang mengganggumu! Kamu harus Ingat, siapa tahu kami Meninggal dunia, kamu harus berjanji untuk tetap menjaganya, kamu jangan ada niatan untuk menjual rumah atau tanah itu!".
Selesai berpesan, Pak Yosa memandang arah Jendela sambil menyalakan sebatang Rokok Merek Pintu Gerbang.
"Baik Ayah, saya berjanji saya pasti akan menjaganya".
Lemon berkata dengan sungguh-sungguh.
Setelah semuanya selesai berkata, Lemon mengambil kantongan Plastik yang ada di sakunya, kemudian menyerahkannya kepada ibunya "Bu, Saya ada sedikit uang disini, ibu terimalah! uang ini sebagai biaya keperluan Ayah dan Ibu selama saya tidak ada".
Melihat anaknya mengeluarkan Uang yang begitu banyak, Pak Yosan dan Ibu Meti terkejut keheranan, "Nak.. Kamu dapat darimana uang sebanyak ini? Kamu kan lagi kuliah?" Ibu Meti bertanya dengan penasaran.
Menanggapi pertanyaan dari Ibunya, Lemon hanya bisa melebarkan senyumnya "Ayah, Ibu, Kalian tentunya tau sekarang saya bisa meracik Obat".
Lemon menceritakan awal pertemuannya dengan Keluarga Restu Chandra, sampai dia bisa mendapatkan Uang sebanyak ini. "Mungkin kalau saya terus terang kepada Ayah dan Ibu, pastinya kalian tidak bakalan percaya". Lemon menambahkan menjelaskan.
"Oh.. Ceritanya seperti itu" Pak Yosa dan Ibu Meti, hanya berkata Oh, setelah mendengar penjelasan dari Lemon.
"Kalau begitu, kamu harus menggunakan pengetahuanmu dalam hal yang baik, kamu harus membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan pengobatan" Pak Yosa berkata dengan rasa bahagia.
Setelah mengobrol dalam waktu lama, tak terasa waktu sudah tengah malam, akhirnya Pak Yosa dan Ibu Meti pergi kekamar untuk Istirahat.
Sedangkan Lemon hanya duduk bersilah diatas Ranjangnya, dia berkultivasi sepanjang malam, dia berkeinginan supaya Kekuatannya semakin bertambah, mencapai tahap Inedia.
Keesokan paginya Ayam Jantan bernyanyi menandakan Pagi sudah mulai menjemput matahari, Lemon membuka matanya, Kultivasinya malam ini tidak terlalu meningkat, mengingat Energi Spiritual didaerah ini tidaklah terlalu banyak.
Lemon berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri, setelah mengganti pakaiannya dia berjalan kearah Ruang Makan, disana Ayah dan Ibunya telah menunggunya, mereka sama-sama sarapan pagi karena hari ini Lemon pulang kembali ke Kota.
Selesai sarapan pagi Lemon mengeluarkan Handphonenya, kemudian dia melakukan panggilan. "Hallo Tuan, selamat pagi" terdengar suara diujung telepon, "Kenji, bisakah kamu menyuruh orang menjemput saya?" Lemon berkata dengan nada pelan.
Dia harus menjaga sikap, mengingat Kenji bukan bawahannya, tentu saja dia tidak boleh memerintahkan Kenji dengan sesuka hatinya.
"Bisa Tuan, silahkan Tuan kirim Alamatnya, nanti saya suruh orang menjemput tuan disana!".
Lemon langsung mengirim Lokasinya di WhattsApp Kenji, untuk segera dia dijemput.
Setelah dia merasa Jemputannya aman, Lemon langsung berbalik menghadap Ibunya dan berkata: "Bu.. Mungkin dalam waktu dekat, ketika saya sudah bisa mempunyai Rumah sendiri, saya mau menjemput kalian berdua, kita sama-sama tinggal dikota Gowe, Saya tidak khawatir kalau kalian tinggal disana".
Mendengar perkataan Lemon, hati ibunya merasa sangat bahagia bagaikan diterpa angin Pantai Kuta. Meti tersenyum dan berkata:
"Nak.. Utamakan dahulu Sekolahmu, ketika kamu sudah tamat kamu bisa cari pekerjaan sendiri, setelah itu cari gadis yang bisa menerima keadaan kita untuk kamu jadikan Istri".
Pak Yosa hanya bisa senyum sumringah dan menghela nafas dalam-dalam, ketika melihat Anaknya dan Meti berkhayal tinggi.
"Hei.. Sudahlah.. Kalian jangan terlalu banyak berkhayal lebih tinggi, nanti kalau khayalan kalian itu terjatuh, pasti sakit lo?" Pak Yosa menggelengkan kepalanya sambil menghembuskan Asap Rokok Pintu Gerbangnya.
Lemon dan Ibunya ketawa terbahak-bahak mendengar teguran dari Ayahnya. "Ayah ini ada-ada saja, Baiklah Bu.. Sebelum saya pergi ada baiknya saya periksa kembali penyakit ibu".
Tanpa berkata-kata lagi Ibu Meti langsung berbaring, dan Lemon mulai memeriksanya dengan Mengaktifkan Ilmu Buku Mata Dewa.
Lemon menyuntikkan sedikit Energi Spiritualnya kedalam Luka Ibu Meti, seketika Ibu Meti merasakan ada hawa yang berbeda dalam tubuhnya.
Merasakan Ibunya sudah sembuh total Lemon baru merasa Lega, "Ibu sudah sembuh total, tapi jangan lupa untuk terus Minum obat yang ada didalam Tungku, ibu harus meminumnya sampai habis!" Lemon berusaha mengingatkan Ibunya.
Waktu tidak terasa begitu cepat, Mobil jemputan Lemon sudah sampai dihalaman Rumahnya.
Selesai berpamitan kepada kedua orang tuanya, Lemon bergegas pergi kedalam Mobil, lalu pergi kembali ke Kota Gowe.
Pak Yosa dan Ibu Meti hanya berdiri mematung dihalaman rumah mereka, ketika perlahan-lahan Mobil yang membawa Lemon menghilang dari pandangan mereka.
"Ayo bu, kita Masuk" sambil merangkul Bu Meti, mereka berdua berjalan masuk kedalam rumah.
tp yg gratis.. dijakarta g ada susah nyarinya?
ko kalo naek ke langit terus kalo d tempat terbuka boleh lah kalo naek ke atas langit 😂😂😂
tanpa mengotori tanGAN mc
kadang2 author ini