Madava dipaksa menikah dengan seorang pembantu yang notabene janda anak satu karena mempelai wanitanya kabur membawa mahar yang ia berikan untuknya. Awalnya Madava menolak, tapi sang ibu berkeras memaksa. Madava akhirnya terpaksa menikahi pembantunya sendiri sebagai mempelai pengganti.
Lalu bagaimanakah pernikahan keduanya? Akankah berjalan lancar sebagaimana mestinya atau harus berakhir karena tak adanya cinta diantara mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil
Hasil test darah telah keluar dan diagnosis dokter ternyata benar kalau Rafi mengidap kanker darah. Kini kenyataan itu diperkuat dengan hasil biopsi sumsum tulang belakang yang menyatakan kalau Rafi menderita leukemia akut.
Leukemia atau umumnya dikenal sebagai "kanker darah", dibagi menjadi dua jenis, leukemia akut dan kronis. Pada leukemia akut sebagian besar terjadi pada anak-anak dan remaja. Dengan karakteristik terjadi akut, perkembangan penyakit cepat, dan angka kematian yang sangat tinggi.
Sedangkan pada Leukemia kronis berkembang perlahan, tidak memiliki gejala pada tahap awal, dan sulit dideteksi. Namun gejala akan muncul setelah penyakit sudah memasuki stadium menengah dan lanjut, umumnya muncul badan mudah lelah, demam, anemia, namun saat disadari, racun atau toksin telah menyebar ke seluruh tubuh.
Ayu tak henti-hentinya menangis tersedu-sedu. Ia terus menyalahkan dirinya yang mana terlalu bodoh tidak bergerak cepat memeriksakan penyakit Rafi sejak awal. Seandainya ia bergerak cepat, penyakit Rafi pasti tidak akan sampai berkembang sampai seperti ini.
Terlebih tadi dokter pun menjelaskan kalau penyebab utama leukemia adalah menurunnya daya tahan tubuh, disfungsi sistem imun, sel-sel darah putih yang distimulasi oleh racun, menyebabkan terjadinya mutasi genetik, terjadi pembelahan sel-sel darah menjadi ganas, lalu hiperplasia atau pertumbuhan sel-sel tak beraturan dan tak terbatas menjadi kanker darah. Oleh karena itu, banyak ahli kanker menganjurkan pengobatan leukemia, harus meningkatkan kekebalan tubuh adalah sumber utamanya serta memperbaiki sel-sel darah putih dan menghilangkan racun/toksin dalam tubuh, yang merupakan kunci utama untuk pengobatan leukemia.
Bagaimana Ayu tidak menyalahkan diri sendiri sebab ia sadar bagaimana kehidupannya sebelum ini. Ia tidak sanggup memberikan Rafi makanan yang sehat dan bergizi. Bahkan saat bayi, Ayu tidak selalu memberikannya susu. Rafi kuat minum susu saat bayi, tapi kondisi keuangan membuatnya tak berdaya. Akhirnya ia sering mengganti susu dengan larutan kental manis. Kadang kala ia memberikan air tajin yang ia ambil dari nasi yang sedang ia masak. Ayu yakin, penyakit Rafi dikarenakan dirinya yang tidak bisa menjaga dan membesarkan Rafi dengan baik.
Madava menghela nafas panjang. Entah mengapa, Madava ikut merasakan kesakitan yang Ayu rasa. Batinnya begitu tersiksa mengetahui anak sekecil itu harus bertarung dengan penyakit yang begitu berbahaya.
"Jadi bagaimana cara mengobatinya, Dok? Dokter pasti tahu cara menyembuhkan Rafi 'kan, Dok?" tanya Ayu serak pada dokter yang baru saja menjelaskan hasil biopsi sumsum tulang belakang.
"Metode tradisional pengobatan leukemia adalah operasi transplantasi sumsum tulang belakang dan kemoterapi. Silahkan kalian pilih ingin metode pengobatan yang mana. Untuk sementara, kondisi pasien sudah stabil. Bahkan sudah boleh pulang. Tapi pasien tetap harus melakukan kontrol setidaknya selama 1 Minggu sekali."
...***...
