cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ternyata dia masih ada
Diana memejamkan matanya dengan gelisah, gadis itu masih tak percaya dengan apa yang terjadi pada malam ini
Kiranya kemarin Haikal memindahkan dirinya untuk tidur seranjang dengan nya karena dia sedang tak enak badan tapi malam ini ucapan Haikal membuat nya justru memikirkan banyak hal
"mulai malam ini jangan lagi tidur di sofa, tidurlah di sini gunakan guling ini sebagai pembatas agar kamu merasa aman" ujar Haikal dan Diana yang menolak pun tak bisa berkutik saat Haikal mengatakan jika seorang istri harus mengikuti ucapan suaminya asalkan bukan untuk kesesatan
Diana pun memejamkan matanya di atas ranjang dengan perasaan yang berdebar debar, ia pun mulai merasakan perasaan yang berbeda kepada Haikal karena status mereka juga intensitas pertemuan mereka
Haikal yang merasakan haus pun akhirnya memilih bangun untuk mengambil air di dapur karena air yang tersedia di kamar nya telah ia minum tadi
Diana tak berani membuka matanya saat merasakan pergerakan Haikal, dia berpikir jika Haikal merasa tak nyaman tidur seranjang dengan nya
"belum tidur Bu?" tanya Haikal saat melihat Rima juga sedang berada di dapur
"ibu terbangun tadi, oh ya Kal kok makanan di meja masih ada, apa kamu tadi tidak makan malam di rumah?" tanya Rima saat melihat masakan di dalam tudung saji masih ada
"Haikal sudah makan di luar Bu, jadi tadi tidak makan di rumah" jawabnya santai lantas ikut duduk bersama Rima di meja makan
"lalu apa Diana sudah makan?" tanya Rima dengan wajah panik
"bukan nya Diana sudah makan malam bersama ibu?" tanya nya balik
"belum, katanya dia mau menunggu mu pulang. Jangan bilang kalau Diana belum makan bersama mu Haikal, astaga!!" ujar Rima
Haikal pun merasa bersalah karena membuat Diana tidur dalam keadaan lapar
tak menunggu di suruh Haikal pun segera mengambil seporsi makanan untuk Diana di kamar
saat Haikal masuk ke dalam kamar dia melihat Diana yang terpejam, ia pun lantas berjalan dan berdiri tepat di samping Diana tidur
"Diana buka mata mu, saya tahu kamu belum tidur" ucap Haikal dan benar saja Diana pun membuka matanya
"ada apa mas" tanyanya seraya memposisikan tubuhnya untuk duduk dan bersandar di dinding ranjang, matanya memicing melihat Haikal membawa makanan di tangan nya
tanpa permisi Haikal pun ikut duduk di depan Diana
"makanlah, kata ibu kamu belum makan malam" Haikal menyodorkan makanan yang di bawanya pada Diana tapi Diana terlihat ragu untuk menerima nya
"kenapa, aku tidak menaruh racun di makanan itu" Diana akhirnya menerima makanan tersebut dengan perasaan yang tak menentu
Antara senang karena merasa jika Haikal mulai memperhatikan nya tapi juga takut jika dirinya hanya sebagai pelampiasan rasa kecewanya pada Maira
"lain kali tidak usah menunggu ku jika memang sudah waktunya makan malam, terkadang aku pulang larut" ujarnya
"dulu ibu selalu menunggu ayah untuk makan malam meskipun ayah akan pulang larut malam tapi aku bisa melihat jika mereka begitu menikmati setiap suap nasi yang masuk ke mulut mereka" lugasnya
Diana pun mulai memakan makanan yang di bawa Haikal tersebut dan Haikal yang mendengar ucapan Diana pun tergerak hatinya untuk ikut makan sepiring bersama Diana
"kita makan berdua ya, aku juga ingin tahu bagaimana rasanya" ucapnya lantas ikut memakan makanan yang ia berikan pada Diana karena ia melihat jika Diana terlihat enggan untuk memakannya
Diana sempat terkejut tapi tak urung dia pun menikmati makan malam bersama suaminya tersebut
Diana merasa jika Haikal mulai membuka gerbang untuk pernikahan mereka, sepertinya Haikal mulai berdamai dengan kenyataan jika dirinya sekarang adalah suaminya
Perhatian perhatian kecil terhadap nya membuat gadis itu merasakan bahagia
"Diana.... saya ingin bicara dengan mu" ucap Haikal saat Diana selesai menaruh piring kotor bekas makan mereka berdua di dapur
Diana duduk tepat di hadapan Haikal sesuai permintaan Haikal
"Diana bisakah mulai hari ini kita bersikap layaknya suami istri"
"maksudnya?"
