Ni Komang Ratri, yang akrab disapa Komang itu begitu terpuruk saat penginapannya hampir bangkrut, bahkan nyaris ia kehilangan penginapan yang juga tempat tinggalnya itu.
Namun tanpa diduga Edgar Marvelo yang saat itu menjadi tamu tak terduga di penginapannya itu tertarik pada kecantikan Komang, taipan bisnis kaya raya itu bahkan berjanji akan melunasi semua hutangnya, jika ia mau menjadi wanita pendamping bagi Edgar selama sebulan di Yach.
Akankah Komang mampu menghindar dari pesona Edgar yang dikenal sebagai Casanova itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dita feryza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#13 Menikmati Perawatan Salon Mewah
Hari berikutnya Komang mulai menjalani perannya sebagai wanita pendamping, Roger memberinya sebuah berkas yang harus Komang pelajari, dalam berkas itu tak lebih dari beberapa aturan-aturan dan kiat-kiat bagaimana menjadi seorang pendamping yang baik, serta apa saja yang harus Komang lakukan selama mendampingi Edgar.
Pertama-tama Komang harus bertahan dari kunjungan menggelisahkan pengacara necis yang membawa dokumen sepuluh halaman yang disebut sebagai 'kontrak kerja' dan menggambarkan dengan detail apa yang di harapkan Edgar darinya.
Dalam dokumen itu tertulis bahwa Komang harus memberikan penampilan yang sempurna, ramah dan selalu siap menyenangkan Edgar serta para tamu dalam perannya sebagai pendamping atau penyambut tamu.
Harus selalu tepat waktu, tidak menggunakan alkohol secara berlebihan dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang dalam bentuk apapun. Sebagai imbalan atas kesuksesan memenuhi harapan itu selama satu bulan maka Rumah Komang akan kembali menjadi hak milik bagi Komang.
Sepanjang yang Komang baca dari semua berkas itu, ia sama sekali tak merasa keberatan, sebagai pendamping si penguasa Perancis itu Komang anggap tak lebih dari seorang asisten berkedok pendamping, dan dengan hati ringan ia menandatangani kontrak kerja itu.
"Nona Komang, kita ada janji dengan Kamaloka Salon, kuharap kita bisa secepatnya untuk pergi." ujar Katrin, wajahnya terlihat sedikit ramah kali ini namun ia tak bisa menyembunyikan sorot matanya yang terlihat dingin pada Komang.
"Baiklah, terimakasih." ujar Komang yang masih merasa canggung pada asisten pribadi Edgar itu.
Rekomendasi untuk berdandan kali ini membuat Komang sedikit ngeri, tapi setelah memikirkannya, Komang lupa kapan terakhir kalinya ia memoles bedak di wajahnya, dan karena ia harus menghadiri rapat penting maka ia harus berpenampilan menarik.
Komang pergi dengan naik sebuah mobil Alphard bersama Katrin dan juga seorang sopir. Sepanjang perjalanan hanya hening yang Komang rasakan, Katrin juga tak mengajak Komang ngobrol. Sejauh ini Katrin masih memperlihatkan wajah judesnya.
Komang memilih tak menghiraukan wanita bule itu, mungkin lebih baik jika mereka tidak akrab. Komang akhirnya menyandarkan kepalanya pada jok mobil mewah itu, merasakan nikmatnya berkendara ala orang kaya.
Sampai di sebuah salon mewah di daerah Denpasar itu membuat Komang tak henti-hentinya mengusap wajahnya dengan kasar, ia masih tak percaya bisa datang ke tempat ekslusif ini dan bahkan ia akan melakukan sesi perawatan di salon ini.
"Selamat siang Nona Katrin, saya Ayu, manager di salon ini." ucap manager salon bernama Ayu itu begitu ramah.
"Hai Ayu, tolong berikan sesi perawatan terbaik di salon ini untuk nona Komang." ujar Katrin. "Oh yeah, one more thing...." kemudian Katrin terlihat sedang bercakap menggunakan bahasa inggris yang Komang tak paham.
Komang tak menghiraukan percakapan mereka, ia memilih melihat-lihat beberapa orang yang sedang melakukan perawatan rambut disana, Komang benar-benar menikmati perannya kali ini, dan membayangkan penampilannya nanti.
Komang mengambil sebuah majalah di rak buku di sudut ruangan salon itu, di majalah itu terdapat foto-foto model yang cantik dan sexy, hal itu membuat Komang berpikir, apa yang dilihat Edgar dari dirinya, karena spekulasi nya sangat jauh dari seorang model yang ada dalam majalah itu.
"Nona Komang." manager Ayu tiba-tiba sudah berada di dekat Komang yang tengah asik membaca sebuah majalah kecantikan itu.
"Mari saya antar Anda ke spa suite pribadi. Anda akan dimanjakan dengan perawatan tubuh eksklusif yang menggunakan bahan-bahan alami terbaik di salon ini." ujarnya dengan ramah.
"Oh iya, terimakasih." ucap Komang lalu membuntuti manager Ayu menuju kesebuah ruangan mewah.
Ruangan yang benar-benar mewah dan tak pernah Komang bayangkan sebelumnya, Komang benar-benar menikmati tubuhnya ketika di pijat oleh seorang wanita cantik dengan papan nama 'Sekar' itu. Saking enaknya membuat Komang sangat rileks bahkan menjadi kantuk dan hampir tertidur.
