Amélie, seorang eksekutif muda di Paris, mulai dihantui oleh mimpi buruk yang misterius. Dia tertarik pada Lucian Beaumont, CEO karismatik di perusahaannya, yang hidupnya tampak sempurna namun belakangan terungkap penuh rahasia gelap. Kemudian Amélie menemukan tato di tubuh Lucian sama dengan simbol yang terus muncul dalam mimpinya. Mantan kekasihnya, Dominic, seorang pengusaha advertisement, memperingatkannya tentang bahaya Lucian, namun Amélie terlanjur terjerat dalam pesona Lucian
Di Inggris, Amélie menemukan bahwa keluarganya terlibat dalam mafia "9 Keluarga Ular Hitam" dan sekte pemuja Lucifer. Saat ia tahu semakin dalam, Amélie dipaksa untuk menandatangani perjanjian gelap dan menjadi pengantin Lucifer dalam sebuah ritual. Dalam pergulatan untuk bebas dari kegelapan, ia bertemu dengan Lilith, dewi kuno yang menawarkan kekuatan untuk melawan mafia dan sekte tersebut.
Amélie memutuskan untuk bersekutu dengan Lilith demi melawan Lucian dan mafia yang mengancam hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Castile Pendragon
“ Jangan main main denganku,” ujar Lucian kalem
Dengan tatapan penuh amarah, Amelie berkata,” Kau yang jangan main main denganku. Sebelum kau masuk ke perusahaan ini, dan menjadi CEO, Aku udah bekerja selama 5 tahun. Tidak Sekalipun Tuan Alex CEO terdahulu, berbuat semena mena dan menyembunyikan sesuatu seperti yang kau lakukan. Segala keputusan selalu dipertimbangkan bersama dalam rapat pemegang saham atau manajemen.”
“Aku bukan Alex, Aku Lucian!”
“Justru itu, aku sudah merasa tidak lagi cocok bekerja dibawah pengarahan mu,” jawab Amelie Emosi.
Tiba tiba Lucian merobek surat Resign Amelie dan melemparkannya ke tempat sampah.
“Kembali ke ruangan mu! Dan jangan banyak omong!”
Amelie sangat marah, diambilnya robekan surat resign yang sudah di lempar Lucian ke keranjang sampah, lalu melemparkannya kembali ke arah Lucian, persis kena di bagian mulut.
Sontak Lucian berdiri dan mencengkeram pundak Amelia lalu mendorongnya ke tembok sehingga Amlie terjebak dalam kungkungan Lucian.
“Kau jangan coba coba denganku Amelie ! Aku sudah berusaha sabar menghadapi mu. Jangan sampai..”
“Jangan sampai apa? Ha? . Apa yang akan kau lakukan jika aku menolak bekerja di sini?”
“Hemm rupanya kau ingin tahu apa yang akan aku lakukan padamu?” ujar Lucian sambil tersenyum sinis.
Tiba tiba Lucian mendaratkan bibirnya ke bibir Amelie, menciumnya dengan buas, Sementara tangan yang lain menekan pundak Amelie ke tembok, tangan satunya bergerilya ke bagian bawah tubuh Amelie. Didesaknya tangan yang kekar itu masuk ke dalam celana dalam Amelie dan dimainkannya tubuh Amelie, hingga Amelie menggelinjang dan meronta . Namun karena tubuh Lucian terlalu kuat menahannya ke dinding, Amelie tidak kuasa melawan. Tangan Lucian dengan liar sesuka hati terus bermain di dalam celana dalam Amelie. Hingga Amelie mendesah tertahan, karena mulut nya penuh dengan lidah Lucian yang juga liar menyapu segala yang ada didalamnya.
Amelie terus meronta, sehingga dia merasakan ada suatu dorongan yang makin besar dalam tubuhnya dan ingin meledak. Tak berapa lama dengan suara desahan yang kuat dan panjang Amelie pun mencapai pelepasannya.
Segera Lucian melepas ciumannya dan menarik tangannya dari dalam CD Amelie. Sambil tersenyum meringis penuh makna. Lalu menjilat tangannya sendiri dan membersihkan semua lendir yang membasahinya.
