NovelToon NovelToon
Rasa, Rana Dan Lara

Rasa, Rana Dan Lara

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah
Popularitas:3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Restviani

Ijab qabul yang diucapkan calon suaminya, seketika terhenti saat dirinya pingsan. Pernikahan yang diimpikan, musnah saat dirinya dinyatakan hamil. Terusir, sedih, sepi, merana dan sendirian. Itulah yang dirasakan oleh Safira saat ini.

Dalam keputusasaan yang hampir merenggut nyawanya, Safira dipertemukan dengan sosok malaikat dalam wujud seorang pria paruh baya. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, justru membuat kehidupan Safira berubah drastis. Setelah menghilang hampir 6 tahun, Safira beserta sepasang anak kembarnya kembali untuk membalas orang-orang yang telah membuatnya menderita.

Satu per satu, misteri di balik kehamilan dan penderitaan Safira mulai terkuak. Lalu, siapakah ayah dari si kembar jenius buah hati Safira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restviani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekilas Kenangan

"Tolong jangan membantah lagi, Ken. Mau sampai kapan kamu seperti ini terus?" tanya Mommy Clara.

"But, Mom ...."

"Please, Ken!" Lirih Mommy Clara. "Jika kamu memang tidak bisa mencari perempuan itu, biar Mommy yang carikan," lanjut Mommy Clara.

"Tidak semudah itu, Mom. Dengan apa yang Kenzo alami, tidak semudah itu untuk mencari seorang pendamping," lanjut Kenzo.

"Mommy tahu, Ken. Tapi jika tidak ada kemauan, semuanya tidak akan pernah tercapai. Kalau kamu merasa tidak ada wanita yang bisa kamu sentuh, setidaknya ikuti terapi kamu, Ken. Jangan terus mengurung diri dalam sebuah kelemahan," tutur Mommy Clara.

"Baiklah, Mom. Tolong beri Ken waktu satu bulan. Ken akan cari wanita itu," pungkas Kenzo seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Wanita mana, Ken?" teriak Mommy Clara.

"Wanita yang mampu Ken sentuh," balas Kenzo seraya berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamarnya.

🌷🌷🌷

Safira masih belum bisa mengerjapkan matanya. Dia mencoba mencerna kembali kalimat demi kalimat yang tadi siang diucapkan oleh Faiza.

Safira memang tidak pernah mengerti dengan alasan Safina yang menawarkan sebuah bantuan tak masuk akal kepada Faiza. Jika memang benar Safina adalah dalang di balik semua penderitaannya, lantas ... apa alasan Safina melakukan semua itu?

Ribuan bayangan demi bayangan tentang kebersamaannya dengan Safina, kembali berkelebat dalam memorinya. Wanita yang terlahir di hari yang sama itu, sedikit pun tidak pernah memiliki masalah ataupun perdebatan dengannya.

Sejak kecil, mereka selalu rukun. Sama sekali tidak pernah bertengkar. Bahkan, di detik tragedi itu terjadi. Safina masih terlihat sebagai saudara yang baik. Saudara yang begitu peduli terhadap dirinya.

🌷🌷🌷

Di lain tempat. Kenzo masih menikmati udara malam di tepi balkon kamarnya. Sesekali, dia mengisap sebatang rokok untuk menenangkan pikirannya.

Jujur saja, permintaan sang ibu telah membuat kepalanya terasa berat. Bagaimana mungkin dia bisa menikah, jika menyentuh seorang wanita pun, dia tidak pernah bisa melakukannya. Hanya dia ... hanya gadis itu satu-satunya perempuan yang pernah dia sentuh untuk pertama kali dalam hidupnya.

Haruskah aku mencari dia? batin Kenzo.

Sekilas kenangan yang membuat hatinya bergetar hebat, kembali memenuhi memori Kenzo.

"Baiklah, Tom. Kamu atur penerbangan kita. Sepertinya malam ini kita ha–"

Bugh!

Prak!

"Eh, maaf Bung!" ucap seseorang yang baru saja menabrak Kenzo hingga menjatuhkan ponselnya.

"It's oke!" sahut Kenzo seraya mengambil ponselnya.

Begitu juga dengan pria tersebut. Dia pun mengambil salah satu ponsel yang tergeletak di lantai. Kenzo hendak kembali menghubungi asistennya. Namun, dia tersadar jika dia salah mengambil ponsel. Di saat dia ingin menyampaikan kekeliruan tersebut, tiba-tiba sebuah pesan bergambar masuk di ponsel tersebut.

Mangsa telah memasuki kamar 209. Selamat menikmati. Pesannya di bawah foto seorang perempuan yang tengah tertidur di atas ranjang.

Huh, dasar anak zaman sekarang, batin Kenzo seraya memanggil pria tersebut.

"Maaf, Bung. Sepertinya ponsel kita tertukar," ucap Kenzo saat pria itu menoleh.

Pria tersebut melirik ponsel yang sedang dipegangnya. Dia mengernyit saat benda pipih di tangannya itu memang terasa asing. Mungkin karena cahaya koridor toilet remang-remang, dia pun sampai salah mengenali ponselnya.

