Di malam merayakan hari pernikahannya dengan wanita yang sangat Dia cintai, Zean jatuh pinsan membuat seluruh keluarganya baru tau kalau Zean selama ini mengidap kanker stadium akhir yang sudah tidak bisa di tolong lagi.
Zean menghempuskan napas terakhirnya.
Olivia yang sudah sah menjadi istrinya sangat terpukul atas kepergian Zean.Dia pernah menyangka suaminya akan meninggalkan dirinya selamanya.
Karena Cintanya yang sangat besar kepada suaminya Olivia memilih tidak mau menikah lagi dan memilih hidup dengan status jandanya selama bertahun tahun,namun tidak sadar nanti hidupnya akan berurusan dengan Adik iparnya yaitu Zein,setelah kematian kakaknya,dia sering pulang menemui Mommynya.
Bagaimana Kisahnya,yuk simak,menarik sekali ya...==>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.23
Malam itu,
Zein memilih istirahat diatas sofanya.
Pukul 5 pagi,
Olivia membuka matanya lalu melihat dimana dia saat itu,Dia melihat ruangan itu sedikit terang. Olivia tersadar,ternyata dia sudah berada dalam kamar.Olivia melihat kearah kiri dan kanannya. Olivia melihat ternyata itu Zein yang tengah tidur meringkuk di bangku sofa.
"Astaga aku selalu tidur sampai tidak ingat apa-apa..Kasian sekali dia harus mengalah demi aku.."Gumannya.
Olivia bangun merapikan tempat tidur lalu perlahan mendekati Zein yang masih terlelap tidur dengan tenangnya.Olivia menatap Zein dengan lekat.
"Zein...bangun...Zein bangun.." Olivia menyentuh Bahu Zein.
"Diamlah Tam,aku masih mengantuk..!" Ucapnya.
"Zein...Bangun,ini aku..Olivia..Zein..." Ucap Olivia mendekatkan wajahnya kearah telinga Zein. Saat itu juga Zein menarik Olivia,dia ingin menghempas Olivia,dia mengira Olivia adalah Rustam yang menganggu tidurnya.
"Kau..." Zein terkejut saat itu melihat Olivia,begitu juga Olivia.
"Kamu...??" Ucap Zein tersadar dengan keadaan mereka saat itu lalu perlahan Zein melepaskan Olivia lalu dia bangun lalu duduk. Olivia juga lansung terdiam kaku.
"Maafkan aku..Aku mengira kamu Rustam.." Ucap Zein.
"Ems...Iya tidak apa..Maaf menganggu tidur kamu.. Kamu masih mengantuk sebaiknya pindah kesana..maaf membuat kamu tidur disini.." Ucap Olivia.
"Ems...tidak apa-apa..Kamu pagi sekali bangunnya, ini masih pagi sekali..istirahatlah lagi.." Ucap Zein.
"Aku terbiasa bangun jam segini..Oh ya aku mau membersihkan wajahku,dimana koperku..?" Ucap Olivia.
"Kopermu..Masuklah keruangan itu,koper kamu disana..kamar mandi juga disana.." Ucap Zein
"Baiklah...Kamu istirahatlah lagi.." Ucap olivia.
"Baiklah.." Zein berjalan menuju tempat tidurnya lalu berbaring tengkurap disana karena matanya memang masih mengantuk sekali.Olivia masuk kedalam ruangan yang ternyata ruangan itu sangatlah luas sekali.terlihat seluruh peralatan milik Zein tersimpan disana.
"Luas sekali ruangan ini.." Guman Olivia lalu menemukan kopernya lalu membukanya mengambil baju yang mau dia kenakan lalu dia masuk kedalam kamar mandi Zein.
Olivia masuk kedalam kamar mandinya,disana Olivia tercengang juga melihat kamar mandinya begitu luas juga.
"Ya ampun...untuk apa dia membuat kamar mandi seluas ini..?" Guman Olivia lalu memilih membersihkan tubuhnya.
Olivia membersihkan tubuhnya namun setelah selesai dia merasakan sesuatu yang aneh dari tubuhnya.
"Ya ampun...Aku datang bulan, bagaimana ini.." Ucap Olivia panik lalu keluar menuju koper mencari sesuatu yang dia cari namun tidak ada.
"Aduh gimana ini..Gimana caranya aku bilang Zein..Aduh gimana ini,mana ponselku ketingalan di tempat tidur lagi..." Olivia mengigit kukunya karena panik.Olivia memakai jubah mandinya lalu membuka sedikit ruangan itu untuk mengintip Zein.
"Ya ampun..Dia tidur nyenyak sekali,,gimana aku bilang dia..tapi kalau aku nggak bilang gimana cara aku membelinya.." Guman Olivia bingung. Olivia mengintip lagi,namun kemudian dia memutuskan harus memberitahu Zein.
"Zein..." Panggilan pertamanya tidak Zein dengar.
"Zein...."
"Zein..." Zein menggerakan tubuhnya lalu dia terbangun lalu menoleh kearah ruangan gantinya.
"Olivia..Kamu memanggilku..?" Panggilnya sedikit meninggikan suaranya.
