Seorang Nona Muda tiba-tiba terbangun dalam tubuh anak seorang pembantu dan sopir. Langsung menghabiskan satu malam dengan seorang tuan muda yang membuatnya dikejar-kejar oleh pria itu.
Dari anak pembantu yang biasanya tidak tahu apa-apa dan hanya menurut saja jika disuruh, tiba-tiba berubah menjadi sangat arogan dan sulit dikendalikan.
Kepintaran dan kecerdikannya membuat para majikannya harus memutar otak untuk menghadapi perempuan yang tiba-tiba mengancam posisi dan bisnis mereka.
"Kita harus melakukan sesuatu Bu, atau perempuan itu akan melindas kita semua!"
Semua orang panik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Sedikit minder pada Vanessa
"Tunggu! Itu tidak mungkin kan? Mana mungkin seorang anak pembantu dan sopir tidak tahu bahasa Jepang? Ha ha ha..." Heriyani tertawa puas, dia tidak sabar untuk melihat Vanessa dipermalukan.
Tetapi Vanessa yang mendengar ucapan Heriyani, dia hanya tersenyum tipis sambil berbalik Menatap layar ponselnya.
"Heh! Kau tampak santai ya," Heriyani kesal, tapi dia tidak ingin terlalu banyak membuang energi untuk sesuatu yang sudah pasti akan terjadi sehingga Heriyani berbalik menatap asistennya, "Apa yang kau lakukan pagi ini? Kenapa begitu lambat sampai aku terlambat di sini dan menjadi sangat malu? Kau tidak tahu bagaimana tatapan orang-orang Saat melihatku datang terlambat sendirian saja?!!" Heriyani menatap tajam asistennya saking kesalnya dia.
Nando dengan gugup berkata, "Ma,, maaf, kemarin saya minum terlalu banyak dan akhirnya--"
"Apa?! Karena kau minum terlalu banyak?! Emangnya apa yang kau lakukan kemarin?! Beraninya kau minum sampai melalaikan tugasmu dan membuatku menanggung malu!" Gerutu Heriyani Merasa tidak senang dengan kelakuan asistennya.
"Eh? Nona tidak mengingatnya lagi?" Tanya balik Nando.
"Apa?" Heriyani binging, ia berusaha mengingat apa yang ia lupakan sampai akhirnya dia berbalik menatap Vanessa, 'aku menyuruh asistenku untuk menemui perempuan ini di bar dan membuat Vanessa mabuk. Tapi kenapa asistenku yang malah bangun terlambat gara-gara mabuk dan perempuan ini tampak baik-baik saja?' kata Heriyani dalam hati kini bingung sendiri.
"Apa yang terjadi?" Heriyani akhirnya berbisik pelan pada asistennya.
"Saya tidak tahu, tapi saya ingat Kami menghabiskan banyak sekali minuman tapi malah saya yang mabuk dan perempuan itu baik-baik saja. Sepertinya dia sangat jago minum, Padahal kemarin saya memesan minuman yang berkadar alkohol cukup tinggi," kata Nando dengan suara yang pelan membuat kening Heriyani berkerut sempurna.
Tiba-tiba saja dia menyadari bahwa hal yang ganjil dari Vanessa menjadi semakin banyak.
'Perempuan ini tidak pernah minum alkohol, tapi kemudian bisa minum banyak alkohol tanpa mabuk? Ini sama dengan kejadian ketika aku menganggap dia tidak bisa menggunakan komputer atau kejadian ketika aku menganggap dia tidak bisa menaiki mobil atau berbahasa Inggris atau,,,' Heriyani tiba-tiba melototkan matanya menatap Vanessa dia menyadari sesuatu yang tidak bisa diakui.
'Perempuan ini sebenarnya sangat pintar dan bisa belajar dengan sangat cepat, Tapi selama ini orang tuanya tidak memberinya fasilitas untuk melakukannya, gapi sekarang,' Heriyani tiba-tiba saja merasa tidak percaya diri duduk di samping Vanessa, Padahal dia tahu bahwa ia adalah seorang tuan putri dan Vanessa sendiri hanyalah seorang anak pembantu dan sopir.
Derajat mereka tidak pernah sebanding, tapi bakat mereka mungkin,,, mungkin bisa diadu.
'Aku tidak percaya ini, aku tidak bisa percaya!' kata Heriyani dalam hati bersamaan dengan mentor mereka yang selesai membuat kertas lot menatap semua orang.
"Baiklah, kita akan memulai kuis kita, Saya akan mengambil masing-masing kertas dari dua kotak ini, yang sebelah kanan ialah kertas yang berisi nama-nama yang akan mengikuti kuis sementara yang sebelah kiri ialah berisi fitur-fitur yang akan dijelaskan oleh setiap peserta," kata Sang mentor sambil mengulurkan kedua tangannya ke masing-masing kotak yang tersedia di hadapannya dan mencabut 2 kertas secara bersamaan.
Yang mendapat giliran pertama ialah seorang pria yang berasal dari Jepang yang juga merupakan satu tim dengan Vanessa.
Pria tersebut langsung naik ke panggung dan mengambil laser pointer presentasi dari sang mentor.
Dia pun menunjuk bagian dari sebuah fitur yang akan ia jelaskan.
"Dia mendapatkan soal yang mudah."
"Soalnya mudah sekali, Itu fitur yang paling mudah untuk dijelaskan!"
Orang-orang berkomentar saat melihat layar proyektor di hadapan mereka menampilkan sebuah fitur yang bukan merupakan fitur khusus melainkan fitur dasar pada game yang sedang diperkenalkan.
Meski orang-orang berbicara, namun pria yang sudah berada di panggung mengabaikan pembicaraan orang-orang itu dan dengan menggunakan bahasa Jepang, pria Itu menjelaskan fitur yang dipancarkan melalui layar proyektor.
Penjelasan yang sangat akurat, sangat sempurna dan tidak memiliki cacat di mana-mana.
'Sudah kuduga dia yang akan mendapatkannya! Tidak mungkin mobil itu diberikan pada orang lain!' gerutu Heriyani dalam hati sambil melirik Vanessa.
'Benar juga, meski dia bisa bahasa Inggris setelah belajar giat selama 3 minggu ini, namun tidak mungkin dia langsung bisa menguasai dua bahasa dalam 3 minggu itu. Bahkan jika Iwan yang belajar 2 bahasa dalam 3 minggu pasti pun tidak akan menguasainya! Apalagi sampai bisa berbicara dengan sangat lancar,' ucap Heriyani dalam hati.
