Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
frustasi
Dunia Dios menggunakan sistem kalender Siklus perulangan cahaya bintang fajar atau bisa disebut matahari bagi Ashkar yang sudah terbiasa akan hal itu.
Dimana mereka tidak menghitung berdasar tujuh hari untuk satu Minggu atau tiga puluh hari untuk satu bulan, melainkan memahami perubahan arah dari siklus bintang fajar yang berlangsung selama 120 hari.
Terdapat empat periode siklus dalam satu tahun, dan setiap satu periode perubahan bintang fajar, ditandai oleh pergeseran lokasi bintang fajar yang terbagi dalam empat arah berbeda.
Arah bintang fajar dari timur menuju selatan adalah musim beku.
Arah bintang fajar dari selatan menuju barat adalah musim semi.
Arah bintang fajar dari barat menuju Utara adalah musim hujan.
Arah bintang fajar dari utara menuju timur adalah musim kemarau.
Hampir tidak ada yang berbeda dari perubahan musim di bumi, kehadiran Ashkar di dunia Dios pun berada di tahun 1447 kalender Kuda besi, pertengahan musim hujan dan akan berakhir untuk 30 hari kedepan.
Lima hari berlalu setelah Ashkar menjadi bagian dalam kehidupan bermasyarakat desa Ers han.
Aktivitas Ashkar berjalan sebagaimana mestinya, bekerja, makan dan tidur. Dia pula selalu menaati peraturan, bersikap ramah, rendah hati, berbuat baik kepada iblis lain dan tidak sombong, meski memiliki berkah dari ketujuh dewa jahat.
Di dalam pekerjaan pun Ashkar mengayunkan kapak di tangan sepenuh hati, mengingat bahwa masa lalunya sebagai pengangguran, membuat Ashkar tahu bagaimana hidup tanpa memiliki penghasilan.
Orang-orang disana akan menilai orang lain dari apa yang bisa dimanfaatkan, sehingga pandangan mereka terhadap para pengangguran, tentu tidak lebih seperti barang tidak berguna dan merusak pemandangan.
Meski saat itu, Ashkar menjadi pengangguran bukan karena keinginan pribadi, melainkan dia tidak pernah beruntung dalam mencari pekerjaan. Sehingga Ashkar ingin melakukan semua pekerjaan dengan baik di kehidupan barunya.
"Ash, apa kau tahu tentang Rea ?." Ucap Ron menanyakan sebuah nama yang tentu saja menarik perhatian Ashkar.
"Aku tidak mengatakan bahwa kami mengenal baik satu sama lain, tapi kau bisa beranggapan jika aku pernah satu ruangan dengannya."
Terkejut Ron untuk apa yang dia pikirkan..."Satu ruangan ?, Apa maksudnya itu ?."
"Tenanglah, kau berpikir terlalu banyak, kami hanya kebetulan berada di tempat yang sama ketika penilaian bakat." Perjelas Ashkar.
"Oh Begitu..." Ron sedikit lebih tenang.
Ashkar tidak menyangka jika Ron menanyakan nama Rea kepadanya, tapi dibalik itu, semua memang wajar saat berhubungan dengan sosok Rea yang memiliki kecantikan luar biasa.
Entah iblis muda atau pun tua, yang masih perjaka atau duda anak dua, iblis sangean atau pun iblis impoten, mereka tidak mungkin melewatkan sosok Rea di desa Ers han.
"Kenapa kau menanyakan tentang Rea ?." Kini giliran Ashkar bertanya.
"Bukan hal penting, aku hanya mendengar kabar, jika tuan muda Hoza sesekali berkunjung di kediaman Rea..."
"Apa !!!." Jawaban Ron itu seperti petir yang menyambar di atas kepala Ashkar.
Tangan Ashkar yang sebelumnya mengayunkan kapak begitu santai dan konsisten, kini kapak ditangan pun menghantam keras batang pohon besi hingga tersangkut.
Ashkar segera saja berjalan di hadapan Ron dengan ekspresi wajah penuh emosi. "Kenapa dia mengunjungi Rea ?."
Melihat mata Ashkar yang menatapnya tajam, Ron tampak takut karena dia tahu seberapa kuat Ashkar jika khilaf dan memukulnya tanpa sengaja.
