NovelToon NovelToon
Pengorbanan Anak Pertama

Pengorbanan Anak Pertama

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:42.4k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Firnika, ataupun biasa di panggil Nika, dia dipaksakan harus menerima kenyataan, jika orang tuanya meninggal tepat, sehari sebelum lamarannya. Dan dihari itu juga, orang tua pasangannya membatalkan rencana tersebut.
Yuk ikuti kisah Firnika, dan ke tiga saudara-saudaranya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putus Asa

Hardi memeluk erat tubuh Safa yang rubuh di pelukannya. Mereka berdua sama-sama menangis, tentu saja tangisan bahagia.

Begitu juga dengan Nika, dia memeluk Kanaya dengan senyuman bahagia.

"Akhirnya, kamu menemukan kebahagian Safa." batin Nika.

Setelah beberapa saat saling larut dalam kebahagian, akhirnya mereka pindah. Masing-masing dari mereka memasuki kamar.

Kanaya tidur sendiri, sedangkan Nika masih satu kamar dengan Amar. Dan Safa, menempati kamar yang sebelumnya kosong.

Karena semalam Hardi sudah menghubungi Ibunya, pagi-pagi sekali Reni sudah tiba ke rumah Nika. Dia gak sabar ingin memeluk cucunya.

"Safa sudah bangun?" tanya Reni meletakkan hasil buruannya untuk sarapan sekeluarga.

"Sepertinya masih di kamar." sahut Nika.

"Ah, aku udah gak sabar ... Biar Ibu bangunkan mereka. Nanti biar kita sarapan bareng. Kamu gak usah repot-repot untuk masak. Ini udah Ibu bawakan beberapa jenis sarapan." terang Reni menggebu.

"Makasih Bu ..." balas Nika sungkan.

Betapa beruntungnya Safana, bisa mendapatkan mertua sebaik Bu Reni. Andai aja, Nika bisa menikah dengan Abrar, mungkin dia akan mengalami kisah yang sebaliknya.

Benar saja, karena tidak sabar menunggu. Reni mengetuk pintu kamar Safana, dia berhasil membangunkan pasangan suami istri itu.

"Kenapa masih tidur sih? Kan udah Ibu katakan, jika Ibu akan kesini." cerocos Reni.

"Kan gak mungkin, sepagi ini juga Ibu." keluh Hardi. "Mungkin, Amar aja belum bangun." lanjut Hardi.

"Kan Ibu gak sabar ..." balas Reni gak mau kalah.

Beberapa saat kemudian, Amar dan Kanaya bangun. Seperti biasa, keduanya selalu berebut untuk menggunakan kamar mandi. Bahkan Kanaya gak mau kalah pada adik bungsunya.

Sedangkan Nika, malah tidak pedulikan kejadian yang sedang terjadi. Karena itu merupakan hal biasa baginya.

Setelah semua berkumpul, baru lah mereka melakukan sarapan bersama. Karena tidak mempunyai meja makan, jadi mereka duduk lesehan di ruang depan.

"Ibu senang deh, bisa kumpul rame-rame gini. Kakaknya Hardi gak pernah pulang sih. Padahal Ibu rindu, rindu sama anak-anak mereka." jelas Reni.

"Sabar Bu, kan Ibu tahu sendiri bagaimana keadaan ekonomi mereka." balas Hardi.

"Maka dari itu, kan Ibu udah beberapa kali mengirimkan mereka uang untuk ongkos pulang. Tapi, selalu saja habis." ujar Reni.

Safana menatap Hardi. Dia baru tahu tentang hal itu. Karena selama ini, Hardi menyembunyikan kebenaran itu. Dan saat Safa bertanya, Hardi hanya menjawab jika Kakaknya belum sempat pulang, karena selain anak-anak sekolah, suaminya juga bekerja.

"Udah lah, Bu ... Baiknya kita lanjut makan aja. Gak baik loh, membuat Safa kepikiran." ujar Hardi. Dan Reni pun memohon maaf pada Safa.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Abrar kembali ke rumah, kedai jus kecilnya sudah semakin berkembang. Bahkan sekarang, bukan hanya dua karyawan yang bekerja. Tapi, ada beberapa orang. Terlebih, sekarang Abrar sudah menyewa sebuah ruko yang tidak jauh dari tempat kosannya.

"Sudah tahu, Nika tinggal dimana?" tanya Rina pada Abrar yang duduk di sisinya.

"Belum Bu, sepertinya dia sudah bahagia dengan yang lain. Buktinya, dia tidak pernah menghubungiku." sahut Abrar.

"Bukankah, kamu sudah mengganti nomor lain? Terus, bagaimana dia bisa menghubungi mu." ujar Rina.

"Memang benar, tapi aku pernah menanyakan kabar mereka lewat media sosial adiknya. Dan bahkan Kanaya belum melihat pesanku sampai sekarang." tutur Abrar.

"Maafkan Ibu, ini semua salah Ibu." sesal Rina "Andai, Ibu tidak menghina juga memfitnahnya, mungkin Ibu tidak merasakan karma separah ini."

"Nasi sudah jadi bubur." lirih Abrar.

"Menikah lah nak, Ibu akan merestui siapapun gadis pilihanmu." perintah Rina setelah beberapa saat mereka terdiam.

"Gadis mana yang mau denganku Bu? Bahkan sampai sekarang, mereka masih mengolok-olok aku yang gagal nikah karena ulah mu." cibir Abrar membuat Rina menelan ludah kasar.

Walaupun hanya sindiran, tapi perkataan Abrar sangat menohok Rina. Dia hanya bisa menyesal, menyesal karena tidak pernah mencoba memahami putranya.

