NovelToon NovelToon
Benua Naga Hitam

Benua Naga Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: YT FiksiChannel

CERITA PERANG MANUSIA MELAWAN IBLIS.

Augreen adalah seorang sampah dari keluarga Ran yang diusir karena tidak memiliki inti energi, sesuatu yang paling penting bagi seorang manusia untuk mengolah energi alam. Setelah tiga tahun berlalu Augreen kembali dengan satu tujuan, yaitu membuktikan kepada keluarga Ran bahwa dia bukanlah seorang sampah.

Setelah membuktikan dirinya kepada keluarga Ran. Augreen akan memenuhi tugas yang diberikan oleh gurunya sebelum sang guru meninggal dunia, yaitu memenggal kepala kaisar iblis dan itu menjadi tujuan terbesarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YT FiksiChannel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf

Suatu tempat, wilayah keluarga Ran.

Di sebuah pojok rumah kumuh yang tidak berpenghuni terlihat Augreen dan seseorang yang memakai jubah bertemu dengan sangat misterius dan rahasia.

"Apa yang tuan muda inginkan dariku?" Tanya orang berjubah sembari menghidupkan rokoknya menggunakan item sihir korek api, lalu menyemburkan asapnya ke wajah Augreen.

"Bantu aku dengan kekuatanmu. Sisanya akan kuberikan setelah misi selesai, termasuk beberapa bonus yang menguntungkan." Ucap Augreen tersenyum sembari memberikan dua kantong emas.

Pria berjubah itu tersenyum menerima dan menimang-nimang dua kantong emas tersebut dan berkata. "Dua kantong emas ini hanya memberikan 10 juta Batra, tapi tidak masalah, aku akan membantumu tuan muda."

"Bagus." Ucap Augreen mengangguk puas dengan respons pria berjubah.

"Kau tenang saja, aku akan meminta bantuanmu jika tidak sesuai rencana awal." Ucap Augreen menenangkan.

"Hmz." Pria berjubah berdehem pelan dan menatap tajam Augreen

Halaman belakang, rumah utama keluarga Ran.

Terlihat beberapa orang prajurit menjaga rumah kecil yang berada di pojok kanan halaman rumah kepala keluarga. Rumah kecil itu adalah rumah peristirahatan bagi jasad anggota inti keluarga Ran sebelum dikubur di pemakaman pribadi keluarga Ran.

"Kenapa kita harus menjaga jasad tuan muda Juke?" Tanya salah satu prajurit memecah keheningan.

"Bisakah cari topik yang sedikit berbobot untuk memulai percakapan?" Tanya prajurit lainnya dengan ketus.

Whush!

"Apakah kalian merasakan ada sesuatu yang lewat?" Tanya salah satu prajurit ketika Augreen melewati mereka.

"Auhhh... aku tidak merasakan apapun selain hembusan angin." Balas prajurit sebelumnya sembari menguap malas.

Empat prajurit itu melirik ke dalam rumah dan bergidik ngeri mengingat yang berada di dalam rumah yang mereka jaga itu adalah sebuah jasad yang mati mengenaskan.

Di sisi lain Augreen dengan santai melewati dan menembus tubuh beberapa prajurit yang menjaga jasad Juke Ran.

"Hmz... dimana kamar jasad Juke berada?" Tanya Augreen kepada diri sendiri melihat percabangan 4 jalur.

Augreen segera memeriksa percabangan itu dan menemukan bahwa empat jalur adalah ilusi yang tercipta oleh formasi. Augreen masuk rumah kecil itu lebih dalam hingga akhirnya bertemu dengan jasad Juke yang sudah diperbaiki oleh nenek Lidya dengan beberapa jahitan dan siap dikuburkan.

"Hmz... aku yakin kau saat ini sudah melemah dan tidak akan melawan lagi." Augreen berdehem pelan melihat Juke yang terbaring kaku, lebih tepatnya melihat sebuah bola kecil yang bersinar terang yang berada di pusar Juke Ran.

Itu adalah inti energi Juke Ran.

"Juke maaf saja, aku harus mengambil inti energimu. Aku tidak berdaya, karena ini adalah perintah guruku." Ucap Augreen mencoba mengambil inti energi Juke, namun sebelum berhasil menyentuhnya seseorang tiba-tiba datang dan menghentikan Augreen.

"Augreen apa yang kamu lakukan disini?" Tanya tetua kedua kepada Augreen yang mencoba menyentuh pusar Juke.

Augreen terkejut tetua kedua dapat melihatnya yang dalam bentuk roh, karena menggunakan teknik raga jiwa.

