Ikhsan sedang merasa dunia nya hancur setelah ditinggal oleh Ayu.
Dan pertemuan kembali bersama Shella membuat ikhsan mengingat perasaannya 10 tahun yang lalu dia pendam.
Akan kah ikhsan masih menutup diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Vania kembali mendatangi mereka
"aku ngga terima ini, kalian akan menyesal, terutama kamu mas Ikhsan, kamu sudah menolak ku berulang kali!" Vania meninggalkan mereka namun langkah nya terhenti, Shella memegang lengan nya untuk menahan nya
"bisa kita bicara sebentar?" ucap Shella
Semua mata tertuju pada Shella.
"sayang?!" tegur Ikhsan sambil memegang tangan shella. Shella pun memegang tangan Ikhsan sambil mengangguk.
Shella dan Vania pun berjalan ketempat yang lumayan sepi. Entah apa yang ingin dikatakan Shella pada Vania. Ikhsan yang melihat nya dari kejauhan sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada kekasih nya itu
"tenang mas, kalau Shella sudah begitu, berarti dia punya sesuatu yang membuat lawan nya ngga bisa berkutik" ucap Shinta
Ikhsan mengeryitkan dahi nya melihat Shinta. Shinta mengangguk mengisyaratkan agar dia percaya omongan nya.
"Ella ngga kaya aku yang menghadapi masalah dengan emosi dan bar-bar, dia diam-diam bisa membunuh musuh!, kamu kenal dia dari SMA kan?" Shinta mendramatisir keadaan.
Ikhsan sedikit terkejut, dan mengingat dikala mereka masih SMA, memang benar yang dikatakan Shinta, Ella bukan orang yang mudah terpancing emosinya, Jika Ella sudah marah dia tidak akan marah-marah atau main fisik, tapi dia akan diam dan membalas orang yang mengusik nya dengan cara nya sendiri. Karena dia pernah membuat teman dan kakak kelasnya mengundurkan diri dari sekolah sehingga teman dan kakak kelas nya tersebut harus pindah sekolah hanya karena Shella difitnah merebut kakak kelas tersebut dari teman nya, tidak ada yang tau kalau mereka keluar dari sekolah karena Shella. ikhsan pun mengetahui hal tersebut karena tidak sengaja mendengar berita itu dari guru BP dan kepala sekolah pada saat dikantor. Entah apa yang dilakukan Shella pada waktu itu, masih menjadi sebuah misteri.
Shella kembali bersama Vania yang berjalan tertunduk seperti seorang penjahat yang ketahuan akan kejahatan nya.
"aku minta maaf mas, aku ngga akan ganggu kamu lagi" ucap vania
Ikhsan dan Angga terkejut melihat Vania yang berubah drastis sikapnya setelah Shella mengajak nya bicara. Entah apa yang dikatakan oleh Shella sehingga seorang Vania yang nekat melakukan apa saja demi keinginan terwujud bisa tunduk pada Shella.
"see! Benarkan yang aku bilang tadi" ucap Shinta pada Ikhsan
Shella melirik Shinta dan mengeryitkan dahi nya.
"aku juga minta maaf sudah menyakiti mu, kamu bisa dapati yang lebih baik dari ku"
Vania mengangguk "aku pamit duluan"
"hati-hati dijalan" ucap Shella
Setelah Vania pergi semua mata kembali tertuju pada Shella. Shella pun melihat mereka seperti menunggu sesuatu dari nya. Shella tersenyum
"aku cuma bilang, jangan coba² kalau kamu mau selamat, rahasia besarmu ada ditanganku"
Mereka masih menatap Shella, mereka belum puas dengan jawaban Shella, Rahasia apa yang Shella punya sehingga Vania tidak berkutik lagi..
"yang namanya rahasia itu tidak boleh diomongin, jadi tolong kalian jangan mengintimidasiku untuk membeberkan rahasia nya atau aku akan mengintimidasikan kalian dengan rahasia kalian?"
"aku tidak punya rahasia padamu semua tentang diriku kamu sudah tau, jadi buat apa kamu merasiakan nya dari ku?" ucap Ikhsan
Shella menyipitkan matanya mengarah Ikhsan. "termasuk kamu pernah tidur bareng sama dia?!"
Mereka semua terkejut dengan ucapan Shella, Shinta mulai emosi melihat Ikhsan dan Lagi-lagi tangan nya ditahan oleh Angga. Ikhsan pun lebih terkejut.
"tapi itu aku ngga sadar, dan sebelum dia melakukan sesuatu padaku, dia ketahuan oleh temanku, sehingga dia tidak jadi melakukan apa-apa padaku"
Shella tersenyum "kalau dia sudah melakukan sesuatu padamu, hubungan kita ngga akan sejauh ini, aku pasti sudah tinggalin kamu dari jauh hari"
"sudah ngga usah dibahas lagi, ini sudah selesai, aku mau itu" Shella menunjuk buah kelapa yang dipegang Shinta.
Dengan cepat Ikhsan memesankan es kelapa muda buat Shella. Angga melihat Shella seperti takut pada nya. Shella menyadari Angga telah memperhatikan nya. Menoleh ke arah nya dan mengangkat alis nya. Angga pun menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangan nya ke arah Shinta, namun hanya per sekian detik dia melihat Shinta lalu dia mengalihkan kembali pandangan nya kepantai.
