bagaimana jika pembunuh bayaran tingkat S harus mengalami kehidupan kembali, itulah yang di rasakan oleh Bianca Dealova Christabel. seorang pembunuh bayaran tingkat S saat sedang menjalankan misi dirinya tidak sengaja tertembak oleh sahabatnya sendiri. bukannya pergi ke alam baka Bianca malah masuk ke dalam tubuh seorang gadis lemah yang punya penyakit jantung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na-he, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
" Kenapa kau datang kemari Zean, untuk apa mencari ku aku tidak akan lama aku hanya ingin menikmati masa muda hhhhhh" ucap Gebi
Zean hanya bisa terkekeh, ia langsung menarik Zean masuk tidak lama kemudian Edward turun. Ia menatap Zean tidak suka karena Gebi sudah membawa laki laki lain saat sedang ada dirinya.
" jadi siapa dia?" tanya Zean
" perkenalkan dia Edward CEO dari Abraham Company dia sudah menyembuhkanku " ucap Gebi
Zean menatap lekat Edward, ia merasa tidak asing dengan pria di hadapannya, bahkan ia bisa melihat bahwa pria itu menatap tak suka kepadanya
" aku ingin berbicara berdua dengan mu " ucap Zean mengajak Gebi keluar
" Ada apa Zean, ada apa dengan mu?" tanya Gebi
" apa kamu tidak tau dia itu adalah anak dari musuh ayah mu apa kamu ingin memecah bela keluarga mu sendiri lebih baik kamu menjauhinya bi " ucap Zean
Gebi langsung terkejut mendengar apa yang di katakan Zean terlebih lagi, Edward anak dari musuh ayahnya berarti keluarga Edward lah yang merencanakan kecelakaan itu bisa jadi bukan namun Gebi belum mau mengambil kesimpulan.
" lebih baik kamu pulang Zen katakan pada kakek, aku sudah baik baik saja jangan khawatir. Jangan katakan apapun tentang Edward " ucap Gebi berlalu masuk
tap tap tap
" ada apa " tanya Edward
" lebih baik kamu segera pergi lupakan semua apa yang terjadi antara kita Edward " ucap Gebi
ia segera mendorong Edward keluar, bahkan ia tak peduli dengan Edward yang memanggil namanya ia kembali ke dalam kamarnya, pikirannya sangat berkecamuk sekarang seperti di paksa untuk berpikir padahal saat di kehidupan sebelumnya ia tak pernah mendapatkan masalah sekali pun mungkin ini bentuk hukuman dari Tuhan.
" kenapa dia tiba tiba mengusir ku seperti itu padahal aku hanya ingin mengatakan terimakasih padanya " batin Edward
tap tap tap
Edward langsung pergi dengan mobilnya yang memang ia sudah siapakan jaga jaga apa bila ada keadaan darurat, sedangkan Zean memandang dari kejauhan.
" apa mereka memanfaatkan Gebi?! Aku harus memberitahukan ini pada tuan Aksa " ucap Zean berlalu pergi
Di Fenthous
" jadi bagaimana dengan Gebi? Apa dia sudah menemukan penawarnya " tanya Amelia
" sepertinya begitu aku melihat Nona Gebi bersama seseorang " jawab Bagas
tidak lama kemudian Aksa menghampiri mereka, mukanya begitu menyeramkan setelah mendapatkan berita bahwa ada penyerangan yang di lakukan oleh musuhnya secara tiba tiba.
" apa terjadi sesuatu?" tanya Amelia
Aksa menjelaskan tentang penyerangan tiba tiba, ia juga harus kehilangan beberapa anak buah baru kali ini dia kecolongan.
" jadi karena itu kamu sangat frustasi, dari pada kamu memikirkan hal seperti itu lebih baik kamu temui adik mu lalu suruh dia pulang kemari ayah dan ibu mu juga khawatir musuh menemukan Gebi " ucap Amelia
Aksa mengangguk paham ia segera beranjak pergi untuk menemui Gebi, ia juga ingin melihat kondisi sang adik.
tap tap tap
" tuan Aksa!! " panggil Zean kepada Aksa, ia bergegas menghampiri Aksa
" ada Apa Zen? Sepertinya Terlihat begitu penting apa terjadi sesuatu dengan Gebi " tanya Aksa
" lebih baik kita berbicara di tempat lain tuan, karena ini berhubungan dengan tuan brian " ucap Aksa
Mereka berdua langsung menuju taman di belakang Fenthous di sana keduanya nampak tegang satu samalain wajah mereka juga nampak begitu serius.
