NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Pengantin Pengganti
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: m anha

Dini, terpaksa menikah dengan Haidar. Pria yang tak ia kenal dan di temuinya di rumah sakit karena membutuhkan biaya oprasi ibunya.

Haidar, seorang tuan muda dari keluarga Sanjaya harus mencari pengantin pengganti saat mempelai wanita mengalami kecelakaan.

Akankah Haidar bisa menerima Dini sebagai istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta Menyayat Hati

Pagi hari Dini baru bangun lebih dulu, ia menyiapkan semua keperluan suaminya dan tak lupa memesan sarapan untuk mereka semua.

Setelah menyajikan sarapan di meja makan, Dini kembali ke kamar dan melihat suaminya itu sudah berada di kamar mandi. Dini segera merapikan tempat tidur mereka, mengganti sprei dengan sprei yang baru, begitu semua selesai ia bersihkan Haidar keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya dan dengan handuk kecil lainnya yang dipakai untuk mengeringkan rambutnya.

"Duduklah di sini, biar aku bantu keringkan," ucap Dini menunju ke sofa kecil yang ada di depan tempat tidur. Haidar penduduk dan memberikan handuk yang tadi dipegangnya pada Dini.

Dini mengeringkan rambut Haidar, ia menggosok-gosok handuk itu di kepalanya sambil memberikan pijatan-pijatan kecil dan itu membuat Haidar merasa lebih tenang menikmati pijatan Dini.

"Kamu pasti sangat mencintai Joana kan?" ucap Dini tiba-tiba membuat Haidar yang tadi menutup mata menikmati pijatan Dini membuka mata dan menoleh ke arah Dini.

"Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba membahas Joana?" tanya Haidar dan mengkerutkan keningnya.

"Semalam kamu terus mengigau dan menyebut namanya."

Mendengar itu Haidar merasa tak enak hati, semalam ia menghabiskan malam dengan Dini. Namun, menyebut nama Joana dalam tidurnya.

"Maaf," ucap Haidar membuat Dini hanya tersenyum dan mengangguk.

"Tak usah meminta maaf, kamu nggak salah, tak ada salahnya menyebut nama orang yang kita cintai apalagi kamu melakukannya dalam keadaan tidak sadar 'kan, itu berarti kamu memang sangat mencintainya dan tak bermaksud menyakitiku. Aku juga baik-baik saja, kita kan hanya teman."

Mendenger itu Haidar menghela nafas, ia kembali memejamkan mata menikmati pijatan Dini.

"Beberapa hari yang lalu aku melihatnya," ucap Haidar membuat kini Dini yang tadinya memijat kepala suaminya itu menghentikan pijatannya.

'Mungkinkah orang yang sudah meninggal hidup kembali?' batin Dini.

"Maksudnya? Joana masih hidup?" tanya Dini yang masih menghentikan pijatannya.

"Aku juga tidak tahu, aku benar-benar melihat Joana atau hanya ilusiku. Namun, semua itu nyata di depanku, aku tak sengaja melihatnya saat pulang bekerja menuju hotel di tengah malam, apa menurutmu aku hanya berhalusinasi?"

Dini terdiam, apakah sebegitu cintanya suaminya itu sampai ia tak bisa membedakan mana nyata dan mana halusinasi.

"Apa menurutmu ada kemungkinan Joana masih hidup? Maksudku mungkin sajakah orang yang kamu kira meninggal itu bukan Joana, tapi orang lain."

"Tunggu!" Haidar kini membalikkan badannya menatap Dini, ia tak pernah berpikir akan hal itu, waktu itu ia melihat wajah Joana yang hangus terbakar, ia bahkan tak berusaha membuktikan apakah itu jasad Joana atau tidak dengan melakukan tes DNA, ia percaya pada apa yang dikatakan oleh keluarga Joana, jika mayat yang terbujur kaku dengan luka bakar itu adalah jasad Joana.

"Apa mungkin hal itu bisa terjadi?" tanya Dini lagi melihat ekspresi suaminya.

"Hari itu wajahnya tak bisa dikenali, mungkinkah dia orang lain dan masih ada kemungkinan Joana masih hidup?" tanya Haidar balik membuat Dini hanya mengangguk, walau ada rasa sakit di hatinya dan berharap Joana tak pernah hadir lagi di kehidupan mereka, agar ia bisa menjalani rumah tangga bersama dengan Haidar. Namun, fakta jika suaminya itu mencintai sosok wanita yang bernama Joana dan membuat suaminya itu merasa gelisah, ia hanya bisa mengangguk dan memberi harapan jika mungkin saja fakta itu bisa terjadi.

"Kamu benar, aku akan coba mencari tahu apakah yang aku lihat adalah Joana atau bukan," ucap Haidar, rasa semangat untuk mencari tahu tentang Joana kini timbul kembali, ia sangat yakin jika wanita yang dilihatnya beberapa waktu lalu adalah Joana. Haidar langsung mengambil ponselnya menghubungi orang kepercayaannya, meminta untuk memeriksa keberadaan wanita tersebut melalui kamera CCTV di daerah sekitaran tempat di mana waktu itu ia melihat Joana, sekecil apapun petunjuk ia menginginkannya.

"Semoga saja itu memang Joana," ucap Haidar dengan senyum yang terbit di bibirnya, wajahnya terlihat begitu gembira, ia tak menyadari wajah Dini yang berubah.

"Terima kasih ya, jika mungkin bukan karena kamu aku tak akan pernah mencari tahu akan hal itu dan semoga saja semua itu adalah benar," ucap Haidar membuat Dini kembali mengangguk dan memasang senyumnya walau matanya kini sudah terasa panas. Dini mengalihkan pandangannya menyembunyikan wajahnya saat setetes air mata jatuh membasahi pipinya.

