Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 24 - Satu Panggilan Telepon
"Apa ada masalah? kamu butuh bantuan ku?" tanya Rayden lagi, saat dilihatnya gadis berkacamata ini hanya diam.
Namun mendengar dua pertanyaan Rayden itu akhirnya membuat Disha tersenyum kecil. Masalah seperti ini terlalu sepele baginya untuk meminta bantuan orang lain.
"Tidak, tidak ada masalah apapun dan saya tidak membutuhkan bantuan apapun," jelas Disha, masih dengan senyumnya yang terukir manis di tiap sudut bibirnya.
Vio bahkan sampai menganga mulutnya ketika mendengar jawaban Disha itu, apa yang bisa mereka berdua lakukan untuk menyelesaikan semua masalah ini jika tanpa bantuan orang hebat seperti Rayden. Vio yakn, hanya dengan satu perintah sang tuan muda maka masalah mereka berdua akan selesai, tapi Disha malah menolaknya mentah-mentah.
"Saya permisi dulu Tuan," ucap Disha cara yang menunjukkan kepalanya memberi. sementara Rayden terlalu tercengang untuk menanggapi pamitnya gadis itu. dia pun mendengar dengan jelas jika Disha membutuhkan pasokan makanan 200 kotak dalam waktu 1 jam, namun Ternyata Gadis itu malah menolak tawarannya.
Bukan hanya Vio dan Rayden yang terkejut, Samuel pun sama saja.
Dan setelah mengucapkan kalimat pamit, Disha segera pergi dari sana tanpa menunggu balasan dari tuan muda itu. Vio pun buru-buru mengikuti langkah Disha.
"Astaga Sha, Kenapa kamu menolak bantuan dari tuan muda Rayden, dengan kekuasaan yang dia punya aku yakin beliau bisa membantu kita dengan mudah, tapi kenapa kamu malah menolaknya? kenapaaa?!!" gerutu Vio, di antara langkah mereka berdua yang terburu-buru menuju ruang penyimpanan makanan.
"Kak Vio tenang saja, aku bisa mengatasi masalah ini."
"Bagaimana caranya?"
"Tunggu dulu."
"Aku tidak bisa menunggu Sha, aku sangat takut kemarahan dokter Anna, dia itu sangat mengerikaaann!!"
Mendengar ibunya dibicarakan seperti itu, Disha malah mengulum senyumnya. Dia tahu, jika ibunya sudah marah memang sangat mengerikan.
Sampai di ruang penyimpanan makanan Disha pun juga melihat makanan kotor itu. lantas setelahnya dia mengambil ponsel di saku bajunya, menghubungi seseorang.
"Kak Vio tinggu disini sebentar, aku akan menghubungi seseorang."
"Baiklah, jangan lama, jangan membuat ku semakin takut, aku hanya mau mendengar kabar baik."
Disha mengangguk.
Gadis berkacamata itu kemudian keluar dari ruangan itu dan berdiri di depan pintu, dengan ponsel yang terus dia tempelkan di telinga, menghubungi seseorang.
"Halo Sha," jawab seorang pria di ujung sana. Suaranya terdengar berat dan tegas. Khas seseorang yang memiliki kuasa.
"Kris, kirim 5 truk makanan ke rumah sakit, sekarang."
"Astaga banyak sekali, apa ada masalah dengan makanan sebelumnya."
"Ku rasa ada seseorang yang mengacaukannya, ada kecoa mati di salah satu kotak. Sebelum makan siang truk makanan harus ada disini, sepanjang perjalanan kalian langsung sediakan makanannya, jadi saat tiba bisa langsung dibagikan."
"Kamu memberiku tugas yang sulit, apa imbalannya?"
"Aku mohon Kris."
"Hahaha, baiklah Nona."
Panggilan telepon itu terputus, membuat Disha langsung menghembuskan nafasnya lega.
"Bagaimana?" tanya Vio yang tiba-tiba saja menepuk pindah Disha, melihat Disha selesai melakukan panggilan telepon itu dia pun segera menghampiri.
"Astaga, kakak membuat ku terkejut."
"Maaf, tapi bagaimana? aku merasa sangat cemas sebelum semua masalah ini teratasi Sha."
"Sudah kak, tenang, aman."
"Apanya yang aman? mana bisa aku tenang."
"Aku sudah menghubungi pihak Pampam Food, mereka bersedia mengirimkan 5 truk makanan kesini."
"Benarkah?" tanya Vio dengan kedua matanya yang melebar. Semua makanan yang telah mereka order juga dari Pampam Food, salah satu perusahaan terbesar yang memproduksi makanan sehat siap saji.
Namun sebelumnya mereka telah melakukan pemesanan seminggu sebelum acara dimulai, namun apa yang terjadi sekarang? hanya dari satu panggilan telepon Disha pihak Pampam Food bersedia mengirimkan 5 truk makanannya kemari.
"Kamu tidak bohong?" tuntut Vio.
"Tidak."
"Jangan bohong!"
"Tidak Kak." Balas Disha dengan bibir yang jadi tersenyum lebar.