NovelToon NovelToon
Dia Lelakiku

Dia Lelakiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Menikah dengan seseorang yang di cintai adalah impian semua orang, sama seperti Meta yang akhirnya bisa bersanding dengan lelaki yang ia cintai sejak kecil— Dipta.

Namun setelah menikah sikap Dipta yang dulu hangat, berubah semakin dingin dan tak terjangkau.

Meta tak tahu kenapa!

Namun akhirnya sebuah rahasia besar terungkap, membuat Meta bimbang, haruskah dia melepaskan orang yang ia cintai agar bahagia.

Atau membuktikan pada Dipta bahwa kebahagiaan lelaki itu ada padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai diabaikan

Liliana memilih pulang. Tak lupa dia juga mengajak sang sahabat sekaligus besannya untuk pergi bersama.

Dia membiarkan sang putri berbicara dengan suaminya.

Meski Liliana kesal dan kecewa. Namun seperti janjinya dia memberi kesempatan pada keduanya untuk memperbaiki diri.

Meski dalam hati dia tetap ingin memberi Dipta pelajaran agar tak lagi-lagi mempermainkan sebuah pernikahan.

Sepeninggal kedua orang tua mereka, kini Meta dan Dipta saling berhadapan.

"Aku minta maaf Met. Terima kasih kamu mau memberiku kesempatan," ucap Dipta sungguh-sungguh.

Meta memandang sang suami dalam. Dia tak tahu bagaimana jika kelak rahasia papihnya terbongkar.

Mungkin Dipta akan membencinya karena papahnya di bunuh oleh papihnya.

Lalu untuk apa memperbaiki hubungan jika kelak mereka akan berpisah? Pikir Meta frustasi.

"Met?" panggil Dipta saat melihat sang istri seperti melamun.

Meta tersenyum kaku. Jika dulu dia sangat kecewa dengan sikap Dipta, kini justru berbanding terbalik, dia malah merasa waswas dengan kenyataan yang ada.

Ya Tuhan rumit sekali hidupku ini.

"Apa kamu menyesal Met?" sambung Dipta yang sejak tadi tak mendapat respons dari sang istri.

Meta menggeleng. "Apa kamu yakin ingin memperbaiki hubungan ini Dip?"

"Kamu menyerah?"

"Bukan, hanya saja—"

"Apa kamu khawatir kalau aku ngga bisa kasih kamu nafkah? Karena aku akan resign dari kantor?" tebak Dipta yang jauh dari pikiran Meta.

"Bukan, aku percaya padamu. Hanya saja, jalan kita akan semakin berat Dipta. Aku tak yakin kamu akan bisa mencintaiku."

"Kita akan memulai lagi dari awal. Maafkan aku yang mengabaikan perasaanmu. Aku tak bisa memberi kamu jawaban pasti kapan aku akan mencintaimu, biarkan waktu yang membuktikan."

"Lalu bagaimana dengan Jelita?"

"Ini pembahasan terakhir kita mengenai Jelita. Setelah aku keluar, mau kah kamu ikut aku pindah kota?"

"Bukannya kamu bilang kalau kamu akan menerima tawaran bos kamu untuk memimpin di kantor cabang? Lalu kenapa tiba-tiba resign?"

"Pak Sukma sudah tahu tentang kondisi kita," lirihnya.

"Terus? Kamu di pecat?"

Dipta lantas menggeleng, lalu menceritakan kejadian siang tadi.

"Jadi ... Kamu memilih mengalah dan membiarkan Jelita tetap bekerja?"

Meski dia tahu bahwa Dipta memilihnya, tapi tetap saja saat Dipta memikirkan nasib Jelita dirinya merasa tak suka.

"Kamu cemburu?" goda Dipta mencairkan suasana.

Setelah mengetahui kehidupan sang istri, entah kenapa ada perasaan prihatin di hati Dipta.

Dulu dia hanya fokus pada Jelita karena memang dia merasa jika keluarga Meta menganak tirikan mantan kekasihnya itu.

Namun setelah mendengar cerita sang ibu, dia tak bisa menyalahkan sikap ibu mertuanya. Entah bagaimana jika dirinya yang merasakan itu.

Meta mencibir dan membuang muka. Wajahnya memerah menahan malu karena ketahuan.

Dipta mendekat dan memegang kedua tangan Meta dengan erat.

