NovelToon NovelToon
Wijaya Kusuma

Wijaya Kusuma

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Konflik etika / Epik Petualangan / Paksaan Terbalik / Penyelamat
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: Minchio

Wijaya Kusuma adalah putra kepala desa dari sebuah desa terpencil di pegunungan, dia harus menggantikan posisi ayahnya yang meninggal dunia sebelum masa jabatannya selesai. Sesuai dengan peraturan adat, anak lelaki harus meneruskan jabatan orang tuanya yang belum selesai hingga akhir masa jabatan.

Masih muda dan belum berpengalaman, Wijaya Kusuma dihadapkan pada tantangan besar untuk menegakkan banyak peraturan desa dan menjaga kehidupan penduduk agar tetap setia pada adat istiadat para leluhur. Apakah Wijaya Kusuma mampu menjalankan amanah ini dan memimpin desanya dengan bijaksana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minchio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua

"Sosok itu sudah tahu kita akan pergi ke kuburan, dia tidak ingin jimatnya diambil," kata Ki Dayat.

"Sekarang dia ada dimana Ki?" tanya Wijaya Kusuma yang panik dan ketakutan.

"Dia ada di depan kita, berdiri menghalangi jalan. Wijaya, Aki akan menghalau dia. Kamu pergilah sendirian ke makan Pak Arifin dan cari benda itu. Jimatnya pasti ada di dalam makam dia," ujar Ki Dayat

"Aduh Ki, saya tidak tahu seperti apa jimat itu. Kalau dia menyusul ke makam, bagaimana?"

"Dia tidak akan menyusulmu, dia ingin berduel dengan Aki, di sini!" tegas Ki Dayat, memasang kuda-kuda dengan tangan kanan memegang erat golok saktinya.

Wijaya Kusuma akhirnya setuju, dia berlari meninggalkan Ki Dayat yang siap bertarung dengan sosok gaib itu. Wijaya Kusuma terlihat sangat panik, selain takut tidak bisa menemukan benda itu,dia juga khawatir dengan Ki Dayat yang bersiap duel dengan sosok yang tidak terlihat olehnya, Wijaya Kusuma tidak tahu jika golok yang dipegang oleh Ki Dayat bukanlah golok sembarangan melainkan golok sakti peninggalan leluhur.

Wijaya Kusuma berlari dengan tergesa-gesa dan kini sudah sampai di depan makam Ki Dayat. Dia dengan cepat menggali makam Pak Arifin menggunakan pacul. Ada sedikit perasaan ngeri yang muncul dalam dirinya. Semakin tanah makam digali, rasa takut malah semakin menjadi-jadi. Wijaya takut melihat jasad Pak Arifin yang sudah terbungkus kain putih. setelah menggali hingga dasar kuburan, dia melihat papan makam.

Wijaya Kusuma gemetaran dengan keringat bercucuran membasahi sekujur tubuh. Tangannya kini mencoba meraih papan itu dan melepasnya, jasad Pak Arifin mulai terlihat. terbaring dengan kondisi setengah membusuk. Bau pun mulai menyerebak menusuk hidung Wijaya. Dia mencoba menahan nafas dan membuang muka sambil menghirup udara malam yang dingin.

Ternyata benar, jimat itu menempel di jasad Pak Arifin. Sebuah benda seperti kalung yang terbuat dari potongan tulang di ikat di bagian leher. Wijaya Kusuma mencoba melepas kalung itu. Dia lalu berdiri dan segera menutup kembali liang lahat. "Pak Arifin, sekarang anda bisa tidur lagi dengan tenang. Aku akan membawa jimat ini ke bawah."

Wijaya melanjutkan pekerjaannya, menutup liang lahat hingga kembali terlihat rapih lagi. Namun, saat dia sedang melakukan itu, angin kencang tiba-tiba datang berhembus di sekitar Wijaya Kusuma, membuat dedaunan kering berterbangan dan tanaman di sekitarnya bergoyang dengan kencang. Wijaya menatap sekeliling dan berfikir sosok itu sudah datang.

"Ki Dayat, bagaimana ini?" gumamnya, kini perasaan takut mulai menyelimuti dirinya. Wijaya cemas dan berfikir: apakah Ki Dayat telah kalah? Tak lama setelahnya, tubuh Wijaya diseret oleh sesuatu yang tak terlihat. Seperti ada yang menarik kakinya namun sosok tersebut tak terlihat sama sekali.

Di tengah kepanikan itu, Wijaya mencoba segala cara untuk melepaskan diri, namun semuanya gagal. Di depan sana adalah jurang sepertinya sosok gaib itu ingin melempar Wijaya Kusuma ke jurang. Jika dia jatuh dari ketinggian itu maka nyawanya tidak akan selamat. Wijaya tiba-tiba refleks menyebut nama leluhurnya. Dan seketika kaki yang terangkat ke atas terjatuh, kakinya terlepas dari cengkraman tadi. Dia merasa bersyukur dan segera pergi menjauhi lereng perbukitan.