Teknik raga jiwa sendiri adalah teknik yang memungkinkan seseorang dapat meninggalkan tubuh fisiknya dan menjadi jiwa tanpa raga atau disebut roh. Dimana dalam bentuk tubuh roh, Augreen dapat bergerak bebas dan melihat jalur energi, darah, dan keberadaan inti energi orang lain, bahkan dapat mengambil dan menghancurkannya. Augreen juga tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali orang itu memiliki teknik khusus yang dapat melihat roh atau jiwa seseorang.

"Paman Sam... aku... aku..." Augreen tidak bisa berkata-kata.

"Lupakan saja, kamu pergilah dari tempat ini. Jangan sampai orang-orang tua itu melihatmu di sini dan menjadikanmu kambing hitam untuk menutupi dosa Zero." Usir tetua kedua yang dipanggil paman Sam tersebut.

Setelah mengusir Augreen, Tetua kedua mendekat dan menatap sedih Juke yang terbaring kaku dengan berbagai jahitan ditubuhnya.

Lama tetua kedua diam memandang jasad Juke yang sangat pucat.

"Juke... paman memohon maaf kepadamu, karena tidak bisa memberimu keadilan." Ucap tetua kedua dengan sedih.

"Mereka!!! Orang-orang tua itu, tidak bisa menghukum Zero yang telah membunuhmu hanya karena Zero seorang jenius. Mereka begitu takut kehilangan iblis itu daripada memberimu keadilan! Mereka adalah orang-orang tua yang melakukan apapun agar keinginan mereka terpenuhi, meskipun harus mencari kambing hitam. Hiks, hiks." Ucap tetua kedua emosional dan sangat marah dengan keputusan para tetua yang lebih memilih mencari kambing hitam daripada menghukum Zero.

"Juke... hiks, hiks... paman sangat tidak berdaya. Paman sangat tidak berdaya, hiks, hiks... paman tidak bisa memberimu keadilan, hiks, hiks." Ucap tetua kedua merasa kecewa dan marah kepada ketidakberdayaannya terhadap ketidakadilan yang di alami oleh Juke.

Augreen terdiam melihat tetua kedua yang sangat sedih, bahkan menangis untuk Juke yang tidak mendapatkan keadilan.

"Paman Sam, kamu sama saja seperti dulu, berhati kaca meskipun berwajah sangar dan sangat pemarah." Ucap Augreen dengan tersenyum sedih.

Augreen tidak berlarut-larut dalam kesedihan apalagi terus terharu. Augreen harus segera menyelesaikan tujuannya, yaitu mengambil inti energi Juke sebelum inti energi itu mati dan tidak berfungsi lagi.

"Ahhh!" Pekik Augreen pura-pura jatuh ke depan mayat Juke.

"Augreen?" Tetua kedua terkejut Augreen masih ada di dalam ruangan, bahkan terjatuh menimpa tubuh Juke.

Cepat-cepat tetua kedua membantu Augreen yang terjatuh dan seperti menahan sakit itu, namun dia tidak menyadari tangan kiri Augreen menembus tubuh Juke dan memegang sebuah bola kecil seukuran bola mata yang bersinar terang di dalam tubuh Juke, tepatnya di pusar Juke.

Bush!

Tiba-tiba inti energi itu menghempaskan energi hingga membuat tetua kedua terbang melayang membentur dinding dengan sangat keras dan membuat beberapa prajurit masuk ke dalam untuk memeriksa.

"Ini..." Tetua kedua kebingungan.

"Tetua kedua, apakah kau baik-baik saja? Apa yang terjadi disini?" Tanya prajurit dengan cemas dan waspada.

"Minggir!" Pekik tetua kedua menyingkirkan prajurit itu ke samping, lalu melihat apa yang ingin dilakukan Augreen.

"Augreen apa yang ingin kau lakukan?" Tanya tetua kedua dingin melirik tangan Augreen yang masuk ke dalam perut lewat pusar.

Augreen tidak menjawab dan mencoba meredakan perlawanan inti energi Juke yang sangat kuat.

"Sial, kenapa dia masih sangat kuat?" Tanya Augreen dengan sekuat tenaga mencoba menaklukkan inti energi Juke yang melawan balik dengan menciptakan pelindung energi dan mendorong Augreen dengan hempasan energi.

"Aku tidak boleh kalah, aku sudah menunggu dengan sabar hingga inti energi itu semakin melemah. Ghiyaaa!!!" Pekik Augreen mencoba menaklukkan inti energi dan bertahan disaat yang sama agar tidak terhempas jauh.

Karena tidak mendapatkan jawaban, tetua kedua segera menggunakan mata roh tahap kedua yang dia kuasai.

"Ini... inti energi Juke?" Tetua kedua terkejut melihat Augreen mencoba mengambil inti energi Juke.

Augreen melirik tetua kedua dan akhirnya menyadari kenapa tetua kedua dapat melihat raga jiwanya.

