Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Bisa Di Selamat kan
Davin melangkah keluar dari unit apartemen menuju ke mobil nya dengan langkah panjang.tubuh Mala terasa ringan dalam gendongannya.itu karena Mala yang susah makan dan sering muntah.
Davin tanpa meminta bantuan kepada siapapun,dia membawa sendiri Mala masuk ke dalam mobil nya.ia mengendarai mobil dengan kencang.sama seperti hal nya dengan keadaan Mala yang sangat memprihatinkan.
Rumah sakit terdekat adalah tujuan nya saat ini,anak buah Al tetap mengikuti Davin dari belakang.salah satu di antara nya sedang berkomunikasi dengan Al.melaporkan semua yang telah mereka lihat dengan mata kepala sendiri tanpa di lebih-lebih kan.
" Siapapun itu, cepat tolong istri Saya."Davin berlari mencari bantuan, menghadang setiap tenaga medis yang melintas di depan nya.
Melihat kondisi pasien yang sudah pingsan dengan pakaian yang sudah basah oleh darah.tiga orang perawat dengan cepat membawa Mala masuk ke ruang IGD.
" Pasien akan segera di tangani,Bapak harus mengurus administrasi nya terlebih dahulu."ujar salah satu perawat kepada Davin.
Davin yang sedang cemas dengan kondisi istri nya langsung membentak perawat itu,bahkan rumah sakit ini pun sanggup dia beli,nyawa istri nya harus segera di tolong apalagi istri nya sedang berbadan dua.
" Bapak harus mengikuti peraturan yang berlaku di rumah sakit ini." seorang dokter muda masuk menengahi perdebatan sengit ini.
" Lebih dari peraturan, rumah sakit ini pun bisa Aku buat tutup sekarang juga.jadi laksanakan saja tugas kalian dengan baik . agar tetap bisa bekerja di sini." sinis Davin kepada dokter muda itu,dia sedang sibuk memikirkan istri nya malah di todong masalah uang.haruskah dia melempar black card milik nya ke depan wajah wanita muda ini.
" Sekali lagi jangan membuat kegaduhan di sini..." wanita ini seperti nya masih belum mengenal siapa sebenarnya orang yang sedang dia ajak berdebat.Davin tersenyum miring dengan aura yang sangat menakutkan.
" Nama saya Davin Alvarendra Darwis.pewaris D.E grup yang sudah mendunia dan tak terkalahkan." Davin sengaja menyebut nama nya dengan begitu angkuh.
Seperti tebakan Davin,wajah dokter muda ini langsung pucat basi begitu juga dengan perawat yang sempat menentang Davin.mungkin karena sibuk bekerja membuat mereka sampai tidak mengenali Davin.selain itu wajah Davin memang jarang muncul di layar televisi seperti Papa nya, Davin menghubungi seseorang yang bisa membuat orang - orang yang berada di hadapan nya kehilangan kesempatan untuk bekerja di rumah sakit ini.
" Kami minta maaf Pak, istri anda akan segera kami tangani." ujar Dokter itu dengan gugup.
Sayang nya kesempatan itu tidak datang dua kali, orang-orang yang menentang Davin dengan cepat di panggil menuju ke ruangan direktur rumah sakit,di gantikan oleh dokter senior yang sudah sangat berpengalaman dalam mengurus pasien seperti istri Davin.
Mala berada di tangan yang tepat,tanpa banyak bicara lagi, Dokter Ema langsung mengecek kondisi Mala yang sedang mengalami pendarahan.
Davin mengikuti brankar yang di tempati Mala sampai ke ruangan operasi.Davin sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa di tengah ketakutan nya.
Davin di minta untuk menunggu di luar ruangan,Davin memang sudah sempat menghubungi Mama nya tetapi dia tidak berbicara dengan jelas.ponsel nya pun tertinggal di kasur apartemen.Davin menunggu di depan kamar operasi dengan perasaan yang gelisah.duduk salah mau berdiri juga salah.jangan tanyakan seperti apa penampilan nya sekarang.masih bermandi kan keringat percintaan dan kancing kemejanya yang tumpang tindih.
Cemburu telah membuat dia menjerumuskan istri nya ke dalam ruangan operasi.jika terjadi sesuatu kepada Mala dan anak nya,Davin pasti akan merasa sangat bersalah.seluruh keluarga pun pasti akan menghakimi nya.
Setengah jam kemudian,Al bersama Maisya berjalan tergesa-gesa menghampiri Davin.Maisya sudah menangis membayangkan hal serius telah terjadi kepada menantu nya, sedang kan Davin tertunduk pasrah karena mendapat kan tatapan mata tajam dari ayah nya.begitu cepat Papa dan Mama nya mendapatkan kabar ini.bahkan mereka datang di saat yang sangat tepat.