Saat Wijaya berusaha berlari, dia mendengar sebuah perintah dari suara yang terdengar tipis di antara kencangnya hembusan angin malam, sosok itu menyuruh Wijaya Kusuma untuk menghancurkan kalung yang dia pegang. Wijaya Kusuma berhenti berlari, menatap sekeliling namun sumber suara itu entah datang dari arah mana. Wijaya dengan tenaganya yang kuat lalu menarik kalung itu hingga putus.

"Jang, kuburkeun kalungna dina taneuh," sosok itu meminta Wijaya untuk menguburkan kalungnya di dalam tanah. Wijaya lalu menggali tanah menggunakan sebuah ranting. Dia memasukan jimat itu ke dalam lubang yang telah dia gali, setelah di kubur tiba-tiba suasananya menjadi tenang. Hembusan angin yang kencang mendadak hilang dan berganti menjadi malam yang tenang dengan irama serangga dan burung malam saling bersahutan.

Wijaya teringat kondisi Ki Dayat dia pun berlari dengan cepat turun ke bawah, samar-samar dari kejauhan terlihat Ki Dayat tengah duduk bersandar di sebuah batang pohon. "Aki, kamu baik-baik saja!'' teriak Wijaya. setelah dekat, Ki Dayat yang tengah dalam kondisi lelah mengangguk, namun dari raut wajahnya sepertinya dia tengah menahan rasa sakit. ternyata, ada luka cakaran di sekujur tubuhnya. luka yang mengeluarkan darah segar.

Wijaya dengan sigap menggendong Ki Dayat kembali ke desa. Dia meminta Ki Dayat untuk menahan rasa sakit itu. Wijaya membawa Ki Dayat ke rumahnya, lalu ibu Wijaya membantu membuatkan ramuan dan mengobati luka-luka tersebut.

1
Raidy Damaring
terlalu naif.... kalo udah bertindak jahat hukumnya lebih berat kalo ikut aturan adat...
Minchio: Ajat harus di adili dengan hukum negara, hehe.
total 1 replies
Was pray
sebenarnya wijaya itu polos apa bodoh sih? apa jangan-jangan malah polos dan bodoh
Minchio: Keduanya, wkwk.
total 1 replies
Was pray
emosimu membuat pikiranmu bodoh dan tolol wijaya
Minchio: Wkwkwk...
total 1 replies
Pino Kio
semangat Minchio.
Minchio: Makasi ya.
Minchio: terima kasih. ☺
total 2 replies
CenUniverse
lanjutkan min☕🗿
Minchio
hehe terima kasih kak udah ninggalin jejak 🙏
pendekar angin barat
keren thor
Minchio: Cerita ini bisa keren karena kehadiran kalian. Terima kasih ya udah ngikutin kisah ini hehe.
total 1 replies
Ejan Din
ingat itu semua adalah cobaan
Ejan Din
arini kmu bilang apa... nuntut bahawa ajat membunuh... bagaimana pula jika ajat yang dibunuh bapak mu... apa kamu akan diam saja Dan dibuang ke kolam ikan Lele... sedangkan kekasih juga bapa mu yang bunuh..
Minchio: Arini memang licik, kak. 🤧
total 1 replies
pendekar angin barat
pendek bgt Thor...
Minchio: besok sehari 2 bab ok. hehe
total 1 replies
anggita
Terus berkarya tulis, semoga lancar novelnya 👏Wijaya Kusuma👍.
Minchio: terima kasih udah ninggalin jejak, saya sangat senang membaca komentarnya, terima kasih atas dukungannya.
total 1 replies
anggita
lumayan oke👌👍
Minchio: terima kasih
total 1 replies
anggita
visual gambar dan tokohnya oke👌lah.
Minchio: Halo, makasi udah ninggalin jejak hehehe.
total 1 replies
Was pray
walau tidak menang dengan mudah paling tidak wijaya kusuma memberikan perlawanan terhadap lawan-lawannya dengan apik
Minchio
wkwkwk
Was pray
kirain wijaya ko'it dilumat sama mawangi si siluman cacing, untung ditolong sama siluman kucing garong. 😀😀😀
Minchio
kegoda gadis itu kayanya 🤧🤭
Was pray
tetap semangat menuntut ilmu kanuragan dan kebatinan wijaya kusuma, karena di pundakmu ada beban tanggung jawab besar sebagi pemimpin desa adat
Was pray
hahaha ..kepala desa adat kok cemen.... seharusnya anak kepala desa adat sudah dari kecil dilatih ilmu kanuragan dan ilmu kebathinan, karena di masa depan tanggung jawab berat yg harus dipikulnya sebagai penerus jabatan kepala desa adat. lanjut thor.
Minchio
sepertinya wijaya punya tapi dia belum menyadarinya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!