Berpacaran selama 5 tahun. Hingga mereka memutuskan untuk menikah. Satu hari setelah hari pernikahannya suaminya mulai berubah dan bahkan tidak pernah menyentuh istrinya karena alasan capek. Setiap hari di paksa untuk memahami, dan mengerti semuanya. Hingga akhirnya sang istri berusaha mencari tahu apa alasan di balik perubahan sikap suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kavhyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginginkannya kembali
Ansel pun datang setelah dari WC.
"Sayang." Panggil Ansel. Dian tidak berbalik. Karena ketakutan Dian sampai tidak mengenali suara Ansel. Ansel merasa bingung dengan Dian dan menepuk pundaknya.
"Jang-," sebelum melanjutkan ucapannya Dian pun melihat kalau itu adalah Ansel. Bukan laki-laki tadik. Ansel pun melihat Dian yang keringat dingin padahal di sini sangat dingin loh.
"Kamu kenapa? Kayak ketakutan begitu?" Tanya Ansel. Dian pun menggelengkan kepalanya dan berusaha tersenyum.
"Aku ngak papa sayang. Tadik ada orang yang ganggu aku di sini." Ucap Dian.
"Orang? Terus dia ngapain kamu? Kamu ngak papa kan?" Tanya Ansel.
"Aku ngak papa sayang." Ucap Dian.
"Kamu tunggu di sini." Ucap Ansel.
"Kamu mau kemana?" Tanya Dian.
"Cek cctv. Aku ngak akan ngebiarin siapapun yang ganggu kamu dan anak kita." Ucap Ansel yang membuat Dian ketakutan. Dian tidak ingin Ansel tahu semuanya. Saat Ansel berjalan Dian menahan tangannya.
"Ngak usah sayang. Lagian aku ngak papa sama Tiara. Lebih baik kita pulang aja ya. Lagian ini udah malam banget. Kasian Tiara." Ucap Dian. Ansel pun mengangguk setuju dan berjalan pergi ke mobilnya.
...****************...
Sesampainya Kenzi dan Tania di rumah. Dia langsung memberikan kabar bahagia ini ke Mama Papa dan Abangnya.
"Mama." Ucap Tania yang berlari masuk ke rumah, yang membuat Kenzi panik.
"Sayang, jalan pelan-pelan aja. Nanti kamu jatuh. Kasian baby di perut kamu." Ucap Kenzi. Tania pun mengangguk tersenyum. Dia lupa kalau sedang hamil.
"Maaf sayang. Aku terlalu bahagia." Ucap Tania. Kenzi pun mengangguk dan mengerti.
"Ada apa sayang? Kok teriak-teriak?" Ucap Mama Hani yang baru datang di ikuti Papa Bian dan Abangnya.
"Nia hamil Mah." Ucap Tania. Mendengar itu orangtuanya langsung memeluknya begitupun Abangnya.
"Selamat ya sayang." Ucap Mama Hani dan Papa Bian.
"Selamat bro. Btw loh gercep juga. Sekali nendang langsung jadi." Ucap Dion memeluk Kenzi.
"Yang bener aja. Ngak mungkin sekali nendang." Ucap Kenzi. Sedangkan Tania memutar bola matanya malas mendengar mereka berdua. Keknya mereka cocok banget deh.
"Kalian berdua apa-apaan sih. Ngak malu sama Mama Papa." Ucap Tania. Kenzi dan Dion hanya tersenyum kikuk. Mama Hani dan Papa Bian hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak-anaknya.
"Udah ya. Lebih baik kita semua tidur. Khususnya kamu Nia. Kamu harus banyak istirahat sayang." Ucap Mama Hani. Semua pun mengangguk dan berjalan ke kamar masing-masing.
...****************...
Sesampainya di rumah Dian langsung membawa Tiara ke kamarnya. Dia tertidur selama perjalanan. Setelah minum obat badannya sudah tidak terlalu panas dan tidak rewel lagi. Semua keluarga bersyukur tidak terjadi apa-apa dengan Tiara. Dian duduk termenung memikirkan kejadian tadik di rumah sakit. Dia takut laki-laki itu datang lagi dan memberitahukan keluarganya. Ngak! Dia tidak mau kehilangan semuanya terutama Ansel. Dan dia akan melakukan cara apapun agar tidak ada yang tahu tentang ini. Pikirnya. Ansel pun datang ke kamar.
"Kamu belum tidur?" Tanya Ansel. Dian pun menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Sebaiknya tidur. Kamu pasti capek seharian jaga Tiara sayang. Sekarang kamu istirahat ok." Ucap Ansel dan mencium kening Dian sebelum pergi.
"Kamu mau kemana?" Tanya Dian.