PLak Plak…
Ameli menampar Lucian tepat di pipinya sebanyak dua kali dan sontak menangis meraung raung, mencakar dan berusaha menendang tubuh Lucian. Dengan sigap tangan lucian yang kekar memegang tangan Amelie dan membalikkan tubuhnya sehingga kini bagian depan tubuh Amelie menghadap ke tembok, sementara bagian belakang tubuhnya berhadapan dengan bagian depan tubuh Lucian
Lucian menekan tubuhnya ke arah Amelie sambil memegang tangan Amelie seperti polisi memborgol tangan penjahat. Didekatkannya mulutnya ke telinga Amelie
“Kau rasakan apa yang sudah bangkit dari tubuhku?
Lucian mengatakan itu sambil menekan kan senjatanya yang sudah bangkit sejak tadi . Amelie merasakan Rudal Lucian yang mengeras persis di area pantatnya.
“Kau mau aku melakukannya sekarang?” tanya Lucian sambil membisikkannya di telinga Amelie. Nafasnya terasa berat, dan hangat.
“Tidak, lepaskan aku Lucian,”
“Kalau begitu, minta maaf sekarang, dan memohonlah,” ujar Lucian
Sambil masih terisak Amelie berkata,”Maafkan aku Lucian. Aku mohon jangan lakukan, dan lepaskanlah aku.”
Segera setelah Lucian mendengar Amelie mengatakan permohonannya, dilepaskannya tangan Amelie dengan keras, sehingga tubuh Amelie terbanting dan jatuh terduduk.
Sambil membetulkan posisi Jasnya yang acak acakan, Lucian berkata,” Kembali ke ruanganmu, dan jangan banyak cakap!”
Amelie berdiri dengan kaki bergetar dan langkah gontai kembali ke ruang kerjanya.
Saat selesai jam makan siang, terdengar suara ketukan di pintu ruang kerja Amelie.
“Masuk” jawab Amelie
Ternyata bagian Personalia yang menghadap pada Amelie.
“Ehm, maaf Amelie, aku mendapat Instruksi dari Tuan Lucian, kau diberi waktu libur ke London selama dua minggu. Ini Surat cuti mu, mohon ditandatangani. Untuk tiket sudah dibayar semua oleh Tuan Lucian Pribadi. Jadi anda tidak perlu resah. Dan, satu lagi, Eve dikembalikan oleh Tuan Lucian menjadi Sekretaris sekaligus asisten Pribadimu. Cuti mu efektif berlaku besok dan berakhir dua minggu setelahnya.” jelas Kabag Personalia
Amelie menandatangani surat cutinya dengan wajah cemberut dan diam seribu bahasa. Walaupun Amarahnya masih cukup tinggi, tapi hatinya bersorak. Setidaknya, dia bebas dari pemantauan Lucian selama dua minggu. Namun dia sama sekali tidak tahu apa yang menantinya di London
****
Sore itu Amelie sedang melakukan persiapan untuk pulang lebih awal dari biasanya. Supir pribadinya sudah menunggu di Lobby. Tiba tiba Lucian masuk ke dalam ruang kerjanya tanpa permisi.
“Semua tiket sudah lunas termasuk tiket pulang. Aku sudah booking kan open time tiket untuk kepulanganmu. Satu pesanku Amelie, jangan pernah kau tidak membalas pesan singkatku atau tidak mengangkat teleponku. Turuti perintahku, jika kau tidak ingin mengalami hal buruk. Jarak Paris London sangat dekat. Aku bisa langsung terbang menggunakan jet pribadi untuk memberikan hukuman padamu jika perintahku kau langgar,” Ujar Lucian dengan tatapan Tajam menusuk ke arah Amelie.
Amelie hanya diam menunduk dan menganggukkan kepala. Setelah itu Lucian keluar dari ruangan Amelie dengan membanting pintu. BRAK.
*****
Waktu tepat menunjukkan pukul 07.45 malam hari ketika Amelie tiba di bandara Charles De Gaulle Paris Perancis. Dia akan terbang pukul 08.15 ke London menggunakan British Airways First Class. Direncanakan penerbangan akan memakan waktu satu jam. Karena London lebih lambat satu jam dari Paris Perancis. Maka Amelie akan tiba tepat pukul delapan lebih lima belas malam waktu London.
Tak lama menunggu, Amelie masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya ke London. Dia sangat menikmati penerbangan Malam itu, dengan memandang keluar jendela saat pesawat take off meninggalkan Paris.
Perasaan kecut sedikit menyelinap dalam hatinya. Dia sudah diberitahu oleh pihak kantornya, bahwa sesampai di London, sudah ready supir plus mobil pribadi untuk menjemput dan mengantarkannya menginap di Hotel The Savoy. Salah satu hotel paling iconic di London. Hotel itu berada di tepi sungai Thames dan merupakan tempat menginap tokoh tokoh penting yang berkunjung ke Inggris. Lucian lah yang memesan semua dan mengatur semua keperluan perjalanannya.
