Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Beberapa hari kemudian...
"Maafkan aku Khalisa, jika saja aku lebih berusaha untuk menunjukan padamu siapa Kenan yang sebenarnya. Pasti hal ini tidak akan pernah terjadi." ucap Angela sembari menggenggam tangan Khalisa dengan erat. Rasa bersalah memenuhi relung hati gadis cantik itu, kala melihat sang sahabat terbaring lesu di ranjang pasien. Dan parahnya lagi Angela tidak bisa berbuat apa-apa walaupun ia sudah pernah berada di masa depan.
Beberapa bulan terakhir ini hubungan persahabatan yang telah mereka jalin sejak lama, jadi renggang hanya karna seorang pria. Dan baru membaik saat Khalisa tertimpa kemalangan.
"Ini semua bukan salahmu Angela, akulah yang salah karna tidak mendengarkan ucapanmu dan lebih percaya pada pria brengsek seperti Kenan." Lirih Khalisa. Senyuman tipis mengembang di wajah yang masih nampak pucat itu.
"Tidak, akulah yang salah dalam hal ini. Harusnya aku tidak pernah meminta kembali ke masa lalu." sesal Angela. Jika saja Angela tidak pernah meminta untuk kembali ke masa lalu, pasti Kenan dan Khalisa tidak akan pernah berhubungan dan Khalisa akan baik-baik saja sekarang.
Plak!
Khalisa memukul lengan Angela dengan sangat pelan karna kondisinya masih sangat lemah. Bermaksud untuk menyadarkan sang sahabat dari khayalannya.
"Kau ini bicara apa sih? Kau pikir kau punya mesin waktu untuk kembali kemasa lalu?" Cicit Khalisa dengan nada meledek.
"Aku memang tidak memiliki mesin waktu, tapi setiap kata yang aku ucapkan akan menjadi kenyataan." beritahu Angela dengan nada meyakinkan.
"Aku pernah meminta untuk kembali ke masa lalu agar Kenan tidak meninggal, tapi pada kenyataannya Kenan tetap meninggal. Dan lebih parahnya lagi kau harus mengalami semua ini, sedangkan di masa depan yang pernah aku lalui, kau masih baik-baik saja." ucap Angela apa adanya.
"Hahaha...aku yang terkena musibah bertubi-tubi, tapi malah kau yang jadi stress." Tawa Khalisa pecah begitu saja, saat mendengar kata-kata Angela yang menurutnya tidak masuk akal.
"Aku tidak sedang bercanda Khalisa!" Geram Angela saat ucapannya dianggap bualan oleh sang sahabat.
"Kalau begitu buktikan! Coba katakan sesuatu, aku ingin lihat apa ucapanmu akan menjadi kenyataan." tuntut Khalisa.
"Maaf, kalau itu aku tidak bisa. Aku tidak boleh berkata sembarangan lagi. Aku tidak mau hal buruk terjadi pada orang lain lagi, apalagi padamu." balas Angela lirih.
Ucapan Angela tidaklah menjadikan keadaan jadi lebih baik, tapi sebaliknya. Cukup Mutia, Ratih, intan dan Kenan saja yang menanggung petaka atas ucapannya. Angela tidak mau hal buruk sampai terjadi pada orang lain lagi.
"Maafkan aku Angela. Aku tahu kau juga sangat menyukai Kenan, sepertinya aku kena karma karna aku telah berpacaran dengan pria yang juga disukai oleh sahabatku." lirih Khalisa dengan wajah sendunya. Mendengar ucapan Angela, Khalisa semakin yakin kalau sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja.
"Kau ini bicara apa Khalisa? Aku sudah tidak menyukai Kenan lagi setelah aku tahu sifat aslinya." Tepis Angela dengan lugas.
"Aku hanya prihatin melihat keadaanmu sekarang." lanjut gadis bermata biru itu lagi.
"Atau jangan-jangan yang terjadi pada Alina dan Mutia juga karna ulah Kenan." tiba-tiba saja Angela teringat pada hantu Alina yang meninggal karna nekat melakukan aborsi di toilet sekolah. Juga arwah Mutia yang punggungnya dalam keadaan berlubang saat tertangkap kamera oleh salah seorang teman sekolah mereka, ketika sedang berkunjung ke rumah duka saat Mutia meninggal.
"Kau ini bicara apa Angela?" Tanya Khalisa dengan dahi yang mengkerut. Ucapan Angela semakin tidak masuk akal bagi Khalisa.
"Angela, waktu berkunjung sudah habis nak. Khalisa butuh waktu untuk istirahat." peringati suara lembut seorang wanita. Belum sempat Angela menjawab pertanyaan Khalisa, tante Linda keburu datang.
"Baik tante." Walaupun Angela masih ingin menghabiskan banyak waktu dengan Khalisa, tapi Angela tetap mematuhi ucapan wanita paruh baya itu.
"Aku pamit ya, besok aku akan menjengukmu lagi." pamit Angela pada sang sahabat.
"Tidak ada hari esok Angela. Karna rencananya sore ini tante akan membawa Khalisa untuk melanjutkan perawatannya di rumah yang ada di luar negri. Dan kami akan menetap di sana selamanya." beritahu tante Linda dengan nada pilu.
Di kota ini nama baik keluarga mereka sudah tercoreng karna insiden ini. Jadi demi masa depan putri semata wayang mereka, rencananya Linda dan Wijaya akan memboyong sang putri untuk tinggal di luar negri.
"Kenapa mendadak sekali tante?" tanya Angela.
"Tidak mendadak sayang, kami sudah memikirkan hal ini sejak beberapa hari yang lalu." balas tante Linda diiringi dengan senyuman.
"Tapi tante..." Angela ingin bicara lagi, namun tante Linda keburu memotong ucapannya.
"Ini demi kebaikan Khalisa sayang, terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik untuk Khalisa selama ini." ucap tante Linda tulus dari dalam hati.
Sedangkan Khalisa dan Angela tak mampu berkata-kaya lagi, mereka berdua masih shock atas keputusan yang telah diambil oleh Linda dan Wijaya secara diam-diam.
Bersambung.