"Ke ruang kerja sebentar. Masih ada kerjaan yang mau di selesaikan." Ical Ansel.
"Kamu ngak usah nungguin aku. Kamu tidur duluan aja sayang." Sambung Ansel. Dian pun mengangguk.
Saat sampai di ruang kerja dia menelpon seseorang untuk mencari informasi tentang Tania dan ada hubungan apa Tania dan Kenzi. Dari tadik Ansel tidak berhenti memikirkan Tania. Dia sangat merindukannya. Sampai sekarang Ansel masih mencintai Tania.
Tidak butuh waktu lama seseorang menelpon.
Drtt...Drtt....Drtt....
"Halo bos. Saya sudah menemukan informasi yang bos minta. Tania Anggita Wijaya sudah menikah dengan Kenzi Gian Mahenra sekitar 2 bulan yang lalu di Australia." Ucapnya. Mendengar itu Ansel merasa kesal marah dan cemburu.
"Ok."
Tutt....Tutt....Tutt....
Jadi Tania sudah melupakan dirinya dan mencintai oranglain. Ansel sangat menyesal karena dulu telah menyia-nyiakan Tania. Entahlah apa yang sedang di pikirkan Ansel sekarang?
...****************...
KeEsokan harinya Kenzi terbangun dan melihat istrinya yang sudah bangun dan masih berbaring di dekatnya sambil memainkan ponsel.
"Kok tumben kamu masih di sini sayang? Biasanya kalau bangun langsung mandi." Ucap Kenzi dan mencium Tania.
"Ngak tau kenapa hari ini mager da lagi ngak mau ngapa-ngapain sayang. Aku maunya di kamar aja." Ucap Tania. Kenzi pun mengangguk mengerti. Mungkin ini bawaan hamil pikirnya.
"Yasudah kalau begitu aku mandi dan turun ke bawah ya. Tadik pagi William mengirimkan beberapa file yang harus di cek." Ucap Kenzi. Tania pun mengangguk tersenyum. William adalah sekretarisnya yang menghandle perusahaannya di Australia.
"Maaf ya sayang. Aku ngak bisa nemenin kamu ke bawah." Ucap Tania.
"Ngak papa sayang. Santai aja. Nanti Bi Hanum bawain kamu sarapan." Ucap Kenzi. Tania pun mengangguk.
Kenzi pun berjalan menuju ke bawah untuk sarapan. Di sana sudah ada Dion dan mertuanya.
"Ken. Nia kemana sayang? Kok ngak turun sarapan?" Tanya Mama Hani.
"Nia masih di kamar Mah. Katanya hari ini lagi mager dan maunya di kamar terus." Ucap Kenzi. Mama Hani pun mengangguk mengerti.
"Bagaimana kerjaanmu di sana Ken?" Tanya Papa Bian.
"Alhamdulillah baik Pah. Selama aku di sini ada William di sana yang akan mengurus semuanya." Ucap Kenzi. Papa Bian pun mengangguk tersenyum.
Setelah itu mereka melanjutkan memakan makanannya. Sedangkan Tania, dia sarapan di kamar yang sudah di bawakan oleh Bi Hanum.
"Mama Papa ke kantor dulu." Pamit Mama Hani. Kenzi dan Dion pun mengangguk.
"Hati-hati Mah, Pah." Ucap Meraka.
Dion dan Kenzi sibuk bekerja di ruang keluarga. Dion mengurus kerjaan di Australia. Begitupun dengan Kenzi.
Tania pun turun karena sudah bosan di kamar.
"Sayang." Ucap Tania yang menghampiri Kenzi dengan manja. Akhir-akhir ini dia sangat manja dan membuat Kenzi merasa senang.
"Kenapa hmm?" Tanya Kenzi yang masih sibuk menatap leptopnya membuat Tania cemberut.
"Aku bosan. Boleh ngak aku main ke taman?" Tanya Tania.
"Sebentar ya sayang. Aku lagi kerja. Tinggal sedikit." Ucap Kenzi.
"Kamu kerja aja. Aku keluar sendiri juga ngak papa sayang." Ucap Tania.
"Kamu yakin?" Tanya Kenzi. Tania pun mengangguk tersenyum.
"Iya sayang. Lagian deket kok dari rumah." Ucap Tania. Kenzi pun mengangguk. Dion ingin sekali menemani adiknya tapi masalahnya dia juga lagi banyak kerjaan.
" Ya sudah kamu hati-hati ya. Nanti aku nyusul ok." Ucap Kenzi. Tania mengangguk tersenyum.
"Iya sayang. Bang aku jalan dulu ya." Ucap Tania. Kenzi dan Dion mengangguk.
"Hati-hati dek."
"Iya Bang."
Ansel
Wiliam