Marsha Shen adalah seorang gadis yang mengalami kebisuan selektif (fobia bicara). Marsha sudah menyukai Luis Liu bertahun-tahun lamanya. Marsha Shen adalah salah satu anak panti asuhan yang diasuh oleh keluarga Liu. Sampai suatu saat, kakek Liu memintanya menikah dengan Luis, hanya karena Marsha memiliki golongan darah dan tulang sumsum yang cocok dengan Luis Liu.
Luis Liu adalah ahli waris utama Keluarga Liu. Namun sayang bayang-bayang penyakit kanker yang selalu mengambil keturunan laki-laki dikeluarga Liu selalu menghantui.
Karena itulah Kakek Liu memaksa Luis menikahi Marsha, meski Luis sudah memiliki kekasih pilihan hati. Menikah dengan Luis adalah awal permulaan penderitaan bagi Marsha, meski terlihat sebagai wanita yang beruntung.
Menjalani kisah romansa modern, Cinderella abad 21.
-189 episode-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MALAM TIBA
Mie kesukaan Marsha adalah kedai Mie favorit Keluarga Marsha dulu. Setiap kali makan Mie ini Marsha selalu merasakan kehangatan kasih sayang ayah dan ibunya dulu kala masih hidup.
Senyuman Marsha nampak manis ketika menghabiskan Mie tersebut, karena hatinya diliputi oleh kehangatan kenangan ketika bersama Ayah dan ibunya.
'Slruuupz' Bunyi suara Kuah Mie di minum oleh Marsha. Terdapat sisa daun bawang di ujung bibir Marsha, Han Lie melihatnya lalu membersihkan dengan tangannya.
"Kau ini makan seprrti anak TK," ucap Han Lie sambil tertawa.
Tiba-tiba Marsha menangis. "Hiks, Hiks," isak Marsha.
"Hei, ada apa?" tanya Han Lie panik.
Marsha teringat Ayahnya dulu sering melakukan hal yang sama yang tadi Han Lie lakukan. Membersihkan sisa makanan di ujung bibirnya.
"Marsha, katakan kepadaku kau kenapa?" tanya Han Lie lagi.
Marsha segera memasang senyumannya, "Tidak apa," ucap Marsha.
"Aku hanya teringat ayah-ku," ucap Marsha lagi.
"Ah kau ini menganggetkanku saja," ucap Han Lie.
"Ayo aku antar kau pulang," ajak Han Lie
Han Lie mengantar Marsha sampe pintu masuk panti Asuhan, Han Lie meLihat Nyonya Su dan menyapanya.
"Nyonya Su," sapa Han Lie.
"Han Lie, selamat juga atas kelulusanmu," ucap Nyonya Su.
"Setelah ini kau akan melanjutkan kuliah kemana?" tanya Nyonya Su.
"Milan," awab Han Lie sendu.
"Hei, mengapa nampaknya kau tidak senang hati ingin berkuliah disana?" tanya Nyonya Su.
"Ah tidak ada, aku hanya lelah setelah bermain seharian dengan Marsha," jawab Han Lie sembarang.
Han Lie sebenarnya meminta berkuliah di Milan karena mengetahui Marsha akan pergi belejar di Institute Of Milan. Orang Tua Han Lie sudah mempersiapkan segalanya untuk perkuliahan dia disana, tapi tiba-tiba hari ini Marsha mengatakan mengundurkan dari progrsm beasiswa tersebut. Han Lie sudah tidak mungkin membatalkan pengaturan yang sudah orang tuanya lakukan di Milan.
"Baiklah Nyonya Su, aku pamit," ucap Han Lie dengan sopan seraya masuk ke dalam mobilnya.
Marsha melambaikan tangannya kepada Han Lie. Di dalam mobil Han Lie tersenyum sambil berfikir Marsha tidak mudah dekat dan bicara dengan seseorang, hal ini membuatnya merasa tenang meninggalkannya selama beberapa tahun ke Milan.
"Marsha," panggil Nyonya Su.
Nyonya Su mengajak Marsha duduk lalu memulai percakapan layaknya antara ibu dan putrinya yang akan segera menikah.
"Dengarkan aku, kelak ketika kau sudah menikah dengan Tuan Luis, kau harus menjaga Jarak dengan Han Lie," ucap Nyonya Su.
"Tapi dia satu-satunya temanku," jawab Marsha.
"Kau masih memiliki aku," jawab Nyonya Su.
Melihat tatapan tulus Nyonya Su, akhirnya Marsha pun menuruti nasehatnya. "Baiklah Nyonya," ucap Marsha.
Nyonya Su melihat bahwa Han Lie dari dulu sudah menaruh hati kepada Marsha, sebenarnya Nyonya Su berharap kelak dan lebih senang jika Marsha bersama Han Lie. Namun Takdir menulis kisah lain dalam kehidupan percintaan Marsha Shen.
"Ayo, bantu aku menyiapkan makan malam!" ucap Nyonya Su.
Selesai makan malam, Marsha masuk ke kamarnya untuk beristirahat, kepalanya hari ini terlalu pusing di hari ini semua emosi teraduk menjadi satu. Menghadapi kenyataan bahwa sebentar lagi dia akan menikah, menolak program beasiswa dan di minta menjauhi satu-satunya teman baiknya selama ini.
Marsha mulai terlelap di peraduannya, tiba-tiba Marsha merasa berada di dalam gelap. Marsha melihat dirinya dalam mobil lalu ada ayah dan ibunya. Marsha berteriak sekencang mungkin ketika malam itu ibunya mendorong dia keluar dari mobil, Marsha melihat ledakan itu lagi.
Hosh
Hosh
Hosh
Marsha mulai menangis lagi karena bermimpi hal yang sama lagi, "Ibu, Ayah," ucapnya dalam isak tangisnya di tengah malam.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTARNYA YAH
LOVE YOU ALL
ARIGATO