"Aku butuh dukunganmu, kalau kamu menjauh, lalu bagaimana kita bisa memperbaiki diri. Aku janji aku tak akan mengecewakanmu lagi."

"Maaf kalau kamu berpikir jika aku masih memikirkan Jelita. Itu memang benar Met, aku tak mau berbohong lagi."

"Aku memikirkan Jelita jika dia yang keluar dari kantor. Dia akan terus menjadi pembahasan kita. Lagi pula, dia bukanlah gadis mandiri yang bisa mencari pekerjaan sendiri seperti kamu."

"Ingatkan kamu kalau dia masuk ke kantor juga karena aku?"

"Iya makanya rumah tangga kita jadi seperti ini," sindir Meta.

"Kamu benar, maafkan kekhilafan aku."

"Meski saat ini aku belum bisa mencintai kamu, tapi aku mohon, beri aku waktu."

Sebenarnya di hati Dipta sudah ada setitik rasa suka pada Meta, terlihat waktu Meta dekat dengan Aleandra, dirinya merasa tak suka.

Namun dia belum sadar akan perasaannya itu.

Dipta berusaha jujur pada Meta mulai saat itu. Bukan cuma menganggap Jelita tak mampu mandiri, dia juga yakin jika Jelita tak akan pernah mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan ayah mereka setelah tahu status gadis itu.

"Kamu baru tahu? Cuma kamu yang anggap aku manja dari dulu, padahal aku ini tangguh!"

Dipta tersenyum dan mengusap kepala sang istri gemas.

"Emmm Met. Maaf, mamih kenapa? Tadi aku ngerasa kalau sudut bibir mamih seperti luka?"

Meski hanya sekilas, Dipta sempat memperhatikan raut wajah ibu mertuanya. Wajahnya sedikit pucat. Lalu Liliana yang biasanya memakai riasan natural, tampak sedikit berbeda tadi. Riasan Liliana sedikit lebih tebal dari biasanya.

"Ah, masa sih? Sariawan kali," elak Meta lantas bangkit berdiri.

"Kamu mau ke mana Met?"

"Mau ke apartemen lah!"

"Kamu enggak denger kata Mamih tadi? Kita harus bersama?"

"Ya aku mau ambil koper dulu!"

Dipta menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia pikir Meta akan pergi lagi.

"Pakaian kamu kan masih banyak Met. Besok aja ambilnya, nanti aku bantu gimana?" tawar Dipta.

"Tumben."

"Iya, hari ini aku mau ajak kamu kencan," ajak Dipta malu-malu.

"Hah? Kamu enggak abis kesambet kan Dip?"

Dipta menggeleng, dia tahu sikapnya saat ini pasti membuat Meta bingung. Namun seperti saran sang ibu, dirinya harus mulai membuka hati dan bersikap lembut pada Meta.

Kali ini Lauren meminta Dipta bersungguh-sungguh untuk berubah. Karena kalau dirinya mengecewakan Meta lagi, maka tak ada harapan lagi bagi putranya untuk bertemu dengannya.

Lauren sadar jika dirinya memang keras pada sang putra, karena dirinya tak ingin putranya yang baik hati itu memilih wanita seperti Jelita.

Sungguh dia tidak ikhlas.

Di tempat lain, Jelita yang sudah sampai di apartemen miliknya merasa cemas, sebab pesan dan juga panggilannya pada nomor Dipta tak kunjung mendapat jawaban.

Jelita yang sudah menyiapkan makan malam, menggeram marah. Dia bahkan sampai membanting masakannya sendiri.

Air matanya mengalir deras, gadis itu sangat ketakutan dengan apa yang di katakan Dipta sore tadi adalah sungguh-sungguh dari hati kekasihnya itu.

"Enggak Dip! Aku ngga bisa ngelepasin kamu! Kamu milik aku, hanya aku, aku bisa gila kalau kehilangan kamu!" racaunya.

Jelita tak mau gelisah seperti ini. Dia segera merapikan diri dan berencana mendatangi kediaman Dipta.

Persetan jika masih ada ibunda Dipta di sana, kalau perlu dia akan bicara jujur pada Lauren tentang hubungan mereka.

Saat baru keluar dari kamar apartemennya, Jelita terkejut saat mendapati James tengah melewati kamarnya.

"James?" panggil Jelita saat kekasih sahabatnya itu tengah sibuk menatap layar ponselnya.