Baru esok pagi sekitar pukul 9, dia berangkat ke Castile Pendragon warisan dari keluarga ibunya yang terletak di wilayah Cornwall.
Begitu masuk ke dalam Kamar Hotel, pesan singkat dari Lucian masuk,” Kau sudah tiba di London? Bagaimana perjalananmu?”
Amelie menjawab singkat, “ Ya. Perjalanan lancar dan baik.”
Segera Amelie mandi dan berendam dalam Bath up mewah Hotel itu. Setelah itu, sambil menikmati teh panas yang sudah dibuatnya, dia menikmati pemandangan London di malam hari melalui balkon yang terletak di lantai empat The Savoy Hotel.
Semua kejadian hari itu berseliweran di kepalanya. Amelie menghela nafas panjang dan bergumam, “ Lucian tidak sedikitpun memberikan ruang gerak, bahkan dia sudah mengatur sampai pada mobil pribadi yang akan mengantarku ke Cornwall.”
Sungguh Amelie merasa diawasi dengan ketat oleh Lucian. Tak berapa lama matanya terasa berat. Lalu Amelie masuk ke dalam kamar tidur president Sweet hotel itu dan terlelap tanpa sempat mimpi apapun.
****
London-Cornwall memakan perjalanan sekitar 4,5 sampai 5 jam. Sepanjang perjalanan, Amelie menggunakan Limousine milik Lucian. Untunglah Lucian menyediakan Mobil itu baginya. Sehingga dia mempunyai ruang gerak dan privasi dalam perjalanan.
Rupanya, Lucian tidak hanya menyediakan Supir pribadi, tetapi turut bersama mereka seorang lelaki yang sepertinya Bodyguard Lucian. Amelie makin merasa ruang geraknya diawasi oleh Lucian. Beberapa kali Bodyguard itu menerima panggilan telepon dan berbicara dengan seseorang dengan menggunakan bahasa Itali yang tidak begitu difahaminya. Intinya adalah perjalanan itu dipantau ketat oleh Lucian.
Mobil Limousine itu dilengkapi dengan kotak makan dan minuman yang sudah terisi penuh untuk memenuhi segala kebutuhan Amelie. Namun selera makan Amelie hilang dengan adanya pengawalan ketat macam ini. Beberapa saat Amelie tidak merasakan keanehan. Tetapi setelah beberapa kali melewati jalan yang lengang, tahulah Amelie, bahwa Limousine yang mengantarnya tidak sendirian. Ada satu laginmobil pemantau yang berada di belakang mereka dengan jarak kurang lebih 1 Km. Makin kecutlah pikiran Amelie. Dia makin merasa dirinya seperti tawanan Lucian.
Tepat pukul setengah dua siang, dia tiba di Castile Pendragon. Castile itu sangat cantik. Terletak diatas bukit yang menghadap langsung ke lautan Celtic. Di castile inilah dulu Amelie tinggal dan tumbuh. Meskipun Castile ini adalah warisan keluarga ibunya, namun yang membangun kembali dan memeliharanya, adalah Amelie. Dengan Karirnya yang mentereng di Paris, dan kepiawaiannya mengelola kebun anggur peninggalan keluarganya. Biaya renovasi dan pemeliharaan Castile pun dapat terpenuhi. .
Tepat di jalan masuk Castile, dilihatnya Henry dan istrinya, yaitu kepala pelayan sekaligus penanggung jawab pemeliharaan Castile berdiri menyambut kedatangannya.
“Selamat datang nona Amelie. Saya senang anda tiba dengan selamat,” ujar Henry tersenyum sambil menyalaminya. Istri Henry pun mengucapkan hal yang sama pada Amelie.
Bergegas mereka membawa bagasi milik Amelie masuk. Amelie sempat melirik ke arah para pengawal Lucian. Tapi rupanya mereka tidak masuk ke dalam Castile. Mereka segera keluar dari area Castile begitu menurunkan dirinya.
Dalam hati Amelie berkata,” Dimana mereka tinggal? Dan bagaimana mereka akan mengawasiku? Gawat ! Aku harus tahu hal ini, atau mereka akan melaporkan semua hal hal yang aku lakukan pada Bos mereka.
****
NB : Jangan lupa like dan Vote. Terimakasih