Sequel dari Novel The Prisoner of mafia
Quen adalah seorang penari erotis yang terkenal di klub malam New York. Dia hanya menawarkan jasa menari, namun banyak lelaki yang terpesona padanya. Di negara lain, dia adalah gadis keluarga konglomerat yang lari dari rumah untuk menghindari perjodohan, dirinya cantik, mulia dan susah didekati.
Pada malam yang penuh gairah, Mike terpikat oleh gadis berpoteng, mereka melewati satu malam bersama, namun pada besok paginya gadis itu sudah menghilang.
"Temukan gadis itu!" Mike dengan gila memerintah pada semua anak buahnya.
Namun tidak disangka, gadis itu sudah pulang ke negaranya dan sedang mengandung seorang anak...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Mike 2
Beberapa hari kemudian.
Jeff mengerutkan keningnya ketika ada seorang pria ingin bertemu dengannya.
“Siapa orang itu?” tanya Jeff kepada asistennya karena saat ini dirinya berada di kantor.
“Seorang pengusaha muda dari America, Tuan,” jawab asistennya seraya menundukkan setengah badannya lalu segera keluar dari ruangan bosnya.
Jeff segera beranjak dari duduknya sembari mengambil jasnya yang tersampir di sandaran kursi kebesarannya. Ia segera memakai jasnya itu, setelah penampilannya di rasa rapi dan perfect, ia segera keluar dari ruangannya menuju ruang tunggu yang letaknya tidak jauh dari ruangannya.
Sampai di ruang tunggu, ia di sambut oleh seorang pemuda tampan dan gagah dengan sangat ramah.
“Hallo, Mr. Smith. Nice to meet you,” ucap Mike tersenyum ramah.
“Hai, Nice to meet you too,” balas Jeff membalas keramahan pemuda tersebut, lalu mempersilahkannya duduk di sofa yang tersedia di sana.
Jeff masih penasaran dan bertanya-tanya tentang pemuda asing yang sekarang duduk di berseberangan dengannya itu.
“Mungkin Anda bingung dengan kehadiranku di sini, maka dari itu aku akan memperkenalkan diri kepada Anda. Aku adalah Mike Brown pengusaha dari New York dari perusahaan X. Kedatanganku ke sini ingin menawarkan kerja sama dengan perusahaan Anda,” jelas Mike dengan detail dan sangat lugas.
Jeff mengerutkan alisnya sesaat lalu menganggukkan kepalanya beberapa kali bertanda jika dia paham dengan maksud dan tujuan Mike ke sana, akan tetapi ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati Jeff.
“Apa yang membuat perusahaan besar Anda ingin bekerja sama dengan perusahaan kecil ini? Aku rasa Anda datang jauh-jauh ke sini tidak hanya untuk bekerja sama dengan perusahaan ini tapi ada hal yang lain,” ucap Jeff sembari tersenyum tipis, akan tetapi tatapan matanya begitu tajam mengarah kepada Mike.
“Wow! Ternyata Anda sangat cerdas sekali, Mr. Smith. Tentu aku mempunyai maksud dan tujuan lain, yaitu akan memberikan keuntungan yang banyak untuk perusahaan Anda. Tim-ku sudah menyeleksi banyak perusahaan di Indonesia, tapi hanya perusahaan Anda yang beruntung untuk bekerja sama dengan perusahaan kami!” tegas Mike tersenyum datar setelah menjelaskan semuanya.
“Benarkah itu?” tanya Jeff tidak percaya.
“Sure!” jawab Mike mantap dan sangat meyakinkan, seraya menyerahkan berkas kepada Jeff.
Jeff membaca berkas tersebut yang berisi tentang kontrak kerja sama dan keuntungan yang akan di dapatkannya. Ia membacanya dengan teliti, karena dia tidak ingin ada kesalahan sedikit pun. Setelah selesai, ia menutup berkas tersebut lalu menatap Mike yang juga tengah tersenyum menatapnya.
“Baik, aku setuju!” jawab Jeff pada akhirnya, karena keuntungan yang akan di dapatkannya sangat banyak.
“Oke, Anda bisa tandatangani berkas tersebut.” Mike menujuk menatap berkas yang masih di pegang oleh Jeff.
Jeff segera mengambil penanya yang tersemat di kantong kemejanya, lalu menandatangani berkas tersebut. Setelah selesai ia segera menyerahkan berkas itu kepada Mike.
“Thank you, very much.” Mike berkata sembari menerima berkas tersebut lalu menjabat tangan Jeff dengan tegas.
“Semoga kita bisa menjadi partner yang baik, Mr. Smith,” lanjut Mike ketika Jeff membalas jabatan tangannya.
*
*
“Sayang, kamu masih tidak mau mengatakan siapa pria itu? Semakin bertambahnya hari maka perutmu akan membesar. Dan keluarga besar kita akan tahu jika kamu hamil, termasuk kakek buyutmu, Xander Clark. Mommy tidak bisa membayangkan betapa murkanya beliau jika mengetahui hal ini,” ucap Safira kepada putrinya yang saat ini sedang duduk di depan televisi yang ada di dalam kamar Quen.
Quen terdiam saat mendengar ucapan ibunya. Ingatannya kembali pada kejadian beberapa hari yang lalu di mana ia bertemu dengan ayah bayinya. Quen tidak meminta pertanggung jawaban pria tersebut karena ia tidak ingin memasukkan pria itu ke dalam masalah. Pasalnya, ayahnya tidak akan mengampuni pria itu dan lebih parahnya lagi ayahnya bisa membunuh pria itu. Maka dari itu Quen tidak meminta pertanggung jawaban dari Mike.
Biar semua ini dia tanggung sendiri, lagi pula masalah ini terjadi karena kesalahannya juga ‘kan? Andai saja saat itu dia menolak sentuhan Mike dan tidak penasaran dengan rasa bercinta, pasti semua ini tidak akan terjadi.
“Mom, aku tidak tahu siapa pria itu,” jawab Quen pada akhirnya, dan ia terpaksa berbohong kepada ibunya.
“Apa kamu bilang?!” Safira terkejut mendengarnya.
“Mom, jujur saja jika aku pertama kali melakukannya dengannya, tapi aku tidak tahu siapa dia. Kami melakukan one night stand.” Quen memberikan penjelasan kepada ibunya.
“Oh My God!” Safira memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Rasanya kepalanya mendadak pusing dan bumi yang ia pijak berputar-putar hingga membuat kepalanya berat dan sangat pusing, hingga pada akhirnya ...
BRUK
“Mommy!” seru Quen.
****
Like ya like, jangan lupa❤
skrg rumah kecil d malang ukuran 80 aja harga nya udh 1.5 M .. apalagi rmah mewah .. sekelas jeff itu bkn 2M tp 200M
kalau d pik rumah rata2 20M ke atas lah 😅