"Augreen hentikan!" Pekik tetua kedua lantang dan melepaskan duri es yang langsung menyasar kepala belakang Augreen yang saat itu kebetulan membelakanginya.

Augreen menghentakkan tarikannya hingga inti energi Juke tertarik keluar dengan paksa, Augreen menghindari duri es tersebut yang beberapa detik hampir mengenainya, namun pipinya sempat tergores dan berdarah.

"Selamat tinggal paman Sam." Augreen kabur dari ruangan tersebut.

"Augreen... kau tidak boleh pergi sebelum menjelaskannya." Ucap tetua kedua dingin menciptakan dinding es yang menutupi jalan keluar rumah kecil tersebut.

Sayangnya Augreen mampu menembus dinding es itu dan kabur menjauh dengan cepat sembari dikejar oleh tetua kedua.

"Tetua kedua ada apa?" Tanya prajurit penjaga kaget tetua kedua berlari keluar dengan meneriakkan kata "Berhenti" kepada udara kosong.

"Ada apa? Ada apa katamu? Apakah kalian tidak lihat Augreen kabur?" Tanya tetua kedua dengan marah mencekik kerah baju prajurit yang bertanya tersebut.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa tidak menghentikan Augreen yang kabur itu?" Tanya tetua kedua kemudian semakin marah.

"Tetua kedua... apa maksudmu? Kami tidak melihat Augreen sama sekali." Ucap prajurit lainnya dengan bingung.

Mendengar itu tetua kedua bingung dan menghempaskan prajurit itu hingga tersungkur ke tanah. Tetua kedua melirik arah kaburnya Augreen yang semakin jauh setiap detiknya.

"Kalian yakin tidak melihat Augreen datang dan pergi dari rumah ini?" Tanya tetua kedua memastikan.

"Kami tidak melihat tuan muda Augreen sejak awal, kami berani sumpah untuk itu." Balas dua prajurit cepat.

Tetua kedua bingung dan tidak tahu harus mengatakan apa, selain mengejar Augreen yang kabur sangat jauh.

"Paman ada apa?" Tanya Augreen dari arah samping mengagetkan mereka semua.

"Augreen... kau..." Tetua kedua semakin bingung dengan kehadiran Augreen di samping kanannya, sementara Augreen yang lain sudah semakin menjauh hingga tidak dapat dilihat lagi oleh mata roh yang merupakan teknik bawaannya.

Halaman belakang, Rumah Zero.

Raga jiwa Augreen segera masuk ke tubuh fisiknya.

"Huff..." Augreen menghela nafas mengakhiri semedi.

Augreen melirik inti energi yang terus memancarkan percikan darah yang bercampur cahaya, serta lima warna percikan elemen utama (udara, Air, api, tanah, dan petir).

"Akhirnya aku mendapatkan inti energi ini setelah menunggunya dengan sabar." Gumam Augreen senang dan menyimpan inti energi tersebut, lalu menciptakan burung sihir berukuran lebih besar dari biasanya.

"Terimakasih atas bantuan mu, Caca." Pesan Augreen sembari memberikan dua kantong emas kepada burung sihir itu.

Burung sihir itu itu segera terbang dan menembus ruang waktu, lalu muncul di samping seorang pria berjubah.

"Terimakasih atas bantuan mu, Caca." Gumam pria berjubah membaca ucapan terimakasih saat burung sihir itu hancur menjadi teks karena sudah menyelesaikan tugasnya.

Bersambung.

1
YT FiksiChannel
Edit: ku bayangi dan kubanggakan diedit menjadi "aku sayangi dan aku banggakan"
YT FiksiChannel
milik dewa laknat
YT FiksiChannel
Jika ingin memotong menggunakan pedang, maka harus memakai pedang yang sangat tajam dan kekuatan tebasan yang luar biasa.
YT FiksiChannel
*ternyata dia pengganti Yun yang jatuh sakit
YT FiksiChannel
maaf ges, satu bab dulu, sibuk sekali hadi ini, gak sempet update 2 bab/Sob/
Ban Jar
liat nama MC aja udah malas mau buka alur cerita nya,
YT FiksiChannel
dengan sangat mudah
Buang Sengketa
mc sok tp lemah. bunuh adek n bapaknya sama seluruh yg mencemooh nya ja gak bisa, tp sombong. perlu di revisi lg ini
Buang Sengketa
udah 2x muncul Derrick. cerita aslinya apa judulnya ya?
YT FiksiChannel: biasa bang, belum move on dari cerita pertama yang jelek asli... judulnya "SISTEM MISI DAN HADIAH" bisa dibaca diatas
total 1 replies
YT FiksiChannel
Tujuan teknik sihir ini adalah dapat menyentuh dan melukai tubuh surgawi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!