Selama sepuluh tahun hidup dalam bayang-bayang masa lalu, dikhianati klanya tanpa akhir, Xing Yi menyaksikan keluarganya dibunuh oleh anggota klannya sendiri. Bertahan hidup di bawah kekuasaan tirani, diperbudak sebagai prajurit perang, dijadikan pertahanan terakhir di ujung maut.
Xing Yi menyimpan dendam tak berujung di hatinya, bertahan di bawah siksaan tiada akhir demi membalas dendam suatu hari nanti. Pemuda yang dipenuhi kemalangan ini berubah pada malam itu, menjadi sosok yang dipenuhi oleh keberuntungan tak terbatas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23 Kehancuran Klan Chen (4)
Selama setengah jam di ruangan itu, Xing Yi keluar dari ruangan dan langsung menuju halaman utama tepat dimana Tetua pertama telah membunuh Tetua kedua dengan tangannya sendiri. Para prajurit dari kamp barat telah di habisi, Xing Yi datang dengan memberikan laporan kepada Tetua pertama.
"Seluruh prajurit di kamp barat telah berhasil di habisi. Sementara prajurit kita mengalami banyak luka-luka, menunggu perintah Tetua untuk selanjutnya." Xing Yi dengan cepat mengubah ekspresi dan bahkan suaranya untuk tidak di kenali.
Tetua pertama melihatnya, tanpa menunjukkan sedikitpun kecurigaan kepadanya dan berkata, "Kerja bagus, bawa yang selamat ke ruangan yang bisa di gunakan dan rawat mereka."
"Baik ... "
Saat Tetua pertama mengalihkan pandangannya, Xing Yi meluncur kedepan mengarahkan pedang di tangannya menembus jantung.
Srash!
Darah menyembur keluar dari mulut Tetua pertama, tubuhnya gemetaran melihat kesamping, "Si— Siapa kau sebenarnya! Tidak kau—" Ketika melihat wajah Xing Yi dari dekat, ia mulai sadar kalau di belakangnya adalah Xing Yi.
"Aku Xing Yi. Selamat datang di neraka!"
"Bajingan keji!"
Xing Yi terkekeh mendengar lelucon di hadapannya, "Lelucon yang bagus Tetua pertama, bukankah kau orang yang keji daripada aku? Dimana sikap angkuh seperti dewa itu? Ah! Tidak-tidak, aku sampai lupa kalau aku mempunyai hadiah spesial untuk Tetua karena membantu membersihkan hama."
"Kau! Jadi kaulah dalangnya!"
Ia tertawa sembari memberikan kepala istri Tetua pertama yang terlihat sangat mengenaskan, ketika melihat itu, amarah Tetua pertama meledak untuk sesaat, kemudian auranya menghilang seolah-olah di telan ketiadaan. Hal tersebut membuat Tetua pertama kebingungan, namun ia juga mencium aroma racun yang sama padanya.
"Racun Kalajengking Hitam!"
"Ding dong! Kau benar Tetua, aku melumuri pedang ini dengan racun agar kau tidak mudah marah. Perlahan rasakan, bagaimana jantung melepuh, kemudian menjadi bubur daging."
Ack!
Sebelum mendekati Tetua pertama, ia sudah melumuri pedangnya dengan racun Kalajengking Hitam. Dimana ketika mengenai kulit akan menjadi racun yang korosif meleburkan apapun yang di sentuhnya, perlahan Xing Yi memutar pedangnya memberikan perasaan sakit tak tertahankan lalu menariknya ke atas membunuhnya.
Prajurit yang berada di belakang Xing Yi tidak ada yang berani bertindak, semuanya ketakutan dan kelelahan karena pertarungan sebelumnya. Ia melirik kebelakang, kearah prajurit yang terduduk dengan napas berat melihat kearahnya, hanya dengan tatapan Xing Yi, mereka semua tersentak lalu mati.
"Mereka mati karena ketakutan?"
Halaman utama yang hancur, bangunan-bangunan yang runtuh dan kobaran api yang menyala.
Semuanya terulang kembali.
Dimatanya, ingatan masa lalu mulai terlintas, Xing Yi tertawa terbahak-bahak di halaman utama. Suaranya nyaring, terdengar seperti iblis yang dipenuhi kebencian dan dendam di hatinya.
...
Untuk beberapa saat, Xing Yi merasakan keberadaan orang lain di sekitarnya, orang itu tidak mempunyai niat membunuh kepadanya seolah-olah mereka datang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada Klan Chen. Karena tidak ada tanda-tanda permusuhan, Xing Yi mengabaikannya karena sudah kelelahan sekarang, bahkan untuk berdiri saja sulit baginya.
