Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara ketiduran di apartemen
Setelah Adrian pulang Faiz bukannya pulang dia malah rebahan di tempat tidur dan membuatnya tertidur mungkin karena Faiz terlalu capek karena dia hari ini dia tidur di kursi yang sempit.
Faiz saking nyenyak nya dia tidak mendengar suara panggilan ponselnya yang berapa kali berdering. Namun saat tengah malam Davin terbangun dan dia kaget karena dia ketiduran di apartemen.
"Jam berapa ini? " gumamnya lalu melihat jam tangannya dan dia kaget saat jam sudah tengah malam.
Faiz langsung mengambil ponselnya dan dia kaget saat mendapati banyak panggilan dan bahkan pesan masuk dari Naira.
Faiz pon langsung menghubungi Naira dan memberitahunya jika dirinya ketiduran dia apartemen. Faiz pun melanjutkan tidurnya karena gak mungkin dia pulang di jam segini apa lagi gak ada mobil.
Paginya Adrian menjemput Faiz ke apartemen setelah dia hubungi sang bos.
"Lo kenapa bisa tidur disini sih? " tanya Adrian setelah masuk lalu menyerahkan pesanan Faiz yaitu sarapan pagi.
"Gue kecapean kali makanya saat nempel kasur aku langsung tidur" balas Faiz.
Adrian tersenyum lalu berkata "emang tiap malam berapa ronde? " tanya nya dan langsung dapat tatapan tajam dari Faiz.
"Bercanda gue" ujar Adrian dan Faiz dia langsung memakan sarapannya.
"Anak lo gimana? " tanya Faiz di sela makannya.
"Udah mendingan karena semalam langsung gue bawa ke dokter" jawab Adrian.
"Ya bagus kalau gitu" ujar Faiz.
Mereka berdua pun pergi ke kantor, namun saat baru sampai ruangan Faiz melihat sang papa sudah duduk manis di ruangannya.
"Pa" panggil Faiz, sedangkan Adrian dia langsung ke luar lagi setelah melihat raut wajah Big bos.
"Ada apa pa? " tanya Faiz setelah duduk di hadapan sang papa.
"Kenapa semalam gak pulang? " tanya sang papa.
"Kemarin Faiz ke apartemen pa buat bersihin apartemen karena aku dan Naira sudah sepakat untuk tidak tinggal di rumah kalian agar kami... " ucapannya langsung di potong oleh Kian sang papa yang tau jalan pikiran sang anak.
"Biar kalian bisa pisah tidur dan bebas melakukan apa saja yang menurut kalian privasi gitu? "
"Pa, bisa gak dengerin aku dulu? " tanya Faiz.
Sang papa hanya membuang Nafas kasar dan memberi isyarat agar Faiz bicara lagi.
"Mungkin itu tujuan ku, aku cuman ingin memberi ke bebaskan pada Naira, aku gak mau jika di merasa tertekan dengan harus menjalani jadi istri pria yang tidak dia cintai, mungkin aku akan berusaha agar Naira bisa benar-benar kembali suka sama aku" penjelasan Faiz.
"Lalu perasaan kamu? " tanya sang papa.
"Aku sayang sama dia pak, makanya saat papa menyuruh aku untuk menikahi Naira aku senang namun aku gak bisa egois pa, aku harus mikirin perasaan Naira" jawab Faiz.
"Baik lah kalau gitu, papa cuman minta sama kamu jangan pernah berpikiran untuk mengakhiri pernikahan ini" pesan sang papa lalu berdiri dan hendak pergi namun dia berkata lagi.
"Coba kamu bicara dengan Naira apa yang Naira mau tentang pernikahan ini karena dulu papa juga dengan mama mu seperti itu" sambil menepuk pundak Faiz lalu pergi meninggalkan Faiz yang termenung.
Faiz mengusap wajahnya karena dia merasa bersalah semalam dia tidak memberitahu Naira gara-gara ketiduran. Faiz pun membuka ponselnya dan tidak ada pesan balasan dari walau pesannya sudah di baca. Faiz pun akhirnya mulai bekerja dan tak lama Adrian masuk dan duduk di hadapannya.
"Big bos marah? " tanya Adrian.