"Aku tidak tahu pasti soal itu, tapi bukan hal aneh bagi betina secantik Rea tidak mendapat perhatian khusus dari Hoza." Ron coba menjelaskan dengan gemetar.
Ragu-ragu Ashkar untuk bertanya..."Apa itu sama artinya dia juga tertarik ?."
"Kau bisa menganggapnya begitu." Jelas tanggapan dari Ron.
Sebagai salah satu anak dari kepala desa Ers han, Hoza memang cukup terkenal dikalangan para betina seantero desa. Kendati demikian, berkah dari dewa jahat dan bakat alami yang dia miliki menjadi alasan utama bagi betina-betina itu ingin menjadi pasangan Hoza.
Sepak terjangnya sebagai pelaku perselingkuhan terhadap istri-istri iblis lain pun cukup terkenal, tapi ini adalah dunia Dios, dimana perselingkuhan karena kalah saing soal kekuatan, sudah menjadi hal wajar.
Tapi mendengar tentang ketertarikan Hoza terhadap Rea, jelas membuat Ashkar kesal sekaligus bingung. Dia tidak memiliki kesempatan menang untuk mendapatkan Rea sekarang, bahkan jika Ashkar menunjukkan diri sebagai utusan ketujuh dewa jahat, itu hanya dianggap lelucon oleh siapa pun.
"Kau tidak perlu murung, Ash, itu barulah kabar burung, jadi bisa saja semua tidak benar terjadi."
"Aku harap juga begitu." Ashkar pun kembali melanjutkan pekerjaannya dengan tatapan mata kosong.
Lonceng tanda akhir dari jam kerja pun sudah di bunyikan oleh mandor Sao. Langit abu-abu pun sesaat lagi akan berganti malam.
Iblis lain sudah berkemas untuk pergi dan pulang ke rumah mereka masing-masing kecuali Ashkar yang masih mengayunkan kapak.
"Hei kalian, segeralah pulang sebelum malam." Teriak mandor Sao dari kejauhan.
"Baik tuan...." Saut Ron.
Ron yang melihat betapa frustasinya Ashkar setelah mendengar kabar tentang kedekatan Hoza dengan Rea merasa kasian dan juga bingung.
Ashkar terus menerus mengayunkan kapak seakan menjadi sarana atas pelampiasan rasa kesalnya hingga lupa waktu dan lupa diri.
"Sudah waktunya untuk pulang, Ash. jika kita terlambat maka tempat ini akan dipenuhi oleh binatang buas ." Ucap Ron penuh rasa khawatir.
Sedangkan Ashkar hanya diam tanpa memberi jawaban.
Ron tentu merasa bersalah karena menceritakan kabar tentang Rea sebelumnya, dia pun khawatir meninggalkan Ashkar sendirian karena saat malam datang, para binatang buas berkeliaran di sekitar tempat mereka.
Hendak Ron membawa Ashkar pergi dengan paksa, semak-semak di sekitar bergerak secara aneh, dan terdengar pula gonggongan an*Jing dari kejauhan.
Satu tamparan keras ke wajah Ashkar.
"Sadarlah kau bodoh..." keras suara Ron.
"Apa yang kau lakukan, singkirkan wajahmu dariku." Ashkar merasa kesal atas sikapnya.
"Kita dalam masalah, kita harus pergi sekarang." ucap Ron dengan wajahnya yang pucat.
Ashkar barulah tersadar dan melihat kegelisahan Ron bukan tanpa alasan, insting iblis nya sudah bisa merasakan kehadiran dari beberapa bintang buas yang bergerak menuju ke arah mereka.
Namun sayangnya, langkah mereka sedikit terlambat sebelum pergi, an*jing- an jing hutan sudah mengejar dan berlarian keluar hutan dalam jumlah cukup banyak.
Lima belas ekor, tiga kali lipat dari pertemuan Ashkar sebelumnya dan lagi, muncul An Jing lain yang berukuran lebih besar, dimana bisa dipastikan bahwa satu itu adalah kepala geng binatang buas An jing hutan di wilayah ini.
Rasa bersalah pun muncul karena sibuk memikirkan tentang Rea, sedangkan Ron harus ikut kedalam masalah yang mengharuskan mereka berdua untuk bertahan hidup sekarang.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...