Ketika Xing Yi duduk di atas permukaan tanah yang terangkat, Xing Yi merasakan kehampaan tak berujung di hatinya. Seolah, dunia menghilang dan keberadaan dirinya di pertanyakan.
"Apa ini rasanya kepuasan?"
Kebenciannya selama ini masih meluap dalam hatinya, tapi perasaannya begitu hampa setelah balas dendam, seolah-olah ada yang kurang. "Lupakan saja, perasaan memang selalu berubah. Hanya tinggal satu langkah lagi, aku akan membunuhmu Patriark!" Xing Yi mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan dirinya dari amarah.
Setelah satu jam bermeditasi memulihkan sedikit energinya, ia membuka mata. Meski tenaga Xing Yi hanya pulih sedikit, ia masih bisa bertarung jika keadaan mendesak.
Selama satu jam tersebut, berita tentang kehancuran Klan Chen telah tersebar luas di kota, bahkan di kota-kota tetangga tidak luput menerima berita tersebut, seolah-olah ada seseorang di belakang ini semua menyebarkannya.
Ada banyak kebahagiaan terlihat di wajah mereka ketika mendengar Klan Chen hancur. Namun di balik kehancuran Klan Chen, ada seseorang yang berjasa dalam insiden tersebut, di samping itu mereka merasakan penderitaannya.
Mereka mengetahui kalau mantan Tuan muda Klan Chen di masa lalu adalah orang yang menghancurkan Klan Chen untuk balas dendam kepada mereka yang membantai keluarganya. Ada beberapa orang yang mengetahui insiden di masa lalu, mereka merasa bangga kepadanya karena berhasil membalas dendam keluarganya.
Orang-orang yang mengetahui kejadian di masa lalu mulai mengungkapkan kebenaran, kebenaran itu terus berlanjut dari mulut ke mulut hingga sampai seluruh beritanya ke telinga Kaisar!
"Tangkap dia hidup-hidup!"
Mungkin itulah yang akan Kaisar Tirani Sheng katakan setelah mendengar salah satu Gerbang Kekaisaran hancur oleh satu orang? Dan itu adalah mantan Tuan muda Klan Chen, Xing Yi yang baru selesai meditasi itu melangkahkan kakinya keluar dari Klan Chen menyeret kepala Tetua pertama, kedua dan istri Tetua pertama ke jalan utama kota.
Orang-orang yang berada di sana merasakan kengerian dari sorotan mata Xing Yi, mereka membuka jalan membiarkan Xing Yi melintasi kota tanpa masalah. Ada banyak orang berdoa kepadanya meminta pertolongan, Xing Yi dapat melihat dari tatapan mereka yang berharap kepadanya untuk mengakhiri ini.
Brukk!
Seorang gadis kecil tiba-tiba terjatuh di depannya, keluarganya di samping langsung berlutut memohon belas kasih kepadanya, "Tolong maafkan kelancangan putri saya, Tuan muda."
Xing Yi menatapnya dengan dingin, ia sudah lama tidak mendengar kata Tuan muda di telinganya. Mungkin, ia sudah melupakan status itu sejak lama. Darah yang sudah mengering di wajah dan pakaiannya begitu menyeramkan dan aromanya tidak sedap untuk di cium menyebar ke segala arah tertiup angin.
Xing Yi mengulurkan tangannya mengusap kepala gadis kecil.
"Pergilah ketempat keluargamu."
"Baik ... "
Gadis itu tersenyum lembut seolah-olah tidak takut kepadanya, ia mendongak melihat seluruh orang di sana melihat kearahnya, "Klan Chen telah hancur, mulai dari sekarang tidak ada lagi penindasan ataupun diskriminasi. Sebagai mantan Tuan muda Klan Chen, dari sekarang tidak ada lagi perbudakan. Jika masih ada yang melakukannya, aku tidak peduli siapa kalian dan dari mana kalian berada atau pendukung kalian, menentang keputusanku berati siap menerima konsekuensinya!"
Suara itu terdengar hingga ke setiap sudut kota, orang-orang bersorak kegirangan. Selama ini, mereka hidup dalam tekanan Klan Chen. Namun sekarang, belenggu itu sudah lepas.
Setelah mengatakan itu, ia meninggalkan kota dan meninggalkan kepala anggota Klan Chen di sana. Xing Yi menuju ke hutan mencari danau untuk membersihkan dirinya, dan ia ingin beristirahat jika memungkinkan.
Bagaimanapun, ia merasa lelah melakukan semua ini sendiri.
...
*Bersambung ...