"Nona spa nya sudah selesai." ucap Sekar dengan sopan.
"Oh, maaf ya aku hampir saja tertidur." ujar Komang nampak malu.
"Tidak apa-apa nona, sepertinya anda sangat menikmati."
"Tentu, kau membuat sirkulasi darahku benar-benar lancar."
Mendengar ucapan Komang, terapis spa itu tersenyum bangga.
Sesi selanjutnya adalah perawatan kuku, selama ini Komang tak pernah melakukan treatment apapun pada kukunya, mungkin ia hanya akan memotong kukunya itu ketika sudah panjang.
Kini Komang merasakan sensasi berbeda dari treatment kuku yang biasa disebut manicure dan pedicure, dari pemotongan kuku dan pengkiran kuku, ia begitu menikmati sensasi ketika tangannya dipijit lembut oleh pekerja salon itu.
"Nona, rambut anda sangat bagus, lurus dan lembut, apakah nona ingin mengubah gaya rambut nona?" tanya pegawai salon itu saat tengah menyisir rambut Komang yang baru selesai di creambath.
"Sejauh ini, aku masih menyukai gaya rambutku, jadi aku tak ingin mengubahnya." jelas Komang.
"ehem..! Komang sebaiknya kau potong rambutmu itu." tiba-tiba Katrin yang tengah melakukan pencatokan rambut disebelah Komang ikut berbicara.
"Maksudmu, dipotong bagaimana?" tanya Komang, tak mengerti dengan ucapan Katrin.
"Dipotong pendek, bos tidak suka dengan wanita berambut panjang apalagi berwarna hitam, kau harus mengecat rambutmu dengan warna ungu atau hijau." ucapan Katrin benar-benar membuat Komang ngeri mendengarnya.
"Apa? Tidak mungkin aku melakukan itu," tukas Komang.
"Kau ingin terlihat menarik didepan bos atau tidak?"
"Aku tak peduli, yang jelas aku tak akan memotong rambutku apalagi mengecatnya, dan aku berhak atas rambutku sendiri." ucap Komang begitu tegas.
Mendengar ucapan Komang membuat Katrin terdiam dan terlihat sebal sendiri karena ia tak berhasil membuat Komang menuruti apa yang dia ucapkan.
Akhirnya drama rambut selesai, Komang masih mempertahankan rambut panjangnya yang indah itu, dan sekarang wajahnya tengah dipoles dengan lapisan bedak hingga Komang melihat wajahnya seperti sedang memakai topeng.
Make-up yang pegawai salon itu terapkan di wajah Komang benar-benar terlalu berwarna, bahkan ketika Komang menatap wajahnya sendiri di depan cermin membuat ia menjadi insecure sendiri.
Namun Komang masih berpikir positif, mungkin karena ia selama ini tak pernah berdandan jadi ia merasa agak aneh dengan wajahnya itu, jika hanya make-up yang tak sesuai itu lebih baik daripada membayangkan rambutnya harus dipotong pendek dan diwarna hijau.
"Nona Komang, mari ikut saya untuk mengganti pakaian anda." ucap manager Ayu dengan ramah.
Komang menurut saja ketika manager Ayu mengajaknya ke sebuah ruangan baju yang didalamnya terdapat berbagai baju. Namun Komang begitu terbelalak ketika melihat model baju yang ada disana.
"Silahkan nona pilih saja model baju yang nona suka." ujar manager Ayu.
"Apa tidak ada model lain selain yang ada disini?" tanya Komang.
"Ini adalah baju yang sesuai, anda harus memilih salah satu, nona." ucap manager Ayu yang lantas ia mengambil salah satu baju mini berwarna hitam.
"Dicoba, nona." manager Ayu memberikan baju itu pada Komang.
"Aku tak bisa memakainya, ini terlalu terbuka, apakah ada yang lain yang lebih tertutup dari ini?"
"Ada." kemudian manager Ayu mengambil satu buah baju berwarna merah cerah.
"Hanya ini, nona."
Sejujurnya Komang tidak sreg dengan warnanya yang terlalu norak, tapi ini lebih baik dari baju-baju lain yang sangat terbuka, dan ia berpikir mungkin Edgar memang menyukai penampilan yang seperti ini.
"Baiklah." akhirnya Komang menyetujui untuk memakai baju itu.
Setelah selesai Komang berjalan keluar dari salon dengan perasaan yang sangat minder, mungkin karena ia tak terbiasa dengan tampilan barunya ini.
"Ada apa?" tanya Katrin yang menyadari ketidak nyamanan Komang saat ini.
"Aku tidak terbiasa dengan pakaian ini, serta dandanan ini aku merasa terlalu berlebihan." ujar Komang begitu jujur mengatakannya pada Katrin.
"Kau sangat cantik, dan penampilanmu sangat sempurna, aku yakin bos sangat menyukai dandanan mu." Katrin nampak tersenyum hangat pada Komang, bahkan begitu ramah, beda dari saat mereka hendak pergi ke salon tadi.
"Oh, terimakasih." ucap Komang tulus.
Perasaan Komang sedikit tenang mendengarnya walau ia masih merasa insecure, dan ia berharap kali ini Edgar menyukainya.
Bersambung.......