Zein bangun lalu duduk namun bingung kenapa dengan Olivia memanggilnya namun tidak lagi bersuara.Zein bangun,berjalan menuju ruangan gantinya,dia ingin membuka pintunya namun saat dia mendorong pintu itu,dia juga mendorong tubuh Olivia namun dengan sigap Zein menahan tubuh Olivia bahkan merangkulnya dengan erat membuat pandangan mereka bertemu..Zein lansung tercengang melihat Olivia mengunakan jubah mandinya dan rambutnya juga masih basah.
"Ems...Ka kamu kenapa belum ganti pakaian..?" Tanya Zein melepaskan Olivia dari rangkulannya.
"Ems..itu..." Olivia terlihat kebingungan.
"Kenapa...Apa Mommy salah menyimpan pakaian kamu..apa ada sesuatu tertinggal..?" Tanya Zein
"Emm..Nggak..bukan begitu..itu..." Ucap Olivia masih bingung gimana cara memberitahu dengan Zein.
"Lalu kenapa kamu belum berganti,nanti masuk angin loh.." Ucap Zein masih menatap Olivia dengan menahan pikiran liarnya.
"Ems..itu Zein..." Ucap Olivia kembali bingung.
"Katakan saja Olivia,jangan takut..?" pinta Zein.
"Aku...Aku..Sedang datang tamu bulanan.." Ucap Olivia masih belum di pahami Zein.
"Maksudnya,tamu..tamu apa..?" Tanya Zein.
"Itu....Itu...Aku sedang datang bulan..setiap wanita mengalami hal itu..."Ucap Olivia. Masih juga Zein tidak paham dengan apa yang Olivia katakan, semakin kuat mengerut keningnya.
"Aku benar-benar tidak paham maksud kamu.. Olivia..beritahu jelasnya gimana.." ya ampun pikir Olivia gimana sih Zein masa nggak tau sih..
"Zein..Datang bulan itu dimana wanita akan mengeluarkan darah kotornya mulai dari 3 hari sampai seminggu dari Anunya.." Sampai di perjelas Olivia namun Zein hanya diam,masih bingung memahami apa yang Olivia katakan.
"Dari anunya...?"
"Ya ampun Zein...masa kamu nggak paham juga.. Dari milik wanitalah Zein.." Ucap Olivia sedikit kesal.
"Emm Jadi saat ini kamu berdarah...Sakit nggak atau ada luka..dimananya..?" Ucap Zein konyol sekali sampai memegang tangan Olivia lalu melihat Olivia.
Olivia sampai menampar keningnya sendiri melihat kelakuan Zein.Ya ampun Zein nggak paham sekali pikir Olivia.
"Kita kerumah sakit ya..." Ucap Zein.
"Zein..ya ampun kamu ini,bingung ah jelasin..Aku nggak sakit,begini..kamu, mana ponselmu, ponselku di luar,Aku mau menghubungi Veli.." mendengar itu Zein memberikan Ponselnya dalam saku celananya, Olivia lansung menghubungi Velita.
"Iya Tuan." Ucap Velita.
"Velita..Ini aku..Veli,Kamu pergi kesupermarket sekarang juga,belikan aku pembalut yang bersayap ya..segera antar kekamar Zein ya,aku tunggu.." Ucap Olivia.
"Baik Nona..." Ucap Velita lalu mematikan telepon sedangkan Zein masih di selimuti kebingungan.
"Olivia...Maaf aku masih bingung..Aku tidak paham maksud kamu..?" Ucap Zein mengaruk garuk tengkuknya.
"Kamu serius nggak tau Zein..?" Tanya Olivia lansung di gelengi Zein.
Olivia masih memakai Ponsel Zein,lalu dia mencari tentang apa itu datang bulan.
"Ini baca nanti ya...Aku udah simpan.." Ucap Olivia lalu memberikan ponselnya kearah Zein lagi. Olivia membaluti rambutnya dengan handuk sedangkan Zein terus saja melihat dirinya. Tidak lama bunyi alarm pintu kamarnya bersuara. Zein keluar lalu membuka pintu kamarnya.
"Tuan..Ini pesanan Nona.." Ucap Velita.
"Baiklah.." Zein masuk membawakan kantong itu namun dia yang penasaran membukanya lalu dia mengambil bungkusan pembalut itu sambari membacanya.
"Bagaimana cara dia akan memakainya...?" Gumanan Zein kalau di dengar Rustam dan Rehan pasti mereka akan mentertawakan Zein.
Zein masuk kedalam melihat Olivia mengunakan cream wajahnya,sejenak Zein memandang Olivia.
"Ini pesanan kamu..." Ucap Zein membuat Olivia menoleh.
"Owh...terimakasih Zein.." Ucap Olivia lalu ingin masuk kedalam kamar mandi lagi namun lengannya di cekal Zein.
"Ada apa Zein?"
"Itu...bagimana kamu memakainya?" Olivia lansung tersenyum bahkan ingin tertawa saat itu melihat tingkah lucu Zein menanyakan hal itu.
"Zein..nanti aku jelaskan ya,aku harus segera kekamar mandi.." Ucap Olivia masih tersenyum. Olivia masuk kekamar mandi sedangkan Zein masih kebingungan seperti orang bodoh.