" ternyata pria itu anak dari tuan Abraham?! bagaimana bisa dia bersama Gebi " tanya Aksa
" waktu saya mendatangi Gebi saya pikir pria yang di bawa oleh nona Gebi hanya pria bisa namun saya melihat dengan mata saya sendiri, bahwa dia adalah putra kedua dari tuan Abraham " ucap Zen
" ini tidak bagus Zen nyonya Elisabeth bukanlah wanita yang baik, dia bahkan hampir membuat ibu celaka saat itu "
Zean juga tau kejadian di masa lalu saat nyonya Claudia ingin menghadiri sebuah pesta namun pesa itu malah menjadi tempat perang antara kedua kelompok, nyonya Claudia di culik saat itu terjadi dan yang menculik nya adalah Elisabeth ibu dari Edward. untung saja nyonya Claudia bisa di selamatkan saat itu Claudia sedang mengandung Gebi.
" apa yang akan anda lakukan tuan Aksa? " tanya Zean
" aku harus membawa Gebi agar jauh dari mereka,jika nyonya Elisabeth tau ini akan sangat berbahaya aku akan menemui Gebi nanti malam, siapakan pesawat untuk keberangkatan kami nanti malam " ucap Aksa
" baik tuan "
Tap tap tap
" sedang apa kau? Apa kamu tidak tidur" tanya William
" entahlah ini semua membuat ku pusing " ucap Gebi
Wiliam segera mendudukkan dirinya di dekat Gebi
William berbicara dengan Gebi ia juga menjelaskan kenapa dia bersembunyi entah mengapa ia membicarakan itu, mungkin dia sudah menganggap Gebi seorang teman, Gebi hanya bisa mendengarkan padahal seharusnya dia yang bercerita namun ia suka mendengar Wiliam berbicara dengannya apa lagi ia tak sungkan sama sekali.
" jadi kamu kabur karena ibu tiri mu " tanya Gebi
" bisa di katakan begitu, ibu tiri ku telah membuat ibu kandung ku meninggal " ucap Wiliam
ting~
bang aksa
[ Gebi cepat bereskan barang barang mu, sepertinya kita sedang dalam bahaya ]
anda
[ bahaya apa bang bukannya kita sudah baik baik saja di sini ]
bang aksa
[ aku sedang di luar keluarlah jangan memberi tahu siapapun]
" ada apa ? Apa terjadi sesuatu " tanya William yang melihat raut wajah serius Gebi
Gebi sedikit bingung apa lagi pesan itu mungkin saja memperingati dirinya agar cepat cepat pergi dari sesuatu yang berbahaya, tanpa menjelaskan apapun Gebi segera berlari ke dalam kamarnya ia segera membawa salah satu senjata koleksinya, oh ayolah dia pembunuh bayaran meski tubuh berbeda dirinya tetap lah sama.
" aku akan pergi jangan menungguku, jaga rumah ini dengan baik, mungkin kita tidak akan bertemu lagi Wiliam jadi jaga diri mu " ucap Gebi tersenyum manis membuat Wiliam seketika terpesona
" sangat cantik" batin Wiliam
" apa yang baru saja ku pikirkan apa maksudnya tidak akan bertemu lagi?..apa dia sedang bercanda dengan ku dia menyuruh ku menjaga Rumah ini"
William segera mengejar Gebi namun sayang ia kehilangan jejak Gebi, dia belum bisa mencerna apa yang terjadi dan kenapa Gebi meninggalkan rumah ini tanpa penjelasan.
" jadi kenapa kita harus pergi seperti ini " tanya Gebi kepada Aksa
" aku akan menjelaskannya nanti namun sekarang kita harus pergi dari sini " ucap Aksa langsung menancap gas mobil
Tok
tok
" saya sudah menemukan keberadaan gadis itu nyonya " ucap asisten sang nyonya
" bagus mark, aku ingin gadis itu mati sekarang kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan " ucap Elisa dengan seringai di wajahnya
" baik nyonya, saya akan mengurus semuanya sesuai dengan perintah anda " jawab Mark
Elisa mengibaskan tangannya menyuruh mark pergi, ia langsung tersenyum tipis, Ia memandangi fotonya dengan seorang pria lalu meremas foto itu, Kilatan kebencian itu terpampang jelas di matanya.
" gara gara wanita itu kamu meninggalkanku sekarang aku akan membuat keluarga mu menderita aku akan membuat mu apa arti kehilangan sesungguhnya " ucap Elisa menatap gadis kecil di sebuah bingkai foto, gadis itu nampak tersenyum manis.
tap tap tap
" sayang apa yang sedang kamu lakukan " tanya Abraham
" aku hanya merindukan gadis kecil kita Honey " ucap Elisa
tuan Abraham memeluk tubuh Elisa, wanita itu langsung menangis di pelukan tuan Abraham meski dia wanita kejam namun dia hanya lah seorang ibu yang merindukan putri kecilnya.
" sudalah Honey, kamu jangan menangis aku akan membalas mereka bahkan dengan cara kotor sekali pun " ucap Abraham