"Lita? Kamu tinggal di sini?" James pun tak kalah terkejutnya.

Perasaan Jelita yang tadi kacau, sedikit membaik saat melihat orang yang ia kenal.

Jelita tak tahu kenapa setiap melihat lelaki tampan, perasannya jadi membaik. Meski dia tahu cintanya hanya untuk Dipta, tapi dia senang saat mata lelaki menatap kagum padanya.

"Jadi kamu pindah ke sini?" tanya Jelita balik.

"Iya, ini apartemen kamu?"

Jelita mengangguk. "Vera tahu kamu pindah ke sini?"

"Belum tahu. Emmm bagaimana kalau kita ngobrol di apartemenku? Ada teman-temanku, nanti Vera juga mau datang, sekarang dia lagi mengerjakan pekerjaannya dulu, gimana?"

Jelita yang tadi semangat ingin mendatangi kediaman Dipta, mendadak merubah rencananya.

Sepertinya berkumpul dengan orang-orang baru bisa membuat dirinya punya banyak teman.

Jujur selama ini Jelita memang agak susah dekat dengan orang lain kecuali Dipta dan Vera. Itu juga karena mereka berdua dekat dengan Meta.

Berbanding terbalik dengan adik tirinya itu yang sangat mudah bergaul dengan orang-orang makanya Meta bisa memiliki banyak teman.

Jelita selalu minder dan merasa khawatir jika teman-temannya tahu akan statusnya.

Di benaknya selalu terngiang-ngiang kalimat Liliana yang mengatakan jika dirinya harus menutup rapat siapa sebenarnya dirinya kalau tak mau di kucilkan dan di benci orang-orang.

Meski lebih cantik dari Meta dan banyak yang mendekatinya Jelita selalu merasa minder.

Hanya pada Aleandra dia berani dekat karena memang merasa nyaman. Namun lagi-lagi itu pun hanya sebentar.

Ketertarikannya pada apa pun yang Meta miliki membuatnya hanya fokus pada apa yang Meta punya.

Saat masuk ke dalam apartemen James, betapa terkejutnya Jelita saat melihat teman-teman James yang bule semua.

"Ayo Lita jangan khawatir, teman-temanku orang baik. Kita masuk sambil nunggu Vera ok?!"

Jelita meneguk ludahnya kasar. Entah kenapa ada bisikan dalam hati untuk pergi dari sana.

Namun bodohnya dia mengabaikan nalurinya.

Jelita justru masuk ke dalam sana dan berusaha berpikir positif.

.

.

.

Lanjut

1
Kasma Aisya
aku suka cara mama Liana..
Devi ana Safara Aldiva
lebih baik berpisah saja dipta dengan meta kasihan meta bakal di selingkuhi sama dipta juga jelita
Soraya
meta nya terlalu cinta sama Dipta
Teh Euis Tea
ga akan ada jelita di antara kita tp msh memikirkan jelita egois bgt si dipta
udahlah meta mending jg pergi ga usah sm si dipta lg laki2 plin plan gitu jgn di arepin
Lovita BM
terus semangat ceria 👍🏼💪🏼
Teh Euis Tea
akhirnya dipta tahu jg kebusukan bpknya dipta dan ibunya jelita
Lovita BM
diamnya wanita ,akan jd malapetaka yg menyakitinya berkali² ,
aqil siroj
tet tottttttttt.... 😄😄😄
ini belum senjata pamungkas ya 😀
Soraya
nex
Devi ana Safara Aldiva
jadi nggak respect untuk melanjutkan baca novel ini low si meta trus dengan dipta
Teh Euis Tea
meta biarkan aj terbongkar semua buar ibunya dipta tau sekalian
Lovita BM
ternyata org terdekat penjahat dan iblis sebenarnya
Viela
rasakan kau jelita.....
aqil siroj
meta meta udah disakitin begitu masih aja dipertahankan.... lama lama be go juga si meta...
Teh Euis Tea
nah kan bener si jelita di kerjain si james, si james ternyata biadab jg beruntng bkn vera yg di rusak
Soraya
dipta mg plin plan
Lovita BM
nah ,gtu kyk Dave teges gk plin plan ,
kasihan meta makan janjimu .
aqil siroj
dufudu.... mampussss
Viela
itulah konsikuensinya tukang selingkuh lho....
Soraya
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!