Juara 2 YAAW 2024, kategori cinta manis.
Datang ke rumah sahabatnya malah membuat Jeni merasakan kekesalan yang luar biasa, karena ayah dari sahabatnya itu malah mengejar-ngejar dirinya dan meminta dirinya untuk menjadi istrinya.
"Menikahlah denganku, Jeni. Aku jamin kamu pasti akan bahagia."
"Idih! Nggak mau, Om. Jauh-jauh sana, aku masih suka yang muda!"
Akan seperti apa jadinya hubungan Jeni dan juga Josua?
Skuy pantengin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa ditutup mata akunya?
Josua pada awalnya merasa khawatir, karena putrinya tidak kunjung pulang. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, karena Juliette berkata jika wanita itu hanya akan pergi ke salon bersama dengan Jeni.
Josua juga merasa kesal karena setiap kali dia mencoba menghubungi nomor telepon Juliette dan juga Jeni, selalu saja panggilannya dimatikan.
Namun, setelah dia menelepon pengawalnya, ternyata Juliette dan juga Jeni tidak hanya pergi ke salon saja. Sore harinya mereka pergi ke mall, keduanya berbelanja barang-barang yang mereka suka. Lalu, setelah itu keduanya pergi makan malam di sebuah Resto.
"Pantas saja pengeluarannya sangat banyak, ternyata ini yang mereka lakukan seharian." Josua tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, pria itu kini sedang menatap laporan yang masuk.
Namun, tetap saja kini dia merasa khawatir karena kedua wanita yang dia sayangi itu belum kembali ke kediamannya. Kembali pria itu menelpon pengawalnya.
"Nona Juli tidak mau pulang, Tuan. Katanya mau menginap di rumah nona Jeni."
Itulah yang dikatakan oleh pengawalnya, Josua langsung menghela napas berat. Dia merasa jika putrinya itu ingin membalas dendam kepada dirinya.
Sepertinya putrinya itu ingin menguasai calon istrinya, agar Josua tidak terlalu sering berduaan bersama dengan Jeni. Josua sangat sadar jika putrinya itu ternyata benar-benar wanita yang pencemburu.
"Haish! Dia itu tega sekali," ujar Josua.
Walaupun dia merasa kesal karena tidak bisa berduaan dengan calon istrinya tersebut, tetapi dia juga merasa senang karena calon istrinya itu kini sedang bersama dengan putri cantiknya.
"Besok kalau dia berangkat kuliah, aku bisa menemui Jeni." Josua tersenyum dengan lebar setelah mengatakan hal itu.
Lalu, pria itu memutuskan untuk pergi ke dalam kamarnya. Dia memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya, berbeda dengan Jeni dan juga Juliette. Keduanya kini sedang menonton serial drama Korea yang sedang populer.
"Uuh! Cowoknya ganteng banget, so sweet lagi." Juliette tersenyum-senyum kala melihat pria yang ada di dalam serial drama itu sedang memeluk wanitanya.
"He'em, perlakuan prianya manis banget ya," timpal Jeni.
Jika melihat akan hal itu, Jeni jadi teringat akan Josua. Pria batang itu benar-benar selalu memperlakukan dirinya dengan manis, tentu saja hal itu membuat hati Jeni luluh.
Tidak lama kemudian sang pria mengurai pelukannya, pria itu mulai menunduk dan menangkup kedua pipi wanitanya. Jeni paham jika itu artinya pria tersebut akan mencium bibir wanitanya.
Karena dulu juga Josua pernah melakukan hal itu kepada dirinya, dengan cepat Jeni menutup mata Juliette. Karena dia tidak ingin kalau Juliette melihat adegan ciuman tersebut, tentu saja hal itu membuat Juliette marah kepada Jeni.
"Mommy!" teriak Juliette
Jeni tersenyum canggung karena seharian ini Juliette memanggil dirinya dengan sebutan mommy, tapi di dalam hatinya dia juga merasa bahagia. Karena artinya Juliette begitu menyukai dirinya.
"Kenapa ditutup mata akunya?" tanya Juliette dengan kesal.
Jeni sadar memang tidak ada yang salah jika Juliette menonton adegan ciuman pada serial drama, karena pada kenyataannya umur mereka memang sudah menginjak dua puluh tahun.
Namun, entah kenapa kini jiwa keibuannya seolah meronta-ronta. Dia ingin melindungi Juliette, dia seolah tidak mau kalau nantinya Juliette akan membayangkan hal yang tidak tidak setelah menonton adegan ciuman tersebut.
"Juli, sebaiknya kita tidur saja. Karena film ini sepertinya tidak sesuai dengan umur kamu," ujar Jeni.
"Eh? Kok ngomongnya gitu? Kita ini seumuran loh, kalau kamu boleh nonton, itu artinya aku juga boleh nonton."
"Walaupun kita seumuran, tetapi masalahnya aku udah mau nikah. Jadi, rasanya nggak masalah sih kalau nonton film kaya gini. Tapi, kamu itu masih mau lanjut kuliah. Ngga pantes loh nonton film kaya gini," jelas Jeni.
"Iih! Mom ngga asik, mentang-mentang mau nikah sama dad, jadinya sok ngatur-ngatur. Emang salah apa, kalau aku nonton adegan ciuman kaya gitu? Aku kan' pengen tau gimana caranya orang ciuman," ujar Juliette.
"Astaga! Jangan dong, Juli. Nanti kalau udah nikah juga kamu tahu sendiri caranya seperti apa dan kamu juga pasti tahu rasanya seperti apa. Ayo kita tidur aja," ajak Jeni.
Jeni dengan cepat mematikan televisi-nya, lalu dia mengajak Juliette untuk masuk ke dalam kamarnya. Lebih baik dia mengajak Juliette untuk masuk ke dalam kamar, agar mereka bisa beristirahat.
"Mommy nggak asik," ujar Juliette seraya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Lalu, wanita itu memiringkan tubuhnya agar bisa membelakangi Jeni. Jeni menghela napas berat, lalu dia duduk di tepian tempat tidur dan mengelus-elus punggung Juliette.