Setelah kematian yang tragis, dia membuka matanya dalam tubuh orang lain, seorang wanita yang namanya dibenci, wajahnya ditakuti, dan nasibnya dituliskan sebagai akhir yang mengerikan. Dia kini adalah antagonis utama dalam kisah yang dia kenal, wanita yang dihancurkan oleh sang protagonis.
Namun, berbeda dari kisah yang seharusnya terjadi, dia menolak menjadi sekadar boneka takdir. Dengan ingatan dari kehidupan lamanya, kecerdasan yang diasah oleh pengalaman, dan keberanian yang lebih tajam dari pedang, dia akan menulis ulang ceritanya sendiri.
Jika dunia menginginkannya sebagai musuh, maka dia akan menjadi musuh yang tidak bisa dihancurkan. Jika mereka ingin melihatnya jatuh, maka dia akan naik lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.
Dendam, kekuatan, dan misteri mulai terjalin dalam takdir barunya. Tapi saat kebenaran mulai terungkap, dia menyadari sesuatu yang lebih besar, apakah dia benar-benar musuh, atau justru korban dari permainan yang lebih kejam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Kuil Sihir dan Ujian Sang Protagonis
Seraphina berjalan menyusuri jalanan kota yang ramai dengan langkah tenang. Kota ini jauh lebih besar dibandingkan tempat sebelumnya, dengan menara-menara tinggi dan kuil-kuil besar yang mencerminkan kemegahan sihir dan ksatria di dunia ini.
Di sepanjang perjalanan, matanya terus mengamati segala sesuatu di sekitarnya. Ia perlu mencari tempat aman untuk menjual gulungan sihir yang telah ia pelajari. Gulungan itu tidak lagi berguna baginya, tetapi bagi orang lain, itu adalah harta yang tak ternilai.
Namun, ia juga harus berhati-hati. Jika dia sembarangan menjualnya, orang-orang akan curiga bagaimana seorang gadis muda sepertinya bisa memiliki gulungan sihir langka.
"Aku bisa menjualnya di pasar gelap," pikirnya, "tapi itu terlalu berisiko. Aku perlu menemukan kolektor pribadi atau rumah lelang yang terpercaya."
Untuk saat ini, dia menyimpan gulungan itu dengan aman di dalam cincin naganya dan mulai fokus pada rencana berikutnya—mengamati sang protagonis dunia ini di ujian kuil ksatria.
---
Ujian Sang Protagonis
Menurut ingatannya, di dalam novel ini, tokoh utama laki-laki akan mengikuti ujian di Kuil Ksatria. Itu adalah salah satu titik penting dalam perkembangan karakter protagonis.
Seraphina tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk melihat seberapa kuat orang yang merampas kekuatan Seraphina yang asli.
Namun, ia tidak akan pergi sebagai penonton biasa.
Sebaliknya, ia memilih untuk ikut serta dalam ujian di Kuil Sihir, bukan Kuil Ksatria.
"Jika aku bisa lulus ujian ini, aku bisa mendapatkan akses ke berbagai informasi penting tentang dunia sihir di sini. Selain itu, ini juga akan membantuku menyempurnakan identitas baruku."
---
Mendaftar di Kuil Sihir
Seraphina tiba di depan Kuil Sihir, sebuah bangunan besar yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran sihir kuno. Cahaya biru lembut bersinar dari pilar-pilarnya, memberikan kesan mistis dan agung.
Di depannya, sudah banyak orang yang mengantri untuk mendaftar. Sebagian besar dari mereka adalah penyihir muda yang ingin membuktikan kemampuan mereka.
Seraphina berjalan mendekati meja pendaftaran. Seorang wanita tua dengan jubah ungu menatapnya dengan mata tajam.
"Nama?" tanya wanita itu dengan suara dingin.
"Seraphina," jawabnya singkat.
Wanita itu menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya menulis sesuatu di kertasnya.
"Baik. Kau akan mengikuti ujian dasar. Jika kau berhasil melewati tahap pertama, kau akan melanjutkan ke tahap berikutnya."
Seraphina mengangguk dan menerima lencana ujian yang diberikan kepadanya.
"Silakan masuk ke dalam aula utama. Ujian akan dimulai dalam satu jam."
Seraphina berjalan masuk dan melihat bahwa aula itu dipenuhi oleh penyihir muda lainnya. Beberapa dari mereka terlihat percaya diri, sementara yang lain tampak gugup.
"Sepertinya ini akan menarik," gumamnya sambil bersandar di salah satu pilar.
Seraphina menutup matanya sejenak, mengatur strategi di dalam kepalanya.
"Aku harus menampilkan kemampuan yang cukup mengesankan, tetapi tidak terlalu mencolok. Aku tidak boleh membuat diriku terlalu diperhatikan."
Dia kemudian membuka matanya dan tersenyum tipis.
"Baiklah, mari kita mulai."
---
Ujian Sihir Dimulai
Seraphina berdiri di tengah aula ujian Kuil Sihir, bersama puluhan peserta lainnya. Ujian ini adalah langkah pertama untuk menentukan siapa yang layak menjadi bagian dari kuil dan berhak mengikuti pertandingan Universal.
Seraphina memilih untuk tidak menonjol, sehingga saat ia mengeluarkan sihirnya, ia hanya menggunakan teknik tingkat menengah.
"Aku tidak perlu membuat mereka curiga."
Meskipun begitu, keahliannya tetap terlalu hebat dibandingkan peserta lain, membuatnya masuk dalam peringkat 100 besar.
"Cukup. Dengan ini, aku tetap dalam batas aman."
Namun, ketika pengumuman disampaikan, wajah para peserta lain tampak terkejut.
"Dia masuk 100 besar hanya dengan sihir biasa?" bisik seseorang.
"Aku bahkan sudah mengeluarkan semua yang kumiliki dan masih berada di peringkat bawah!"
Seraphina hanya tersenyum kecil. Itulah hasil dari pengalaman dan kecerdasannya.
---
Turnamen Universal: Pertarungan Sejati
Setelah ujian, pengumuman besar disampaikan:
"Bagi mereka yang lolos 100 besar, kalian berhak mengikuti Turnamen Universal!"
Seraphina sudah mengingat bagian ini dari novel.
Turnamen Universal bukan sekadar ujian kekuatan biasa.
Ini adalah ajang pertarungan antara tujuh kuil utama yang menjaga keseimbangan dunia:
Kuil Ksatria – Tempat bagi pendekar pedang dan pejuang.
Kuil Sihir – Pusat bagi para penyihir berbakat.
Kuil Dewa Obat – Kuil penyembuh dan alkemis.
Kuil Assassin – Markas para pembunuh bayangan.
Kuil Roh – Rumah bagi mereka yang memiliki kontrak dengan roh suci.
Kuil Necromancer – Tempat bagi para pemanggil arwah dan pengendali kematian.
Kuil Penjaga (Warrior) – Para petarung dengan pertahanan dan daya tahan luar biasa.
"Jadi ini kesempatan untuk melihat kekuatan para petarung lain," pikir Seraphina.
Terutama, ia ingin melihat langsung protagonis utama dari dunia ini.
---
Strategi Seraphina
Sementara banyak peserta lain sibuk berlatih keras, Seraphina tetap tenang.
Dia tidak perlu menunjukkan kehebatannya sejak awal.
Sebaliknya, ia ingin mengamati lebih dahulu, melihat siapa lawan terkuat, dan mempelajari kelemahan mereka.
"Aku akan menunggu waktu yang tepat untuk bertindak."
---
Pesaing dari Kuil Lain
Di antara 100 besar peserta yang lolos, ada beberapa nama terkenal:
Dante Leonhardt – Kesatria berbakat dari Kuil Ksatria.
Sylvia Vermillion – Penyihir berbakat dari Kuil Sihir.
Reiner Hargrove – Assassin misterius yang disebut sebagai ‘bayangan kematian’.
Eleanor Weiss – Penyembuh dari Kuil Dewa Obat yang juga memiliki kemampuan pertarungan.
Lucian Crowley – Necromancer yang bisa memanggil pasukan undead.
Kael Ragnvindr – Seorang penjaga yang dikenal tak terkalahkan dalam duel bertahan.
Dan tentu saja, protagonis utama dunia ini juga ada di sana.
"Akhirnya, aku bisa melihat seperti apa kekuatannya."
Dengan ini, Turnamen Universal pun dimulai.
---
Babak Penyisihan di Kuil Sihir
Turnamen Universal dimulai dengan pertandingan antar penyihir di Kuil Sihir. Dari 100 besar yang lolos, hanya 10 orang terbaik yang akan dipilih untuk mewakili kuil dalam pertarungan antar kuil nanti.
Arena pertarungan berbentuk lapangan luas yang dikelilingi oleh pilar batu raksasa, dengan formasi sihir yang akan melindungi penonton dari serangan.
Seraphina memastikan untuk tetap berada dalam bayang-bayang, tidak menarik perhatian, dan hanya menang dengan cara yang tampak seperti keberuntungan belaka.
"Aku tidak bisa mengungkapkan terlalu banyak. Akan berbahaya jika orang lain mulai menaruh perhatian kepadaku," pikirnya.
---
Pertandingan Pertama: Seraphina vs Gareth Voltaire
Lawan pertamanya adalah seorang penyihir berbadan besar dengan jubah hitam yang berat, Gareth Voltaire.
"Pertandingan pertama: Seraphina Duskbane vs Gareth Voltaire!" seru wasit.
Gareth tersenyum percaya diri. "Jangan salahkan aku kalau kau terluka, nona kecil."
Dia langsung menggunakan sihir petir, mengirimkan arus listrik yang menyambar tanah di sekitar Seraphina.
Seraphina hanya bergerak sedikit, menghindar dengan gesit, seolah ia hanya beruntung tidak terkena serangan.