"Maaf ..." lirih Rina.

"Aku keluar Bu ..." pamit Abrar.

Di luar Ilham yang mendengar pembicaraan Ibu dan anak hanya bisa mengelus dada. Dia sedikit menyayangkan sikap Abrar yang blak-blakan berbicara dengan istrinya.

Abrar langsung berjalan tanpa melihat Ayahnya, yang berdiri di samping pintu.

Karena tidak ingin mengganggu Abrar, makanya Ilham membiarkan anaknya pergi untuk menyendiri.

"Kenapa?" tanya Ilham kala melihat Rina yang melamun.

"Sebegitu besarkah kesalahanku, sampai-sampai tidak ada satupun gadis yang mau dengan Abrar?" lirih Rina.

"Baguslah, jika emang kamu sadar. Walaupun terlambat. Tapi, coba kamu pikirkan, siapa yang mau menerima Abrar, kala tahu sikap Ibunya seperti kamu? Jaman sekarang, semua orang sudah pintar-pintar Rina. Bahkan, perempuan sekarang bisa hidup tanpa campur tangan suaminya. Dia bahkan mampu menghidupi anak-anaknya." terang Ilham membuat Rina menatapnya sendu.

"Tolong carikan Nika serta keluarganya Yah, aku kasihan melihat Abrar Ayah. Dan aku juga ingin minta maaf pada mereka sekeluarga." pinta Rina.

"Kamu tahu? Abrar pernah mengatakan padaku, jika benar dugaannya, Nika sudah menikah, dan mungkin dia telah bahagia dengan keluarga barunya." jelas Ilham.

"Ja-jadi, aku ..." isak Rina.

"Kita terlambat untuk membahagiakan Abrar." lirih Ilham.

Rina pasrah, pasrah dalam kesalahan yang telah di lakukannya. Karena keegoisan dan alasan ingin membuat anaknya, untuk tidak sengsara, malah sebaliknya. Abrar patah hati pada semua wanita, bahkan tidak ada wanita yang mau dengan anaknya.

Dan Rina juga harus menerima, menerima takdir jika kakinya tidak bisa digunakan lagi, dan sekarang dia divonis lumpuh total. Padahal, sudah banyak usaha yang dilakukan, tetap saja tidak ada perkembangan sedikitpun. Ya, walaupun ada dia hanya bisa menyeret sedikit demi sedikit tubuhnya. Tidak lagi menggunakan kakinya.

Karena itu semua karma, karma dari setiap perbuatannya.

Tapi sesungguhnya, Rina lebih sakit saat melihat Abrar yang seperti hilang semangat.

"Aku keluar dulu, makan lah ..." ujar Ilham menyerahkan buah yang sudah dipotongnya.

Ilham mencari keberadaan Abrar, beruntung Abrar berada di kamarnya.

"Jika memang kamu masih mencintainya, carilah nak ... Buktikan padanya, jika kamu masih disini, masih dengan rasa yang sama." nasihat Ilham, saat melihat Abrar melamun.

"A-aku kehilangan jejaknya Ayah, dan mungkin benar dia sudah bahagia. Makanya, tidak pernah lagi mencari ku. Tapi, biarkan ini menjadi hukuman untukku, dan semoga dia tidak keberatan, dengan aku yang selalu menyimpan namanya." tutur Abrar.

"Setidaknya, kamu telah berusaha. Carikan lewat media sosial adiknya." terang Ilham.

"Sudah tidak aktif Ayah, tidak ada sosial media yang aku ketahui." balas Abrar putus asa.

1
Sulfia Nuriawati
ini crta g d lanjut y ???? dah lamaaa g up
Muliana: Udah bab akhir say, karena semua idenya hilang, disebabkan kedua anak yang harus opname akibat kejang-kejang /Scowl/
total 1 replies
Muliana
❤️❤️❤️❤️
Sulfia Nuriawati
kok blm up lg y knp? jgn d gantu g thor🤔🤔🤔🤔
Muliana: udah tamat kak say, karena abrar dan Nika juga udah bersatu
total 1 replies
Lala Kusumah
ceritanya bagus menarik dan inspiratif bagi kita semua, teruslah berkarya dengan karya-karyanya yang bagus lagi... semangat sehat ya
Lala Kusumah
jodoh dan hati takkan pernah salah tuk berlabuh... Alhamdulillah selamat ya Nika...
Teteh Lia
🌹🌹🌹🌹🌹 buat Nika dan abrar
Teteh Lia
Nika tetep sama Abrar... 👍meski banyak halangan. mereka saling setia sampai akhirnya menikah.

tapi ini beneran udah selesai, kak... ?
padahal baru beberapa bab, kak...
Teteh Lia
ujungnya tetep uang juga ...🤦‍♀️
Teteh Lia
syukurlah, akhirnya Nisa paham.

saking bucinnya, Nisa sampe nda bisa bedain yang benar dan yang salah
Teteh Lia
Kanaya lebih gercep dan berani
Teteh Lia
gadein kebun buat modal.....🤦‍♀️
Mawar_Jingga
semoga segera sehat, dan kembali pulih ya kak, bisa berkumpul bersama keluarga aamiin🤲
kaylla salsabella
semoga anak " author cepat sembuh thor 🥰🥰
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º
semoga nika abrar n klrga nya selalu bahagia
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
Muliana
Sepertinya tidak bisa up tiap hari. Karena selain si kecil sakit, aku juga /Sob/
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º: semoga lekas pulih sehat kembali thor, sehat n semangat selalu 🤗
total 1 replies
Shadiqa Azkia
/Heart//Heart//Good//Good//Heart//Good/
Shadiqa Azkia
/Heart//Heart//Heart//Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!