" Urusan kita belum selesai." ucap Al dengan nada menahan amarahnya.
" Mama kecewa sama Kamu, Bang!" seru Maisya semakin membuat Davin memikul beban yang berat.
" Papa tidak akan membiarkan Kamu menyakiti Mala lagi."Al masih menatap tajam Davin dengan seringai licik muncul di wajah nya.
" Davin bersalah Ma,Pa.Davin minta maaf ."lirih Davin mengakui nya.
Derit suara pintu ruang operasi di buka membuat semua mata tertuju ke sana.perdebatan yang sedang memanas sejenak mencair demi mendapatkan informasi tentang Mala.
" Bagaimana keadaan menantu dan cucu saya?" tanya Al mendahului Davin.
Dokter Ema tak langsung menjawab,aura bapak dan anak ini sebelas dua belas.tetapi Dokter Ema lebih gugup lagi Jika sudah berhadapan dengan Al.
" Maaf Tuan Alvarendra,janin nya tidak bisa di selamatkan lagi.pasien terlambat mendapatkan pertolongan dan pasien juga kehilangan banyak darah."terang Dokter Ema membuat Maisya jatuh tak sadarkan diri.
Beruntung Al dengan sigap menangkap istri nya,Al lalu menggendong Maisya masuk ke ruang perawatan yang bersebalahan langsung dengan ruang rawat Mala.seorang dokter dengan sigap memberikan pertolongan kepada Maisya.
" Terus istri Saya bagaimana Dok?" tanya Davin setelah Al pergi tak terlihat lagi.
" Nyonya Mala masih belum sadar kan diri." Davin mendesah gusar.
Sekarang dia semakin bimbang,mau menjaga istri atau Mama nya yang ikut-ikutan pingsan.
Sasa dan Ray muncul dengan masih memakai seragam sekolah.Ray yang sudah hilang respect terhadap Abang nya langsung saja memberikan bogem mentah di wajah Davin sampai membuat Davin mundur beberapa langkah.
Bugh...
" Aku sudah memperingati Abang untuk menjaga Kak Mala dengan baik,silahkan kejar janda tua itu,biar Aku yang menggantikan posisi Abang." Ray kasihan kepada kakak ipar nya.sedang hamil tapi terus menerus di sakiti oleh Abang kandung nya yang sebenarnya baik hati tapi mendadak menjelma menjadi iblis.
Sering kali Ray mendapati Mala sedang melamun dengan wajah sedih nya,Ray hanya berani memantau dari jauh.jika pun terpaksa mengganti kan posisi Abang nya,Ray sama sekali tak masalah,lagian umur mereka berdua hanya berbeda satu tahun saja dan Ray yakin bisa menjadi pemimpin keluarga yang baik untuk keluarga kecil nya kelak.
Bugh...
Pukulan kembali di layangkan oleh Ray,Sasa yang penasaran dengan kondisi Kakak ipar nya lebih memilih mengintip dari kaca jendela.terserah Ray mau melakukan apapun kepada Davin dan Sasa sangat mendukung Ray.termasuk rencana Ray untuk mengganti posisi Davin.
" Sampai kapan pun Mala akan tetap menjadi istri Abang,Kamu masih kecil dan jangan pernah berharap bisa memiliki Mala." ucap Davin menyeka kasar ujung bibir yang sudah berdarah.
" Harapan itu selalu ada untuk orang baik,kita lihat saja nanti setelah Mala sadar." sinis Ray tak gentar.
Langkah kaki terdengar semakin dekat,Al berdiri tegap memperhatikan pertempuran kakak beradik ini.apapun alasan nya mereka tidak boleh berbuat anarkis seperti ini, rumah sakit ini butuh ketenangan.
" Apa yang sedang kalian berdua lakukan, silahkan pergi dari sini karena rumah sakit ini bukan tempat adu jotos."seru Al menatap kedua putra nya secara bergantian.
" Maaf Pa." ucap Davin dan Ray secara
bersamaan.
Al mengangguk pelan, menghampiri Sasa lalu meminta putri nya untuk menjaga Mama nya sampai dia kembali.
" Kamu ikut sama Papa." pinta Al tanpa berbasa-basi lagi.
Davin mengangguk patuh, membiarkan Ray duduk di depan ruangan istri nya.Davin yakin Papa nya pasti akan mencecar habis-habisan mengenai kejadian tadi.Davin tidak berani mengelak lagi kecuali mengakui semua nya.
" Di mana Mala?" tanya seseorang dengan nada suara bergetar dan pipi yang basah oleh air mata.
Bersambung
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.