NovelToon NovelToon
Transmigrasi Boy

Transmigrasi Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: OrdinaryGirl_31

Revan Sernando. Salah satu anak beruntung yang memiliki keluarga harmonis. Namun sayang dia juga adalah salah satu orang yang tidak pernah merasakan sebuah pertemanan.

Hidupnya selama ini terasa begitu monoton.Hingga suatu ketika Revan mengalami kecelakaan yang membuat jiwanya bertransmigrasi ke dalam raga seorang pemuda dingin yang kehidupannya berbanding terbalik dengannya. Reval Gishara.

"Nama depannya mirip sama nama gue, TAPI KENAPA NAMA BELAKANGNYA KAYAK NAMA CEWEK!!?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrdinaryGirl_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diserang lagi

Terkadang apa yang kita harapkan memang tidak sesuai dengan kenyataanya. Meskipun kita sudah berusaha namun jika tuhan berkehendak lain kita bisa apa.

Seperti sekarang ini Reval dan teman-temannya berharap mereka tidak mendapat tugas karena seharian ini jamkos. Namun sialnya sang guru tiba-tiba datang dan memberi tugas kelompok saat detik-detik terakhir jam sekolah akan berakhir.

Tugas kali ini satu kelompok berisi tujuh anak. Anggota kelompok Reval ada keempat temannya ditambah Gea dan Via. Ketujuh remaja itu lagi-lagi memilih mengerjakannya di rumah Reval.

Jika ditanya kenapa perempuannya hanya dua maka jawabannya karena di kelas Reval memang lebih banyak murid laki-laki daripada perempuan. Oleh karena itu setiap kelompok anggota perempuannya ada yang dua dan ada yang tiga.

Setelah mereka semua sampai di rumah Reval, Reval sebagai tuan rumah mengajak mereka untuk mengerjakan tugas di ruang keluarga. Kenapa tidak di kamar? Ya karena biar bagaimanapun hanya ada dua gadis di kelompok mereka. Waktu itu mereka juga mengerjakannya di ruang keluarga.

"Lo agak geseran bisa nggak sih!!! Demen banget lo nempel-nempel gue" suara Gea terdengar di telinga Reval ketika pemuda itu datang selepas ganti baju tadi.

"Dih, siapa juga yang nempel ke lo. Lagian ini bukan rumah lo ya, jadi terserah gue lah mau duduk dimana" balas Rey.

Dan sekarang sepertinya Reval sudah tahu. Suara keributan itu tentu saja berasal dari Gea dan Rey yang lagi-lagi memperdebatkan hal yang tidak penting.

"Btw, Reva mana Val?" tanya Gea tidak menghiraukan balasan Rey tadi.

"Nyapain lo nyariin Reva?" tanya Rey dengan nada sewot.

"Apaan sih bukan urusan lo ya!!" balas Gea.

"Reva kan masih ekskul Ge" bukan Reval yang menjawab melainkan Via. Gadis itu memang satu ekskul dengan Reva yaitu ekskul musik.

"Oh iya lupa" balas Gea.

"Udah tua sih jadinya pikun" sahut Rey yang lagi-lagi menyulut amarah Gea.

Saat Gea hendak membalas, Via dengan segera menahan gadis itu. Bisa lebih panjang lagi perdebatan temannya itu jika tidak segera dihentikan.

"Ati-ati cinlok Rey, berantem mulu lo sama Gea" celetuk Ryan membuat Rey menoleh padanya.

"Diem deh, yang gamon nggak diajak" balas Rey membuat Ryan mengumpat pelan.

"Masih mending lah daripada suka doang nggak diungkapin, nanti direbut orang aja bingung sendiri" celetuk Ryan seraya melirik Reval.

Sedangkan Reval yang mendengar itu merasa sedikit tersindir. Perlahan ia melirik Via yang ternyata juga tengah memperhatikannya entah sejak kapan.

...****************...

Setelah kerja kelompok selesai tadi, Reval menawarkan diri untuk mengantar Via pulang. Awalnya gadis itu menolak, namun karena Reval memaksa akhirnya gadis itu setuju.

Dan sekarang kedua remaja berbeda gender itu tengah mengendarai motor besar milik Reval. Reval mengendarai motornya menyusuri jalanan menuju rumah Via.

Namun tiba-tiba saat di tengah jalan, ia dihadang oleh dua orang yang sepertinya Reval tau siapa mereka. Reval ingat mereka adalah orang yang menghajarnya waktu itu. Mereka anggota geng Arga.

