Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Nenek Tetangga Yang Ramah
Brittany telah berdiri didepan teras rumah Morgan sedangkan Adam masih berada didalam mobil.
Lima menit kemudian, Adam turun dan berlari menyusul Brittany yang sedang mengetuk pintu rumah Morgan.
Tuk ! Tuk ! Tuk !
"Morgan !" panggil Brittany didepan pintu.
Brittany mengetuk pintu berulangkali pintu rumah dari kayu mahoni berwarna putih yang ada dihadapannya.
"Apa dia ada dirumah ?" tanya Adam.
"Entahlah, aku tidak tahu, tapi aku sudah mencoba menelponnya tadi", sahut Brittany.
"Lalu apa dia menjawabnya ?" tanya Adam.
"Tidak...", sahut Brittany.
Brittany menggeleng pelan lalu berkata kembali.
"Kupikir dia ada dirumahnya karena itu aku terus saja kemari", lanjutnya seraya mengetuk pintu lagi.
Tuk ! Tuk ! Tuk !
"Morgan !" panggil Brittany.
Brittany melirik jam dipergelangan tangannya, waktu masih sore, pikirnya saat melihat jam menunjukkan pukul tiga sore.
"Apa dia sedang tidur ? Coba aku menelponnya, mungkin saja dia tidak dengar...", kata Brittany.
Brittany mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam tasnya kemudian dia mencoba menelpon Morgan ditempat.
Kring... Kring... Kring... !!!
Suara panggilan telepon berdering keras berulangkali saat Brittany Moon menelpon Morgan.
Tidak terdengar suara telepon diangkat, Brittany mencobanya kembali untuk menelpon Morgan tapi tetap tidak ada yang mengangkat panggilan telepon darinya.
Adam yang sudah menunggu, tidak sabar lagi, dia mengetuk pintu rumah Morgan sebanyak tiga kali dengan ketukan keras.
Dok... ! Dok... ! Dok... !
Namun tidak ada yang mendengar suara ketukan keras itu, dan keadaan masih tetap sama, Morgan tidak keluar dari rumahnya untuk membukakan pintu.
"Sebaiknya kita pulang dan kembali besok saja kesini atau kau kirim pesan pada Morgan untuk janjian ketemu", kata Adam memberi saran.
"Kurasa sebaiknya seperti itu, aku akan mencoba menelponnya nanti saat aku sudah dirumah", sahut Brittany.
"Kalau begitu kita pulang saja sekarang", kata Adam.
"Yah..., baiklah... !" jawab Brittany sambil mendesah panjang.
"Mari Brittany, kita pulang !" ajak Adam seraya menggandeng lengan Brittany.
Sebelum mereka kembali ke mobil, seorang nenek melewati depan rumah Morgan.
Rupanya nenek itu adalah tetangga dekat Morgan yang rumahnya berada tak jauh dari rumah mantan rekannya itu.
Nenek bergaun warna ungu dengan motif bunga lalu menyapa Brittany, sepertinya dia mengenal gadis cantik itu.
"Hai, nak, sudah lama tidak melihatmu kemari, apa kau sedang mencari Morgan ?" sapa nenek.
"Ya, aku sedang mencari Morgan tapi sepertinya dia tidak dirumah sekarang ini", kata Brittany.
"Morgan pergi sejak tadi pagi, aku melihatnya saat kami berpapasan jalan, dia berkata padaku kalau dia akan mencari pekerjaan baru", ucap nenek itu.
"Oh, iya, apa Morgan pergi mencari pekerjaan ? Apa nenek tahu dimana tepatnya tempat dia melamar pekerjaan ?" tanya Brittany.
"Dia menyebutkan bahwa dia akan melamar kerja diagen pengiklanan tapi aku tidak tahu dimana tepatnya dia akan melamar kerja", sahut nenek.
"Oh, sayang sekali, dia tidak menyebutkan nama tempatnya", kata Brittany tampak kecewa.
"Ya, aku juga lupa tidak bertanya padanya tempat agen dia melamar kerja tapi Morgan bilang dia akan melamar ke banyak tempat", ucap nenek.
"Artinya dia akan lama dan tidak pulang kerumah dalam waktu cepat", kata Brittany yang masih kecewa.
"Mungkin saja, nak", ucap nenek.
"Baiklah, aku akan kembali besok saja setelah menelpon Morgan, terimakasih kuucapkan padamu telah memberitahukan hal ini, nek", kata Brittany.
Brittany tersenyum lembut kepada nenek tetangga Morgan.
"Kalau begitu aku pamit pulang, terimakasih", lanjut Morgan berpamitan.
"Sama-sama, berhati-hatilah dijalan !" kata nenek.
"Dagh, nek !" sahut Brittany sambil melambaikan tangan ke arah nenek.
"Hai, Brittany, apa pria disampingmu itu suamimu ?" tanya nenek tiba-tiba.
Brittany segera menoleh ke arah nenek lalu tersenyum meringis.
"Ah, nenek bisa saja...", sahutnya tersipu malu.
"Pria baru, aku tidak melihat pemuda yang biasanya bersamamu, apa dia telah mati dan tidak denganmu lagi, nak ?" kata nenek.
"Siapa ?" ucap Brittany.
"Pria yang dulu sering kau ajak ke rumah Morgan, apa dia telah menghilang diculik hantu wanita lainnya ?" kata nenek.
"Ah, iya, iya, ada hantu wanita lain yang mengambil paksa dia dariku dan tidak mengembalikannya lagi kepadaku, jadi aku mencari pria baru untuk menggantikannya", sahut Brittany.
Brittany menjawab dengan senyuman manisnya.
"Tapi pria baru ini lebih tampan dari pria yang dulu, semoga kalian langgeng kedepannya", kata nenek.
Nenek tetangga Morgan mengangkat kedua jari jempolnya ke depan seraya tertawa terkekeh.
Brittany membalasnya juga dengan anggukkan kepala ringan.
"Terimakasih, nek !" ucapnya.
"Jangan lupa undang aku ke acara pernikahanmu, aku pasti datang, nak !" kata nenek.
"Ya, ya, aku akan mengundang nenek", sahut Brittany.
"Jangan lupa, nak ! Jangan kuatir, aku pasti membawa hadiah terbaik untuk kalian !" kata nenek penuh semangat.
"Ya...", jawab Brittany.
Brittany melambaikan tangannya saat dia melangkah pergi sedangkan Adam hanya diam seraya memperhatikan kelakuan kedua perempuan itu.
Keduanya melangkah masuk ke dalam mobil.
Adam duduk seraya mengenakan sabuk pengaman.
Tampak Brittany kesulitan memakaikan sabuk pengaman diatas tubuhnya.
Adam yang melihatnya segera membantu Brittany untuk memasang sabuk pengaman.
"Maaf...", ucap Brittany.
"Tidak masalah...", sahut Adam sembari menatap tajam.
Pandangan keduanya terlihat sangat dekat dan hampir bersinggungan sebab Adam sedang membantu Brittany memasang sabuk pengamannya.
Sabuk pengaman terpasang baik, tapi Adam masih menatap lekat-lekat Brittany yang juga memandanginya tak sengaja.
Keduanya saling terdiam sembari berpandangan, tidak terdengar suara mereka berbicara, hanya ada hembusan nafas yang keluar dari mereka berdua saat berdekatan.
Adam terus memandangi wajah cantik milik Brittany tanpa sadar dia terbuai oleh kecantikan gadis itu lalu mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi.
Secara refleks Brittany memalingkan wajahnya, menghindari kedekatan diantara mereka.
Adam agak tersentak pelan lalu menyadari bahwa tindakannya terlalu cepat, dia segera memindahkan badannya kembali ke kursi kemudi lalu menatap lurus ke depan mobil.
Suasana didalam mobil terasa tegang.
Adam tidak berkata apa-apa, hanya menghidupkan mesin mobil seraya melajukan mobil miliknya berjalan.
Sedangkan Brittany masih memalingkan muka ke arah luar mobil tanpa berani bersuara.
Namun degup jantungnya terasa sangat cepat bahkan naik-turun tidak teratur oleh perhatian Adam Bennet terhadapnya tadi.
Tanpa Brittany sadari kedua tangannya gemetaran.
Adam yang melihatnya lalu menoleh ke arah Brittany yang masih memandangi ke arah luar mobil.
"Siapa nenek tadi ?" tanyanya yang mencoba mengalihkan suasana tegang diantara mereka berdua.
"Nenek ?" tanya Brittany secara refleks menolehkan kepalanya ke arah Adam.
"Ya, nenek yang kita temui tadi di rumah Morgan", sahut Adam sambil menyetir mobil.
"Oh, nenek tadi, dia tetangga dekat Morgan", ucap Brittany dengan wajah masih semburat memerah.
"Kalian saling kenal dekat, ya'', kata Adam.
"Tidak juga, kami hanya sering bertemu kalau aku main kerumah Morgan", sahut Brittany.
"Dia lucu sekali", kata Adam.
Adam tersenyum simpul seraya memutar setir mobilnya lalu berbelok ke kanan jalan.
Mobil milik Adam bergerak cepat ke arah jalan utama menuju ke kawsan perumahan dimana rumah tinggal keluarga Brittany berada.
"Besok aku akan menjemputmu dirumah", kata Adam.
"Tapi besok aku tidak ada acara pemotretan, hanya disuruh menunggu hasilnya, mungkin aku akan mengunjungi rumah Morgan", sahut Brittany.
"Belum ada syuting iklan untuk produk jam terbaru besok ?" tanya Adam.
"Belum ada, mungkin akan diberitahukan setelah hasil gambar foto selesai dicetak", sahut Brittany.
"Ya, benar, awal untuk lanjut syuting iklan masih menunggu waktu hasil gambar foto selesai dicetak, setelah melihat hasilnya bagus maka syuting akan dilanjutkan", kata Adam.
"Mmm, begitu, ya...", ucap Brittany sambil menganggukkan kepalanya sedangkan mobil terus melaju cepat ke arah jalan pulang ke rumahnya.
uda ada si Adam...
gaya bahasa yg dipakainya natural spt dlm kehidupan nyata...
biasanya aspri yg paling tahu apa² hal mengenai bosnya....
atau aku yg gagal paham ni situasinya 😅😅😅