"Ya begitu lah" jawab Faiz sambil menjatuhkan punggungnya di sandaran kursi.
"Oya jangan lupa tar kita makan bersama CEO grup Jaya"adrian mengingatkan.
" Lo kabari saja"balas Faiz.
Jam makan siang pun tiba, Faiz dan Adrian pergi menuju restoran yang sudah di sepakati dan saat mereka sampai dan langsung masuk Faiz kaget saat melihat pak Andri datang bersama anaknya yaitu Monica yang merupakan mantan pacar Faiz.
"Hai, apa kabar? " tanya Monica sambil mengulurkan tangannya dan tak lupa senyum manisnya.
Adrian terpaksa menjabat tangannya dan tersenyum pada Monica karena menghargai pak Andri papa dari Monica. Adrian dan Faiz duduk lalu langsung membahas pekerjaan karena Faiz merasa tak nyaman dengan tatapan Monica yang seperti ingin melahap nya.
Faiz mengangkat tangannya menunjukan cincin yang melingkar di jari untuk memberi kode pada Monica jika dirinya sudah menikah dan raut wajah Monica langsung di tekuk.
"Nah bagaimana pak Faiz sudah cocok kah dengan kontraknya? " tanya pak Andri.
"Sudah pak, saya akan tanda tangan" jawab Faiz lalu menandatangani kontrak tersebut.
"Maaf Pak kalau boleh tanya, bapak beneran sudah menikah? " tanya Pak Andri.
"Benar pak sudah" jawab Faiz.
"Loh pak Andri memang gak datang ke pernikahan pak Faiz? " tanya Adrian.
"Enggak pak, karena waktu itu saya sedang du luar kota" jawab pak Andri.
"Oh, sayang banget ya bapak gak tau padahal jadi pembicaraan semua orang" ujar Adrian sengaja agar Monica semakin kesal.
"Maaf banget ya pak saya tidak tahu. Tadinya sama mau kenalkan bapak dengan anak saya Monica" ujar pak Adri.
"Gak usah di kenalin pak, kami sudah kenal kok" balas Adrian.
"Serius kalian sudah kenal? " tanya pak Andri sok-sokan tidak tahu.
"Maaf pak jika sudah selesai kami permisi" ucap Faiz yang gak mau lebih lama berada di tempat itu.
Pak Andri pun berdiri lalu bersalaman dengan Faiz tapi pada Monica dia tidak dan langsung pergi begitu saja.
Mereka saat i i sedang dalam perjalanan untuk kembali ke kantor dan Adrian dia tertawa dengan puas jika ingat kejadian di restoran tadi.
"Jujur deh gue pengen ketawa saat melihat Monica kaget melihat cincin di jari lo" ujar Adrian.
"Sengaja gue dari tadi liatin gue mulu. Gak ada kapok-kapoknya tuh cewek ngejar gue" balas Faiz.
"Dia gak akan menyerah begitu saja. Sekuat cara pasti akan di lakukan" balas Adrian.
"Betul banget".
Sampainya di kantor lagi-lagi Faiz melihat sang mama dan adiknya berada di ruangannya.
" Kalian ngapain kesini? "tanya Faiz saat masuk.
Sang mama berdiri lalu menampar Faiz membuat Dira dan Adrian kaget dan saling pandang.
" Ma"ucap Faiz sambil mengusap pipinya yang sakit.
"Mama gak setuju kamu tinggal di apartemen" ucap sang mama langsung duduk.
"Ma, tolong hargai keputusan Faiz. Faiz cuman ingin merasa bebas untuk bersikap pada Naira. Faiz gak mau jika harus bersandiwara terus di depan kalian seolah-olah kami bahagia dan menerima pernikahan ini" penjelasan Faiz.
"Kenapa harus sandiwara? " tanya sang mama.
"Apa mama gak perhatikan Naura jika dia merasa tertekan dengan semua ini" jawab Faiz.
Sang mama diam memikirkan ucapan Faiz.
"Faiz janji gak akan ada perpisahan dalam pernikahan ini. Faiz cuman butuh waktu buat Naira tau jika Faiz mencintainya ma" ucap Faiz.
Sang mama lalu memeluk Faiz.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut