seorang gadis yang bernama Abigail Clancy Robinson dia adalah cucu satu satunya dari keturunan Robinson yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Robinson bukan hanya perusahaan dan aset lainnya melainkan klan mafia yang sudah bertahun-tahun dipimpin oleh Robinson.
Gisel adalah gadis yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan besar yang terjadi dan ternyata itu adalah ulah dari saudara angkatnya, karena harta dan kekuasaan yang akan diwariskan kepada ayah dari Abigail ini saudara angkatnya pun menjadi iri dan ingin memiliki semuanya.
ancam demi ancaman pun dilakukan bahkan teror selalu ditujukan untuk gadis kecil itu,namun karena pelatihan yang sangat keras membuat gadis itu dewasa sebelum waktunya,hingga suatu hari orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi gadis itu ternyata menorehkan luka traumatis yang sangat dalam hingga dia sangat anti terhadap laki-laki.
namun kedatangan Maverick sang bodyguard yang dipilihkan kakeknya untuk nya membuat pandangan berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga belas
Saat ini Abigail sudah berada dalam kamarnya saat ini waktu juga sudah menunjukan pukul dua belas malam. Maverick yang membawa gadis itu yang tengah mabuk dan tertidur pulas saat Maverick membawa nya ke mansion.
Maverick penasaran akan kisah masa lalu gadis itu,dia sempat mendengarkan pembicaraan Abigail dan Johannes tadi menjadi semakin penasaran,namun karena smrasa cemburu nya yang besar hingga dia melupakan tentang pencarian tahunya akan datang data gadis ini.
" Hhhmmm... Dari kesekian wanita kenapa hanya kau yang menarik hatiku baby... " Gumam Maverick pelan.
Maverick tengah duduk disofa milik gadis itu yang berada didalam kamarnya kepalanya dia sandarkan dibahu sofa tunggal milik Abigail tercium bau bunga lotus yang sangat khas aroma Abigail.
"Apa aku sedang jatuh cinta pada gadis ini??" Gumam Maverick pelan lalu tiba-tiba kepalanya menggeleng perlahan.
" Tidak tidak aku yakin aku hanya penasaran saja,.. hufft... Kita lihat saja nanti" melihat cara tidur Abigail yang tenang dengan wajah damai membuat Maverick tersenyum.
" Lihatlah bahkan sedari tadi posisi mu masih sama tidak bergerak sama sekali sedari aku meletakkan mu disini sampai sekarang... Sesuai dengan karakter mu yang dingin dan tenang dalam menghadapi sekian banyak masalah..." Maverick bicara sendiri seolah olah dia tengah berbicara pada Abigail yang masih tertidur pulas.
Tadinya Maverick berpikir kalau Abigail berpura pura tidur tapi bahkan sampai dua jam dia disini posisi gadis itu masih sama Maverick sampai dua kali ngecek keadaan gadis itu takut takut kalau dia mati dan tak bernafas tanpa Maverick ketahui.
Dengan menempelkan dua jarinya dibawah hidung Abigail setelah merasakan hembusan nafas Abigail Maverick bernafas lega. Pikiran pikiran buruk sempat hinggap dikepala nya.
" Lebih baik aku tidur... " Sebelum dia memejamkan kedua matanya Maverick melihat jam dipergelangan tangannya dan ternyata sudah pukul tiga pagi.
Sebenarnya dia tidak mengantuk sama sekali bahkan dia sudah terbiasa tidak tidur selama berhari-hari karena tuntutan pekerjaan yang tak ada habisnya, sebagai ketua klan mafia di dunia bawah dan pemimpin beberapa perusahaan diberbagai negara Maverick bahkan tak memiliki cukup waktu hanya untuk beristirahat.
Sampai akhir dimenit berikut nya terdengar dengkuran halus dari Maverick. Sementara Johannes saat ini tengah mengumpat dengan segala umpatan umpatan jelek dia keluar kan yang dia tujukan untuk Maverick siapa lagi.
Dengan seenaknya dia membawa adik sepupunya itu dengan paksa apalagi sampai mengancam dia " bagaimana gadis itu bisa mempunyai bodyguard yang menyeramkan seperti pria itu tadi..." Johannes dilanda bingung akan pertanyaan nya sendiri.
Sejauh yang pria itu tahu Abigail tak sembarangan merekrut orang jika dia bukan dia pasti kakek tua itu " sialan... Kakek" Johannes mencebik dongkol sudah bisa dipastikan kalau ini ulah kakeknya.
" Pria tua itu sungguh menyebalkan... Untung bukan aku yang dia pilih,bisa bisa mati berdiri aku dengan sejuta masalah yang hadir tanpa diduga-duga sebelumnya, belum lagi para musuh yang mengincarnya... Bisa bisa dalam hitungan detik nyawa ini sudah hilang dari tubuh seksiku..." Gerutu Johannes panjang lebar.
Dulu dia sempat dapat pelatihan seperti Abigail tapi dia tidak sekuat gadis itu berlari dengan kaki diikat dengan besi yang masing masing beratnya sepuluh kilo gram belum tas ransel dipunggung nya yang berisi beban seberat dua puluh kilo gram.
Johannes sempat pingsan saat itu tapi setelah dia sadar dia ampun tidak mau mengikuti pelatihan yang diajarkan oleh kakek dan pengawal yang diutus khusus untuk melatih Abigail sampai gadis itu menjadi seperti ini.
Dia hanya ahli dibidang IT saja dan dia bekerja dibalik layar kala Abigail membutuhkan bantuannya, bahkan sebenarnya gadis itu mempunyai IQ yang tinggi dibandingkan dengan nya hanya saja gadis itu terlalu malas untuk melakukan semua pekerjaan dibidang itu sendiri.
Abigail lebih cenderung ke fisik dia lebih suka berkelahi jarang sekali ada seorang gadis menyukai kekerasan otak cerdas nya dia gunakan untuk memanipulasi lawan saja. Otak pintarnya digunakan untuk hal hal licik jika dia menemukan lawan yang sangat licik maka dia lebih licik dibandingkan lawannya.
Trauma yang gadis itu alami juga karena orang kepercayaan kakeknya dari dia Abigail mengalami pelecehan seksual meskipun tidak sampai ke inti. Pria itu seperti sedang dalam pengaruh sesuatu dan dalam kendali seseorang yang sampai saat ini belum terpecahkan.
Abigail hampir membunuhnya saat itu tapi entah mengapa gadis itu berhenti saat pisau yang dia pegang hampir menancap didada pria itu.
Pria itu bernama Alfredo Zigon pria blasteran asal Rusia indo itu menjadi pengawal kakeknya disaat usianya masih sepuluh tahun. Ada apa dibalik cerita pelecehan itu bahkan sampai saat ini pria itu masih hidup segar dan masih jadi kepercayaan kakeknya.
" Sepertinya ini bukan masalah yang sederhana itu..." Gumam Johannes.
Ceklek
Lagi asyik melamun Johannes dikagetkan suara pintu apartemennya terbuka secara buru buru. Ternyata tak lain dan tak bukan adalah manusia laknat yang sayang nya masih berbau temannya itu
" Bro... Dari tadi kau ku ketok ketok pintu ku pencet pencet bel apart elo gak ada sahutan sama sekali,jadi sorry kalau aku meminta pihak manajemen apartemen Lo dan meminta kunci cadangan elo... Gue takut elo kenapa Napa... " Cerocos seorang pria yang tak lain adalah sahabat nya sendiri Faizal Rizki.
" Ckk... Kebiasaan Lo,."
" Lagian yah loh lagi ngelamunin apa sih..." Tanya Faizal penasaran.
" Berisik..." Faizal memutar malas matanya.
" Ada apa Lo kemari..." Tanya Johannes langsung saja.
" Gue besok mau pinjem mobil elo bisa buat anter adek gue yang mau kuliah ke Jogja..." Johannes mengerutkan keningnya.
" Lah mobil elo kemana..." Kemarin gue tabrakan bro... Gue diserang beberapa orang yang gue sendiri gak tahu siapa mereka lihat nih muka gue bonyok " sambil menunjuk beberapa luka lebam dipipinya. Johannes baru menyadari kalau temannya ini memang mempunyai luka lebam dia pikir itu hanya salah lihat saja karena penjahayaan apartemen nya yang sedikit remang remang.
" Pake aja... Kuncinya ada ditembok noh..." Sahut Johannes dia sedikit kasihan dengan temannya ini.
" Bukankah sudah kubilang lepaskan cewek pembawa sial itu ege... Bodoh kok dipelihara" ujar Johannes geram dengan sahabat nya ini yang bucin akut pada kekasihnya yang sayang nya dia adalah seorang murahan.
Bahkan gadis itu pernah menawarkan dirinya padanya disaat Faizal tengah dia perintahkan untuk mengawasi gudang diarea barat kota.
" Gue gak bisa bro..." Johannes memutar malas matanya dia tahu pasti jawaban itu yang akan keluar dari mulutnya.
" Cinta boleh tapi bodoh jangan... " Tegas Johannes, karena melihat pengalaman temannya itulah yang membuat dia sulit jatuh cinta pada wanita meskipun dia seorang cassanova.
" Kalau gue tunjukkan seberapa busuknya cewek elo... Elo bakal lepasin dia gak..." Tanya Johannes sarkas.
" Akan aku pikirkan..." Seketika itu juga Johannes menoyor kepala Faizal dia gemas sekali dengan sahabat ini.
" Gua punya sesuatu yang tak bisa gue omongin ke elo bro... Nanti kalau sudah tiba waktunya gue omongin semuanya ke elo..." Batin Faizal