"Aku akan tetap terlihat seperti penyihir biasa," batinnya.
Gareth kemudian membentuk tombak petir dan melemparkannya ke arah Seraphina dengan cepat.
Tanpa menggunakan sihir tingkat tinggi, Seraphina mengaktifkan perisai sihir sederhana, membelokkan serangan itu dengan gaya yang tampak canggung.
Melihat ini, para penonton mulai tertawa.
"Dia hanya menang karena keberuntungan."
"Sepertinya dia tidak akan bertahan lama."
Namun, Seraphina sengaja menampilkan ekspresi ragu-ragu, seolah dia hanya menang secara kebetulan.
Saat Gareth kembali menyerang, Seraphina menggunakan trik sederhana—memanfaatkan momentum untuk mendorong lawannya keluar dari arena menggunakan tiupan angin kecil.
Gareth, yang terlalu fokus menyerang, terpeleset dan jatuh keluar dari batas pertarungan!
"Kemenangan yang tampak seperti keberuntungan, tapi sebenarnya sudah kurencanakan."
"Pemenang: Seraphina Duskbane!"
Seraphina menunjukkan ekspresi terkejut, berpura-pura tidak percaya bahwa dia menang.
---
Pertandingan Kedua: Seraphina vs Elise Rothschild
"Seraphina Duskbane vs Elise Rothschild!"
Elise adalah seorang penyihir berbakat yang terkenal dengan sihir api.
"Akan sulit untuk berpura-pura menang karena keberuntungan kali ini," pikir Seraphina.
Begitu pertandingan dimulai, Elise langsung menembakkan bola api besar ke arahnya.
Seraphina menghindar dengan gerakan minim, lalu mengangkat tangannya sedikit.
"Aku hanya akan menggunakan sedikit sihir angin."
Angin berhembus ringan, mengubah arah bola api Elise, membuatnya hampir mengenai dirinya sendiri.
Elise terkejut dan kehilangan keseimbangan, memberikan Seraphina celah untuk menyerang.
Dengan sedikit dorongan angin, Seraphina menjatuhkan Elise ke tanah dan menempatkan ujung tongkat sihirnya ke leher lawannya.
"Pemenang: Seraphina Duskbane!"
Para penonton mulai memperhatikan Seraphina.
"Apakah dia benar-benar hanya beruntung? Atau dia lebih kuat dari yang terlihat?"
---
Strategi Seraphina: Tetap Berada di Bayangan
Seraphina berhasil melewati setiap pertarungan tanpa menggunakan sihir tingkat tinggi, hanya trik sederhana yang tampak seperti kebetulan.
Lawan kehabisan mana lebih cepat darinya.
Lawan terjatuh atau terkena serangan balik yang tidak disengaja.
Lawan meremehkannya karena ia tampak seperti penyihir biasa.
Seiring waktu, beberapa orang mulai curiga, tapi tidak ada bukti bahwa Seraphina menyembunyikan kekuatannya.
"Bagus. Aku tetap dalam batas aman."
---
Pengumuman 10 Besar Kuil Sihir
Setelah babak penyisihan berakhir, wasit mulai mengumumkan 10 peserta terbaik yang akan mewakili Kuil Sihir di pertandingan antar kuil.
"Nama-nama berikut telah terpilih untuk mewakili Kuil Sihir:"
Sylvia Vermillion – Penyihir berbakat dengan elemen petir dan es.
Lucius Alderidge – Spesialis sihir ruang dan teleportasi.
Elise Rothschild – Penyihir api dari keluarga bangsawan.
Vincent Crowell – Pengguna sihir kegelapan yang misterius.
Reina Fontaine – Ahli elemen angin dengan kemampuan terbang.
Donovan Blackwell – Pemanggil roh tingkat tinggi.
Frederick Albright – Pengguna sihir tanah dengan pertahanan luar biasa.
Theron Vale – Ahli ilusi dan manipulasi pikiran.
Iris Belmont – Penyihir air dengan teknik penyembuhan unik.
Seraphina – Penyihir yang tampak biasa, namun berhasil bertahan hingga akhir.
Ketika namanya dipanggil, Seraphina berpura-pura terkejut, membantu memperkuat citranya sebagai penyihir biasa yang hanya beruntung.
Namun, di antara para peserta, beberapa orang mulai memperhatikannya lebih serius.
"Menarik. Aku akan tetap diam, tapi aku juga harus bersiap menghadapi pertandingan yang lebih besar."
Dengan ini, Seraphina resmi masuk ke dalam babak selanjutnya—pertarungan antar kuil!
---
Al-fatihah buat neng Alika beliau orang baik dan Allah menyayangi orang baik, beliau meninggal di hari Jumat bertepatan setelah malam nisfu syabaan setelah tutup buku amalan.. semoga beliau di terima iman Islamnya di ampuni segala dosanya dan di tempatkan di tempat terindah aamiin ya rabbal alamiin 🤲