"Rambutmu sudah kering, biar aku bantu memakai pakaianmu," ucap Dini berdiri sambil mengusap air matanya dengan cepat sambil mengambil pakaian suaminya dan membantunya untuk memakainya.

Ia menatap wajah suami yang terlihat begitu bahagia, sepanjang ia membantunya mengenakan pakaian hingga terakhir Dini merapikan dasi yang sudah terpasang sempurna dikerah baju suaminya.

"Sudah," ucap Dini melihat penampilan suami yang sudah rapi.

"Cup," satu kecupan mendarat di kening Dini.

"Terima kasih," ucap Haidar kemudian ia pun berlalu keluar dari kamar menuju ke ruang makan, di sana sudah ada ibu Dini menunggu mereka.

Dini memegang kening bekas kecupan Haidar dan satu tangan memegang dadanya yang terasa perih, ada sayatan kecil di sana. Dini memaki dirinya sendiri mengapa ia membuka hati untuk suaminya, mengapa ia menganggap kedekatan mereka adalah sebuah harapan untuk mereka membina rumah tangga.

Dini menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. "Dini, sadarlah! Kau tak boleh berharap dari pernikahan ini. Hanya tersisa beberapa bulan lagi kalian akan berpisah, kamu tak boleh lemah, anggap saja pernikahan ini adalah sebuah kesepakatan yang saling menguntungkan, kamu nggak boleh seperti ini, Dini," ucap Dini menguatkan hatinya kemudian ia pun berjalan mengikuti Haidar menuju ke meja makan, memasang senyumnya saat ibu melihat ke arahnya, ia tak ingin memperlihatkan raut wajah sedih pada ibunya.

"Bu, aku sudah memikirkan sebaiknya Ibu tinggal bersama dengan Dini di rumah yang sudah aku siapkan untuk Dini, sepertinya tak baik dan tak aman jika Ibu tinggal sendiri di apartemen," ucap Haidar setelah selesai dengan sarapannya.

Mendengar itu Dini langsung melihat suaminya dan menatap ibunya dengan senyum di wajahnya, jika tadi ia berusaha tersenyum untuk menyembunyikan rasa perihnya. Kali ini senyuman Dini sungguh karena hatinya bahagia mendengar ucapan suaminya. Baru saja ia ingin mengutarakan hal tersebut, meminta izin kepada Haidar agar membawa ibunya itu untuk tinggal bersamanya.

"Terima kasih, aku rasa memang lebih baik Ibu tinggal di rumah bersamaku, selain Ibu akan aman aku juga akan ada teman dan tak bosan di rumah, sepertinya memang lebih baik aku tinggal di rumah dan keluar rumah seperlunya saja," ucap Dini membuat Haidar mengangguk.

Setelah sarapan mereka pun langsung menuju ke kediaman Dini, tak lupa Yana asisten pribadi Dini diminta untuk membereskan barang-barang ibu Dini yang masih ada di apartemen dan membawanya ke kediaman yang selama ini mereka tempati, setelah mengantar dan memastikan Dini dan ibunya sampai dengan selamat di kediamannya, Haidar berpamitan dan mengatakan kepada Dini jika mungkin ia akan pulang satu minggu kedepan.

1
Desak Jegeg
Luar biasa
Rebecca Jaimin
congratulation thor,cerita yang sangat menarik..ringkas dn padat..tapi isinya luar biasa mengajar artinya susah senang kehidupan.. yang utama itu keredhaan hati mengikuti alur yang telah di rencana Tuhan
ina azmi
aku paling suka kl ceritanya ga panjang2 kadang ada yg nyampe ratusan episode,bikin bosen bacanya buat author cerita ini aku kasih jempol 100👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
ina azmi
nanti akhirnya jatuh cinta ya thor?/Smile/
Rebecca Jaimin
diih.apa joana pura2 doang?apa semua dah direncanakan
Raufaya Raisa Putri
sat set ceritanya
Raufaya Raisa Putri
untung dpt ny yg gantengan... kl om " berperut buncit gmn
Raufaya Raisa Putri
hanya di novel ad tragedi kyk gini. kl dunia nyata. kl ngg adek... y sahabat ny
Viati Budi Ariyanti
Lumayan
Raufaya Raisa Putri
kebnyakan novel. aspri ny shbtny... pdhl dunia nyata sahabat itu tukang tikung. ngg cewe ngg cowo
Raufaya Raisa Putri
bnr din... drpd maksain dr... tp org ny berpaling pd hati yg lain mending pergi yg jauuuhh
Raufaya Raisa Putri
dini ... pura " tegar itu butuh tenag a y
Raufaya Raisa Putri
hnya belaian ibu lah yg menetramkan hati dan jiwa. meski usia udah kepala 4,tp masih ska modus minta dicariin kutu. pdhl yg ad ketombe sm uban
Raufaya Raisa Putri
kl bc yg kyk gini.... sk ikut nangis aj. ingat pengalaman hdp yg plg menyakitkan seunur hdp didunia. soal penyakit dan cemoohan org, soal kemiskinan dan hdp ap adanya udah aku telan. tp masalah asmara... bhkn sakitnya smp sekarang masih berasa.
Raufaya Raisa Putri
semenjak hrs ny... bkn selama... berarti ad kemungkinan hdp lg donk
Raufaya Raisa Putri
kdg anda... kdg kamu
Sri Tati
Luar biasa
Lilik Juhariah
knp ya blm dpt fill di cerita ini , apa Krn masih aku kamu dlm dialok suami istri jadi aku masih ikutan kaku , ky gk nyampe
Yani Suryani
😆😆🤣😆😆🤣🤣🤣🤣🤣🤣😆😆😆😭😭😭😭
Jessica
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!