"saya tahu sampai hari ini kita berdua bersikap seperti ini hanya karena status saja Na"
"lalu maksud mas apa?"
"bagaimana kalau kita saling mendekatkan diri satu sama lain, ikatan kita ini suci Na tapi kita mengawalinya bukan atas dasar kemauan kita"
"bukankah sejak awal saya menerima lamaran sudah saya katakan jika kita mulai dari awal tapi justru mas Haikal yang masih belum bisa menerima kenyataan jika sekarang berstatus sebagai suami saya"
Haikal seperti tertampar oleh ucapan Diana dan dirinya pun menyadari jika kecanggungan yang tercipta selama ini adalah karena dirinya
Malam itu mereka berdua berjanji untuk memulai pernikahan yang sakinah mawadah warahmah meski untuk berhubungan intim masih belum berani di lakukan nya
Haikal mulai memberi perhatian lebih pada Diana bahkan tak segan mencium kening istrinya itu saat berangkat ke kedai ataupun pulang
Sedangkan Diana, dia yang dari awal pernikahan memang mencoba menjadi istri yang baik pun selalu patuh pada apapun yang di ucapkan oleh suaminya
Siang ini Diana bersama Rima datang untuk mengunjungi kedai usai berbelanja bulanan berdua
ini adalah pertama kalinya Diana datang ke kedai usai sah berstatus sebagai istri Haikal, kedatangan mereka berdua di sambut hangat oleh karyawan yang lain tapi sayang karena kedatangan mereka tanpa memberi kabar pada Haikal sehingga mereka tak bertemu dengan Haikal karena sedang berada di kedai yang lainnya
"kalian semua sehat?" tanya Rima saat para karyawan nya berkumpul untuk bersalaman dengan nya
"aduuh Bu rasanya pinggang saya mau encok karena sekarang sering sekali ada pesanan tapi Alhamdulillah jadi kita semua dapat bonus terus" kelakar seorang karyawan lelaki nya
"ya Bu ternyata berkah sekali ya pernikahan pak Haikal dan mbak Diana, sejak mereka menikah kedai makin ramai" jawab seseorang lain
"Alhamdulillah ya kalau begitu memang saya tidak salah pilih mantu" ucap Rima
Usai berbasa basi dengan para karyawan nya lantas Rima pun mengajak Diana untuk masuk ke ruangan kerja Haikal
"Diana... sekarang kamu sudah menjadi istri putra saya jadi kamu pun berhak untuk ikut mengelola kedai kami"
"terimakasih Bu, tapi saya rasa lebih baik saat ini saya fokus saja menjaga ibu dan ibu saya"
"memang nya saya sudah tua sampai harus kamu jaga terus, insyaallah saya sudah sehat Na jadi kamu juga milih jadi ibu rumah tangga atau mau ikut bantu suami kamu kembangin usaha nya ini"
Diana tersenyum bahagia mendengar ucapan Rima karena dirinya merasa begitu di sayang oleh mertua nya itu
"ya sudah kalau begitu saya ke depan dulu, kamu bisa duduk duduk di sini atau terserah lah kamu mau apa"
Usai mengatakan itu dengan segera Rima pergi untuk melihat karyawannya bekerja sedangkan Diana yang tak tahu harus melakukan apa akhirnya memutuskan untuk merapikan meja kerja suaminya yang berantakan
Banyak nota bon berserak di meja juga beberapa buku laporan penjualan dan pengeluaran operasional kedai
Saat merapikan meja kerja suaminya tersebut tanpa sengaja Diana menjatuhkan sebuah buku dan saat buku itu terjatuh tampak beberapa lembar foto berhamburan dari sana
Senyum kecut tersungging di bibirnya saat merapikan foto foto tersebut
"ternyata dia masih ada"
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
please dong like nya guys