"Wih, bawa cewek lo" ucap pemuda dengan rambut yang di cat dengan warna merah itu.

"Kalian mau ngapain?" tanya Reval seraya memasang sikap waspada. Ia menyuruh Via untuk tetap di belakangnya.

"Santai bro, kita cuma mau main bentar" ucap pemuda yang satunya.

Lalu tanpa berbasa-basi lagi kedua pemuda itu menyerang Reval secara bersamaan. Via yang melihat itu hanya bisa mundur supaya ia tidak terkena pukulan.

Reval berusaha melawan mereka berdua. Agak mudah sekarang karena mereka hanya berdua. Ia sesekali terkena pukulan namun tidak sesusah saat melawan empat orang waktu itu.

Tak butuh waktu lama Reval dapat membuat kedua pemuda itu kewalahan. Mereka berdua mundur sejenak. Lalu tanpa diduga-duga si r gakambut merah mengeluarkan sebuah pisau kecil dari saku jaketnya.

"Sial" umpat Reval pelan melihat benda itu. Ia sadar jika akan sedikit sulit baginya melawan mereka karena mereka membawa senjata sedangkan dirinya hanya tangan kosong.

Pemuda berambut merah itu mulai kembali menyerang Reval diikuti oleh temannya. Dan sekarang Reval merasa sedikit kesulitan melawan mereka karena harus menghindari pisau tersebut.

Si rambut merah tidak menyerah begitu saja ketika pisaunya tidak mengenai sang lawan. Ia terus menghujamkan pisau tersebut pada Reval yang tengah melawan temannya.

Reval yang menyadari sebuah pisau mengarah padanya reflek menangkis pisau tersebut dengan tangannya.

"Argh" erangnya saat pisau itu berhasil menggores lengannya.

Kedua pemuda itu kemudian pergi ketika mereka berhasil melukai Reval.

Sedangkan Via yang sedari tadi memperhatikan mulai menghampiri Reval yang terlihat kesakitan.

"Reval!" panggilnya membuat Reval menoleh seraya masih memegang lengannya yang mengeluarkan darah.

"Ini kenapa bisa gini?" tanya Via seraya mengeluarkan air matanya. Ia tidak pernah melihat darah sebanyak itu.

Darah terus keluar dari lengan Reval. Meskipun hanya tergores tapi tangan Reval yang lain tidak bisa menghentikan laju darahnya.

Dengan tergesa dan air mata yang masih mengalir, Via membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah sapu tangan biru langit miliknya.

Gadis itu dengan cepat membalut luka Reval dengan sapu tangan itu meski dengan air mata yang tak berhenti mengalir.

"Udah nggak usah nangis, gue gapapa" ucap Reval berusaha menenangkan Via.

Begitu melihat Via menangis saat melihat lukanya membuat Reval sedikit terharu. Padahal gadis itu bukan siapa-siapanya. Tapi kenapa ia bahkan sampai menangis seperti itu.

"Gue...gue nggak pernah liat darah sebanyak ini, gue takut" ucap Via pelan seraya menyelesaikan balutan sapu tangannya pada lengan Reval.

Reval sesekali meringis saat tangannya dibalut oleh Via. Itu sedikit perih. Tapi beruntungnya sapu tangan berwarna biru langit itu bisa menghentikan darahnya untuk sementara.

"It's okay lo nggak usah takut, dan makasih udah bantuin gue balut ini" ucap Reval.

1
زيتون مامة
aku juga pening. atau dlm 1 badan ada 2 jiwa
زيتون مامة
heran, budak2 itu tidak ditangkap
زيتون مامة
modus.
زيتون مامة
habis lah, sudah lupa penyelidikan bila sudah mula suka cewek
زيتون مامة
kenapa tidak ditangkap polisi ya, orang yang menculik reval. kalau lari pun boleh dicari
زيتون مامة
selidiki.. apa salahnya cerita kepada yang percaya
زيتون مامة
kenapa sulit mau selidik.. trskan saja. boleh bilang kawan kan
زيتون مامة
teruskan. ceritanya bagus.
OrdinaryGirl: iyaa makasihh
total 1 replies
Tini Timmy
modus apa bukan nih/Chuckle/
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak/Smile/ iklan untuk mu
OrdinaryGirl: Iyaaa, makasihhh
total 1 replies
Tini Timmy
semangat nulis nya kakak
ceritanya bagus 😊
OrdinaryGirl: Iyaa makasihh
total 1 replies
Vikale5
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
OrdinaryGirl: siaapp
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!