Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 23 Rumah
"Kami bacakan beberapa poin penting" ucap Sella.
Ria pun berdecak,ia sudah tahu jika semua nya akan berubah.Wanita itu duduk bersandar di jog belakang sedangkan di depan Bastian yang mengendarai dan Sella di sampingnya.
"Pertama,Mba Ria sudah tidak lagi tinggal di kontrakan atau mes karena sudah ada rumah baru dan kami akan tinggal disana juga.Yang kedua,diperbolehkan bekerja tapi tidak menerima job diluar lokasi..."
"Itu kan...."
"Jika yang mba Ria maksud tugas atasan,Dendy sudah bicara dengan atasan mba Ria!" sanggah Sella lagi.
Ria menghela nafas "Ya ampun ribet sekali!" gumam nya.
"Ketiga...." Sella menatap Ria lagi,helaan nafas nya membuat kedua pengawal itu menatap sekejap.
"Ketiga,pulang kerja langsung pulang.Tidak ada acara bertemu siapapun,entah itu ngopi bareng,say hi atau sekedar berkumpul yang tak jelas!" sella berhenti,ia menunggu respon Ria namun tidak ada,hanya tatapan.
"Ke empat,tidak menerima tamu sembarang Ngan dan harus melewati ijin dari kami dahulu".
"Tidak masuk akal!" gumam Ria kembali,dan hanya lirikan mata saja yang ia dapat dari Sella dan Bastian.
"Ke lima,Dendy akan pulang setelah tiga puluh sembilan hari kerja.Dan itu pulang kemari bukan ke rumah orang tua nya!"
"Heh,mana bisa seperti itu!" ucap Ria.
"Kita belum muhrim!" tandas nya lagi.
"Di rumah cukup banyak kamar Mba Ria!". Jawab Sella.
Lagi lagi Ria berdecak kesal,ia bahkan tidak bisa kemana mana selagi mereka berdua di dekat nya.Sepintas ia mengingat Noah,lelaki itu pasti mencari nya ke kontrakan,ia pasti sudah bingung dari beberapa hari lalu.Ria bahkan tidak bisa mengakses e-mail nya untuk sekedar menghubungi.Semua sudah di block oleh Dendy dan berganti password.
"Terus apa yang ke enam,sampai berapa sebenarnya.Ayo bacakan lagi, lumayan bisa untuk menemani tidur gue!" tantang Ria,ia sudah sangat jengah dengan ini namun bagaimana pun juga harus di jalani.
"Sudah Mba,sementara Dendy hanya menitipkan ini tapi lain kali mungkin ada tambahan lagi".
Sella berbalik menatap jalanan,sedangkan Ria bernafas lega.Ia langsung menoleh ke kaca jendela.
Bukan hal yang negatif atau berpikiran jika Dendy jahat kepada diri nya.
Dendy baik,sangat baik.Tapi kenapa harus jalan nya seperti ini.Aku pikir lu hanya bercanda atau sekedar iseng menyukai ku.Tapi ini lebih dari itu,aku bahkan bingung harus membenci mu dari kesalahan yang mana sementara kejadian ini karena ulah ku sendiri dan dilanjutkan oleh mu.
Sebastian mengendarai mobil menembus jalanan yang amat sangat padat,warga lokal dan turis mancanegara berbaur menjadi satu di sana.
Tidak ada jalanan yang lengang sedikit pun,baik pengendara maupun pejalan kaki sama sama ramai.
Tiga puluh menit dari Bandara,letak nya tak jauh dari hotel dimana Ria bekerja.Rumah yang asri dengan pemandangan taman yang hijau di tumbuhi beberapa bunga di sana.
Punggung Ria menegak saat memasuki garasi,dan ternyata yang dia lihat hanya gapura yang di bangun besar seperti paviliun.Di belakang nya ada beberapa mobil lalu taman lagi dan setelah itu rumah utama.
"Kita sudah sampai mba,silahkan jika ingin masuk dahulu.Kamar Mba Ria ada di lantai dua,naik tangga sebelah kanan pintu warna coklat tua". Ucap sella menjelaskan.
Ria masih berdiri kagum di depan nya,sementara Sella mengambil tas milik Ria.Sedangkan Bastian membenarkan parkiran mobil.
Melihat jam di tangan nya,Ria memiliki waktu yang cukup untuk istirahat karena jadwal nya bekerja pukul dua siang.Ia pun mulai melangkah masuk menyusuri halaman depan,lalu membuka pintu utama.
Ini berlebihan Dendy, sebenarnya apa pekerjaan mu sampai mampu membeli rumah di sini untuk ku?
Gumam Ria.Ia pun melangkah mulai menaiki tangga dan mengingat ucapan Sella tadi.
Ceklek!!!
Kamar yang cukup luas untuk di huni,semua barang barang dan furniture di sana bahkan tanpa debu,Ria menyentuh meja rias yang ia duga belum lama bahkan terlihat baru.
Jendela kaca dengan tirai yang masih menutup menjadi perhatian Ria.Ia pun mendekat dan membuka nya.Terkejut sudah pasti.
Pemandangan pantai yang sering ia lihat jika sedang berada di kamar tamu hotel VVIP
"Astaga!!...". Tangannya menutup bibir nya sendiri.
"Ini rumah Mba Ria,dan Dendy yang membeli nya.Jadi tidak usah sungkan,di bawah ada pekerja rumah tangga,sudah cukup tua dan kami biasa memanggil nya Mbokde,biasa nya pagi pagi sekali dia datang untuk membersihkan rumah,lalu pergi lagi saat meja makan sudah terisi lauk untuk sarapan.Jangan berharap seharian bisa melihat nya,karena pekerjaan nya tak hanya disini!"
Ucap Sella,wanita itu tiba tiba masuk dan meletakkan tas Ria lalu bercerita sedikit,dan pergi lagi begitu saja dengan menutup pintu.
Ria tak keberatan dengan itu,pandangan nya tertuju pada Sling bag nya yang ada di atas ranjang,ia mendekati dan meraih ponsel di dalam sana.
Ceklek!!!
Mendengar itu Ria terkesiap,ternyata Sella membuka pintu nya lagi.
"Oo iya Mba Ria kamar kami ada di bawah sebelah tangga,jika membutuhkan kami telpon wireless bisa langsung menghubung kan atau kebawah saja,selamat istirahat!"
Sella menutup nya kembali dan pergi dari sana,seketika Ria berlari ke arah pintu dan mengunci nya rapat.
.
.
.
To be continue