Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Manusia yang baik akan langsung menyadari kesalahan yang dibuatnya dan memperbaikinya,memang pernikahanku dengan mas Ibrahim bukan atas keinginanku.Itu dulu, sebelum aku belum mengenal siapa suamiku dan bagaimana cinta yang ia miliki untukku.Namun sekarang aku bersyukur bisa menikah dengan mas Ibrahim,dia adalah laki laki yang sangat baik dan tidak gila harta sepertimu.Aku justru merasa sangat senang karena bisa menggagalkan rencanamu dalam melenyapkan nyawa suamiku, karena itu artinya selama ada aku yang akan selalu melindunginya,maka mas Dennis tidak akan bisa mendapatkan apa yang mas Dennis inginkan." ucap Nafisah yang segera membuat Dennis murka dan segera mengulurkan tangannya untuk mencekik leher Nafisah dengan kuat hingga membuat Nafisah kesulitan untuk bernafas.
""Sepertinya kau harus menjaga kata katamu dengan baik kakak ipar, jangan kau pancing kesabaranku terhadapmu.Sangat mudah bagiku untuk menghabisi mu sekarang." ucap Dennis yang benar benar sudah kehilangan akal.
"Kau benar benar sudah sakit jiwa mas, lepaskan aku!Uhuk Uhuk Uhuk" ucap Nafisah dengan meronta ronta.
Ibrahim yang dibuat khawatir karena Nafisah tak kunjung kembali masuk ke dalam rumah, akhirnya memutuskan untuk menyusulnya keluar.Dan setelah Ibrahim sampai di teras depan rumah rumahnya, alangkah marah dan terkejutnya Ibrahim saat melihat istrinya Nafisah tengah dicekik lehernya oleh Dennis.Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Ibrahim pun segera menghampiri Dennis dan menendangnya dengan keras sampai membuat adiknya itu tersungkur ke lantai dan membuat Nafisah terbebas.
Ibrahim segera membawa Nafisah ke dalam pelukannya,merasa takut terjadi sesuatu kepada istrinya.
"Apa yang sudah dia lakukan kepadamu Nafisah?Katakan padaku,aku akan membalasnya untukmu." ucap Ibrahim sembari memeriksa keadaan Nafisah dengan baik.
"Tolong jangan lakukan apapun padanya mas,aku tidak apa apa." ucap Nafisah dengan lemas.
"Setelah apa yang baru saja dia lakukan kepadamu,tentu aku tidak bisa membiarkannya dengan begitu saja Nafisah.Orang licik ini harus kuberi pelajaran." ucap Ibrahim yang bersiap untuk menghajar Dennis namun segera ditahan oleh Nafisah.
"Kenapa kau menghentikan ku Nafisah, lepaskan aku sekarang." ucap Ibrahim yang mencoba melepaskan pelukan Nafisah agar tidak menghalangi langkahnya dalam menghajar Dennis.
"Tidak mas,aku tidak bisa membiarkan mas Ibrahim melakukan sesuatu yang salah sama seperti dengan yang dilakukan oleh mas Dennis.Aku tidak mau mas Ibrahim berbuat menyimpang mas!Aku mohon tolong kendalikan amarahmu mas Ibrahim,aku mohon." ucap Nafisah yang mencoba untuk menenangkan kemarahan Ibrahim terhadap Dennis.
"Apa kau dengar apa yang barusaja istriku katakan Dennis? APA KAU DENGAR!!!!Istriku barusaja menahan ku untuk tidak menyakiti dirimu,dan barusaja apa yang sudah kau lakukan padanya?Kau berani mencekik lehernya tanpa sepengetahuan ku,jika bukan karena permohonan Nafisah yang memintaku untuk menahan emosiku,mungkin aku sudah menghabisi mu sekarang juga." ucap Ibrahim dengan berapi api dan dianggap remeh oleh Dennis.
"Apa aku tidak salah dengar kak?Kau,akan menghabisi ku?Hahaha, memangnya apa yang bisa mas Ibrahim lakukan kepadaku dengan tubuh mas Ibrahim yang sakit sakitan itu? Sadarlah mas,mas itu sudah mau mati, jadi tolong tidak usah menggertak ku segala deh." ucap Dennis sembari berusaha bangun dari lantai.
"DENNIS!!!" teriak Ibrahim yang hendak menyerang Dennis namun segera dihentikan oleh pak Darmawan yang menghampiri mereka keluar setelah mendengar keributan.
"CUKUP HENTIKAN KALIAN BERDUA!!!!" ucap pak Darmawan dengan suaranya yang tegas dan tinggi yang membuat Dennis terkejut dengan kehadiran ayahnya di luar.
"Apa yang barusaja kalian lakukan hah?Kalian berdua bertengkar lagi? Ibrahim, Dennis, apa yang kalian berdua ributkan sampai membuat kalian melupakan hubungan persaudaraan yang ada diantara kalian berdua?" tanya pak Darmawan.
"Ayah tanyakan saja kepada Dennis,jika bukan karena tindakannya yang hampir mencelakai istriku,aku tidak akan mungkin membuat keributan dengannya!" ucap Ibrahim yang membuat pak Darmawan tidak mengerti dengan maksud perkataan Ibrahim.
"Mencelakai Nafisah?Apa maksud dari ucapanmu itu Ibrahim? Memangnya apa yang sudah dilakukan oleh Dennis kepada Nafisah?" tanya pak Darmawan.
"Semua ini hanya omong kosong mas Ibrahim saja ayah,Dennis sama sekali tidak pernah berniat untuk mencelakai kakak ipar,benar kan kakak ipar?" ucap Dennis yang sok baik dan tidak melakukan apa apa dihadapan ayahnya.
"Tolong bawa Dennis pergi dari sini ayah,aku tidak mau melihat wajahnya." ucap Ibrahim yang menyuruh ayahnya untuk mengajak Dennis segera pergi dari rumahnya.
"Tapi Ibrahim, kedatangan kami berdua kemari ingin melepaskan rindu bersama kamu dan Nafisah nak.Tolong jangan biarkan ayah maupun Dennis pergi dari rumahmu sekarang." ucap pak Darmawan.
"Ayah,apakah sebegitu percayanya ayah kepada Dennis sampai ayah tidak bisa melihat hal buruk apa yang sudah dia lakukan kepadaku maupun bisnis ayah?Ibrahim mohon ayah tolong buka mata ayah baik baik mengenai Dennis, tanpa ayah sadari anak sambung ayah ini sudah membuat kehancuran yang besar bagi keluarga ayah." ucap Ibrahim yang memancing kekesalan Dennis.
"Jangan sembarangan kau kak,aku bukanlah seseorang yang kau tuduhkan itu.Ayah tolong jangan percaya dengan semua kata kata mas Ibrahim,dia hanya ingin ayah membenciku." ucap Dennis yang pura pura teraniaya oleh Dennis.
"Hebat sekali aktingmu itu Dennis,kau ini berlagak tersakiti dihadapan ayah.Aku benar benar menyesal karena harus mempunyai adik sepertimu." ucap Ibrahim yang membuat pak Darmawan tidak terima dengan kata kata Ibrahim terhadap Dennis.
"Jaga ucapan kamu Ibrahim,kamu tidak boleh berkata seperti itu kepada Dennis.Dia itu adik kamu dan sudah banyak menolong kamu untuk mengelola bisnis ayah." ucap pak Darmawan.
Aku tidak akan pernah menarik kata kataku ayah,aku memang sangat menyesal karena memiliki adik sepertinya.Satu hal yang perlu ku peringatkan kepadamu Dennis,kau harus memberikan buku rekening, catatan keuangan dan data karyawan ayah kepadaku tiga hari lagi.Kalau kau tidak memberikannya kepadaku dalam waktu yang sudah ditentukan,aku akan membuka semua kebusukan mu kepada ayah.Kau lihat saja nanti!Ayo Nafisah,kita masuk ke dalam sekarang.Jaga diri ayah baik baik,Ibrahim dan Nafisah masuk ke dalam dulu." ucap Ibrahim kepada ayahnya sembari mengajak Nafisah masuk ke dalam rumah.
Melihat putra dan menantunya sudah kembali masuk ke dalam rumahnya,membuat pak Darmawan tidak memiliki pilihan lain selain mengajak Dennis kembali pulang.Saat berada dalam perjalanan pulang,pak Darmawan tidak henti hentinya kepikiran akan ucapan Ibrahim yang mengatakan padanya bahwa Dennis adalah seseorang yang membuat kehancuran di keluarga maupun bisnisnya.
Pak Darmawan tahu kalau Ibrahim tidak akan mungkin berbicara bohong kepadanya,namun pak Darmawan merasa sangat sulit untuk bisa mempercayai perkataan Ibrahim mengenai Dennis.
tp tidak mungkinlah ya...... karena nafisah seperti itu kan menyelamatkan keluarga darmawan.
atau bisa juga, Nafisah hamil dlm keadaan koma. gitu
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa