ADILA ARSYAF
Setelah semua yang ku korbankan ternyata hanya sakit yang aku dapatkan. Semuanya meninggalkan aku ketika aku tidak punya apa apa lagi. Hingga akhirnya aku hanya bisa menunggu malaikat mau menjemput ku.
Tapi ternyata tuhan masih memberikan aku satu kesempatan lagi.
pengen tau bagaimana perjalanan Adila menjadi wanita kuat, cuss baca👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Hanya masalah kecil, pak Haris menolongku." Adila mengambil sendok dan mengaduk makanannya sambil sesekali menatap Sintia.
"Pak Haris bersedia membantumu?" Tanya Sintia. Jujur saja Adila ternyata gadis yang luar biasa. Selama Sintia bekerja di bawah naungan Haris, hanya beberapa kali Haris memiliki pacar tapi meskipun begitu Haris tidak begitu peduli pada mereka.
Tapi entah apa yang di lakukan Adila hingga membuat pria datar itu menjadi memiliki banyak emosi untuk dia.
"Hmm, Pak Haris bersedia membantuku mulai dari sekarang. Seenggaknya sampai aku bisa terlepas dari Joan, aku memiliki pak Haris yang akan membantuku." Adila masih tersenyum dengan senyum yang sama.
"Tidakkah kamu berpikir dari sudut pandang Pak Haris? Bukankah dia tidak memiliki keuntungan sedikitpun bahkan dia dimanfaatkan oleh kamu. Setelah semua selesai maka pak Haris akan kamu tinggalkan?" Sintia meletakkan sendoknya saat bertanya hal itu.
Tangan Adila terhenti mengaduk makanannya, bahkan senyuman di wajah Adila luntur seketika. Dia sudah memikirkannya tapi apakah bisa dia menjalani hal itu.
Apakah hati kecilnya akan tega melakukan hal itu?
Inilah kelemahan Adila, terlalu mendengarkan kata hati dari pada pikirannya sendiri. Dia mendahulukan perasaan dari pada logika yang ada di depan mata.
"Hidup itu timbal balik, apa yang Pak Haris lakukan untukku maka suatu hari dia pun mendapatkan balasannya." Jawaban Adila sedikit ambigu.
Sintia tak bertanya lagi dia kembali fokus pada makanannya sedangkan Adila hanya makan sedikit lalu permisi ke kamar mandi.
Saat di kamat mandi Adila bertemu dengan Hana yang baru keluar dari salah satu bilik. Seperti biasa Hana berdandan dengan begitu cetar.
"Hai Adila, aku lihat kamu lagi dekat sama direktur ya?" Hana dengan segala ke kepoan yang ia miliki.
Hana adalah lambe turah perusahaan, segala sesuatu tentang gosip dia pasti tau karena sifat keponya ini banyak orang tidak menyukainya.
"Bisakah kamu menyapa saya dengan bahasa lebih sopan? Saya senior kamu." Adila bergerak mencuci tangan dengan Hana yang masih berdiri di sampingnya.
Tampak wajah Hana berubah tidak enak dipandang tapi Hana tersenyum tiba tiba dan sembari menunjuk lengan Adila dia berkata,
"Ini yang tadi di cengkram pak Joan ya, lalu pak Haris datang menyelamatkan buk Adila seperti pangeran berkuda. Pak Joan marah karena buk Adila selingkuh ya?" Nada yang Hana gunakan adalah nada bercanda tapi sebenarnya dia menyindir Adila.
"Saya sudah putus dengan Pak Joan, jadi bukan salah saya jika saya mencari yang baru dan yang lebih mapan. Bukankah setiap cewe mau pria yang tampan dan mapan." ucap Adila sambil tersenyum tipis di cermin menatap Hana dari cermin.
"Tentu saja tapi bukankah itu malah seperti perempuan matre?" Hana masih mampu membalas Adila.
Sejujurnya Hana tidak tau Adila belajar dari mana cara bersilat lidah karena biasanya dia adalah orang yang pendiam.
"Emang kamu bisa hidup tanpa uang? kamu masuk ke dalam perusahaan aja mengeluarkan uang yang tidak sedikit bukan?"
Hana terdiam, hanya beberapa orang yang mengetahui bahwa dia masuk ke dalam perusahaan dengan orang dalam yang ia suap.
Adila tersenyum licik dan pergi meninggalkan Hana yang masih terdiam. Adila telah berubah sangat jauh.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
bye bye
dah mls lanjutin baca.
udh d ksh ksmptan lg,msa ga d mnfaatin.....ga ush tkut,lwan aja mreka yg mnindasmu.....smngttt.....
udh mmpir....slm knl y....
aku ko gmes sih sm adila...pdhl udh d ksh ksmptan kedua,tp msh aja mau pduli sm joan....mngkn krna msh pnya hti nurani,mkanya dia jd labil....