"Aku harus apa, Mas? Bagaimana aku bisa menyembuhkan Rafi? Mas liat 'kan tadi di hasil pencarian kalau operasi transplantasi sumsum tulang belakang itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Setidaknya aku harus menyediakan sebanyak satu milyar. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Namun yang lebih membingungkannya lagi, dimana kita bisa mencari pendonor. Aku sama sekali tidak tahu siapa orang tua Rafi," lirih Ayu sambil menyeka air matanya.
Ia kini sedang duduk di depan ruangan Rafi. Sementara di dalam sana, Rafi ditemani Bu Shanum.
Mereka tadi memang sempat mencari informasi mengenai pengobatan kanker darah di internet. Dan hasilnya benar-benar membuat Ayu sakit kepala.
"Sedangkan bila kita melakukan pengobatan dengan kemoterapi, pengobatan kemoterapi memiliki efek buruk pada leukemia, dan tingkat kambuhnya cukup tinggi. Terlebih lagi, katanya efek samping dari kemoterapi sangat besar, seperti pusing, mual, muntah, nafsu makan hilang, kulit menghitamkan, gatal-gatal kering, rambut rontok, anemia, dan juga menyebabkan reaksi yang parah pada sistim kekebalan tubuh yang secara spontan akan mengancam jiwa. Karena efek samping yang serius, bahkan banyak pasien tidak sanggup menyelesaikan pengobatan kemo dan terpaksa berhenti di pertengahan jalan. Perawatan seperti itu sangat tidak efektif dan hanya menyia-nyiakan uang. Lalu, cara apa lagi yang bisa ku ambil? Apa aku harus pasrah begitu saja? Tapi aku takkan tega. Aku tidak mau kehilangan Rafi, Mas. Tidak. Aku lebih rela kehilangan nyawaku daripada harus kehilangan Rafi. Nggak, Mas. Aku nggak mau. Aku nggak mau, tapi ... apa yang harus aku lakukan, Mas? Apa?" imbuh Ayu dengan air mata bercucuran.
Madava dapat merasakan kehancuran Ayu. Ia pun meraih bahu Ayu dan menariknya ke pelukannya. Ayu menumpahkan segala lara hatinya di dekapan Madava. Sungguh, ia pun bingung sekali saat ini. Ingin melakukan transplantasi sumsum tulang belakang, tapi ia tidak tahu siapa yang bisa menjadi pendonor. Mencari pendonor yang tepat tidaklah mudah. Bagai mencari jarum di tumpukan jerami. Sulit. Amat sangat sulit. Namun untuk melakukan kemoterapi pun rasanya lebih mengerikan lagi. Rafi pasti akan sangat tersiksa nanti. Bila hasil yang didapat sesuai harapan, mungkin ia tidak keberatan, tapi bila hasilnya justru tidak sesuai ekspektasi, Ayu pasti akan lebih hancur lagi.
Ah, Madava benar-benar resah. Dan ada satu lagi yang menjadi beban pikirannya, yaitu masalah biaya. Madava memang memiliki tabungan. Tapi tabungannya tidak sebanyak itu. Itupun hasil kerja kerasnya beberapa tahun ini. Belum lagi ia belum lama kehilangan uang ratusan juta karena calon istrinya yang kabur membawa semua mahar pernikahan mereka. Jelas saja, tabungannya sudah tidak utuh lagi.
Madava bukan terlahir dengan sendok emas di mulutnya. Keluarganya adalah keluarga sederhana. Namun berkat kerja kerasnya beberapa tahun ini, ia akhirnya bisa hidup dengan bergelimang harta.
Ah, Madava benar-benar bingung! Sangat bingung.
"Jangan bicara seperti itu! Aku tau ini terasa berat bagimu, tapi kau pasti pernah dengar kata-kata ini, Allah tidak akan menguji manusia di luar kemampuannya. Aku yakin, semua pasti bisa kita lalui. Aku yakin, Rafi akan sembuh. Kita hanya perlu berdoa dan mengusahakan yang terbaik untuk Rafi. Insya Allah, Rafi akan segera sehat dan bisa bermain seperti anak-anak lainnya," ujar Madava berusaha menyikapinya dengan tenang sambil mengusap punggung Ayu yang bergetar. Sebab ia yakin dan percaya, pasti akan ada jalan keluar untuk semua permasalahannya.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰 ...