Suami Pengganti

Alya duduk termenung di taman belakang. Beberapa peristiwa terakhir berputar di memori ingatan nya. Kisah cintanya dengan Ardian yang kandas begitu saja meninggalkan luka yang cukup lebar dan berdarah. "Kenapa dia tega meninggalkan aku?" sebuah pertanyaan yang tidak di temukan jawabannya hingga saat ini.

Pernikahan dengan Radit, sikap dingin Radit, dan karakter nya yang susah diajak bicara jika tidak penting, berputar bagaikan film di kepala Alya. Walau Radit dingin, tetapi dia sangat pengertian, terbukti dia sudah mau menemani dan melindungi Alya selama ini. selalu ada saat Alya membutuhkannya.

Pernikahan, Alya tersenyum getir mengenang kata itu, mimpi indahnya tentang indahnya pernikahan, hancur setelah apa yang dilakukan Ardian. Entah apa yang terjadi dengan nya, meninggalkan tanda tanya yang besar di hati dan pikiran Alya.

Radit memasuki rumah dan menuju ke ruang kerjanya. Dia memang tidak datang ke kantor tapi dia akan mengerjakan pekerjaannya di rumah.

Dua jam kemudian dia keluar dan mencari Alya." Bik, dimana Alya?" tanya Radit.

"Non Alya, ada di kamarnya. Baru saja masuk dari taman belakang tuan," ucap pelayan.

"Oh, ok. Siapkan makanan, saya lapar" perintah Radit. Dia makan dengan tenang.

Setelah itu kembali menyibukkan dirinya dengan urusan kantor di ruangannya.

Malam menjelang Radit telah bersiap untuk pergi memenuhi undangan Keysa. Dia memakai pakaian formal dan rapi lengkap dengan jasnya.

Alya sedang duduk di ruang tamu menonton TV, dia heran melihat Radit sudah rapi. "Kau mau kemana?" tanya Alya tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Aku akan menghadiri peragaan busana, teman ku yang mengundang?" jawab Radit.

"Teman?" tanya Alya heran.

Seingat Alya Radit tidak memiliki teman dekat karena waktunya dia habiskan melayani papanya.

"Seorang gadis?" tanya Alya lagi.

Radit berhenti merapikan pakaiannya sejenak dan melirik Alya. "Ya benar!" jawab Radit akhirnya.

Lagi lagi Alya terkejut. "Teman wanita, siapa?" bathinnya.

"Boleh aku ikut?" tanya nya lagi.

Radit berpikir sejenak dan mengangguk. "Cepatlah ganti bajumu, Kita sudah hampir terlambat." jawab Radit membuat senyum Alya mengembang.

Dengan cepat dia naik keatas dan mengganti pakaiannya. Tak lupa sedikit memoles dirinya agar terlihat cantik. Alya memakai gaun malam tanpa lengan yang terlihat anggun dan sedikit seksi karena ada belahan dibelakangnya. Rambutnya dia biarkan tergerai Alya mengambil tas tangan dan memakai sepatu senada dengan tasnya. "Cantik!" ucapnya di depan kaca. Kemudian dia berjalan turun ke bawah menemui Radit.

Radit terpesona melihat Alya yang sangat cantik malam ini. Sebenarnya Radit ingin protes melihat belahan baju Alya yang terbuka, tetapi waktunya sudah mepet dan dia enggan bertengkar dengan Alya.

Radit berjalan lebih dulu meninggalkan Alya masuk kedalam mobilnya.

"Benar benar tidak romantis" ucap Alya dalam hati. Dia masuk ke dalam mobil dan Radit melajukannya mobilnya.

Disepanjang perjalanan Radit hanya diam, Alya pun ikut diam tak berani bersuara.

Peragaan busana yang sangat mewah, karena level internasional. Radit masuk dengan menggandeng tangan Alya. Alya memandang tangannya, senyum tipis terbit di hatinya.

Mereka terus masuk dan duduk di kursi tamu sesuai undangan yang diberikan oleh Keysa. Acara berlangsung dengan meriah. Hingga acara berakhir, Radit bangkit ingin mengajak Alya pulang. Alya pamit ke toilet sebentar.

"Radit," panggil Keysa dengan wajah berbinar. Sungguh dia bahagia Radit menghadiri undangan nya.

"Aku kira kau tidak datang!" ucapnya menghampiri Radit.

"Maaf, aku terlambat. Selamat ya acaranya sukses." ucap Radit menjabat tangan Keysa.

"Ayo, aku sudah selesai" ucap Alya membuat Radit dan Keysa menoleh ke arahnya.

"Key, kenalkan ini Alya istri ku?" ucap Radit.

"Alya" ucap Alya menjabat tangan Keysa dan tersenyum hangat.

Ada rasa hangat dihatinya saat Radit mengenalkannya sebagai istrinya.

"Keysa" jawab Keysa tak kalah ramah.

"Dit, istrimu cantik sekali, kamu beruntung. Dan Alya, kamu hebat bisa menaklukkan es batu seperti Radit," ucap Keysa.

Alya hanya tersenyum mendengar ucapan Keysa.

" Sudah malam kami pulang duluan ya. Sekali lagi selamat ya" ucap Radit menjabat tangan Keysa.

"Terimakasih, sudah mau datang. Lain kali kita bisa ketemu dan ngobrol bareng," ucap Keysa ramah.

Alya hanya mengangguk. Dan mereka berpamitan pulang.

Keysa memandang kepergian Radit dan Alya dengan perasaan kecewa. Dia pikir Radit datang sendiri.

Dia menyukai Radit sejak kecil, dan berharap bisa memiliki Radit. Maka nya dia kembali ke Indonesia. Mengetahui Radit sudah menikah dia sedikit prustasi, tetapi setelah mendengar cerita dari Bu Fatimah bahwa Radit menikah karena terpaksa, Keysa bertekad akan merebutnya. Dia akan mengejar Radit.

Keysa berbalik dan bergabung dengan teman temannya.

Alya dan Radit diam sepanjang perjalanan pulang kerumah.

Sebenarnya Alya memiliki banyak pertanyaan tentang siapa Keysa. Dan seperti apa hubungannya dengan Radit, kenapa dia mengundangnya secara khusus untuk hadir diacara tadi. Tapi dia mengurungkannya , takut Radit marah dan menurunkannya di jalan. Dia hanya menyimpannya di dalam hatinya.

Radit masuk ke dalam rumah terlebih dahulu meninggalkan Alya berjalan dibelakangnya. Alya hanya mendesah kecewa.

Apa dia marah karena aku ikut dengannya dan menggangu nya tadi, bathin Alya.

Alya berjalan masuk dan menuju ke kamarnya. Dia berganti baju dan merebahkan dirinya di tempat tidur. Tapi dia sulit memejamkan matanya. Wajah Keysa terbayang dimatanya. "Dia sangat cantik, apalagi dia seorang model. Apa dia pacar Radit? Aku tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengannya!" Alya terus berpikir sendiri.

Sementara Radit sudah tertidur pulas di kamarnya. Hari yang dia lalui sungguh melelahkan.