"Ah, ya sepertinya memang begitu. Maaf!" ucap pria itu seraya mengulurkan ponsel milik Kenzo.

Namun, sepersekian detik ponsel itu berpindah tangan, notifikasi tanpa suara masuk di ponsel si pria. Sekilas, Kenzo masih bisa membaca pesan tersebut.

Dia telah meminum obat perangsang yang aku campur di dalam jusnya. Jadi, selamat menikmati hidangan penutupmu 🤣🤣

"Ponselnya, Bung!" ucap pria itu yang membuat Kenzo sedikit terhenyak.

"Ah, ya ... ini ponsel Anda," lanjut Kenzo.

Tak lama kemudian, mereka pun bertukar ponsel. Pria itu kembali melanjutkan perjalanannya keluar dari koridor toilet. Begitu juga dengan Kenzo yang ingin membuang hajat, dia segera memasuki toilet.

Tiba di toilet, Kenzo segera menuntaskan hajatnya. Saat dia tengah membasuh muka di wastafel, tiba-tiba pesan tadi melintas di kepalanya.

Apa sebenarnya makna yang tersirat di sana. Apa mungkin wanita itu hendak menjadi korban ... batin Kenzo.

Kamar 209. Entah kenapa langkah Kenzo membawanya menuju kamar tersebut. Jantungnya berdetak tak karuan. Wajahnya terlihat cemas. Entah apa yang sebenarnya dia khawatirkan. Kenzo sendiri tidak mengerti.

Ada sedikit keraguan saat Kenzo tiba di depan kamar 209. Dia ragu, haruskah mengetuk pintu, mendobraknya, atau kembali saja dan bersikap masa bodoh dengan sesuatu yang sedang terjadi di dalam sana.

Setelah mengalami dilema selama beberapa menit, Kenzo akhirnya memutuskan untuk pergi. Lagi pula, ini bukan negaranya, dan dia tidak punya kewajiban apa pun terhadap siapa pun.

Namun, baru saja kaki Kenzo melangkah, kata hatinya berkata lain. Dia seolah tidak ingin pemilik raga itu pergi. Akhirnya, Kenzo putar arah dan mengetuk pintu kamar 209.

Untuk beberapa menit, tidak ada jawaban dari dalam kamar. Kenzo kembali mengetuk pintu. Kali ini, dengan irama yang cukup cepat.

Di dalam kamar, Vino yang sedang mencumbui wanita tak sadarkan diri, tidak menggubris ketukan di pintu kamar. Gairahnya sedang membumbung tinggi. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan wanita idamannya yang sudah dia incar sedari SMA.

Di luar kamar, Kenzo mulai kesal. Akhirnya, dia mendobrak pintu kamar hotel tersebut. Dengan satu kali hentakan, pintu pun terbuka kasar.

Kedua bola mata Kenzo membulat sempurna ketika melihat seorang perempuan yang kancing blouse-nya sudah setengah terbuka, sedang dicumbui oleh pria berambut gondrong. Pria tadi yang bertabrakan dengan Kenzo di lorong yang menuju toilet.

"Damnn!" umpat Kenzo.

Namun, pria itu sama sekali tidak menoleh. Sepertinya, pikirannya sedang fokus kepada perempuan yang kini akan menjadi miliknya.

"Aku mencintaimu, Fira. Mulai malam ini kamu tidak akan pernah bisa menolak lagi cintaku. Kamu akan menjadi milikku seutuhnya," racau pria itu masih asyik mencium seluruh wajah perempuan yang sedang tak sadarkan diri. Tangannya mulai bergerilya di sekitar wilayah dada perempuan itu.

"Sialan!" dengus Kenzo semakin kesal.

Bugh!

Dengan satu pukulan di tengkuk, pria itu ambruk di atas tubuh si perempuan. Kenzo menarik tubuh laki-laki bajingan itu dan membawanya ke kamar. Aksi bela diri Kenzo memang bukan kalengan. Sekali tepuk di titik yang tepat, membuat pria tersebut tak sadarkan diri untuk waktu yang sangat lama.

"Beres," gumam Kenzo seraya mencuci kedua tangannya di atas wastafel.

Sesaat, Kenzo melirik pria yang tengah terbaring pingsan di dalam bathtub. Kenzo merasa geram melihat pria itu.

"Dasar Brengsek!" umpat Kenzo. "Berani-beraninya menggunakan kesempatan di atas kesempitan."

Puas mengumpat. Kenzo keluar dari kamar mandi. Dia kemudian mengunci pintu kamar mandi. Sedetik kemudian, Kenzo mengayunkan langkahnya hendak menuju meja resepsionis. Niatnya, dia akan memberitahukan keberadaan seorang perempuan yang hampir menjadi korban pelecehan seksual di kamar hotel ini.

"Umh!"

Gumaman lirih, membuat Kenzo menghentikan langkahnya. Dia pun menoleh untuk melihat keadaan gadis itu.

"Sial!" ucap Kenzo seraya berlari.

1
Badelan
seharusnya ada ide lain , bukannya mengulang kejadian yg telah lalu
Badelan
bodohnya rana
altanum
makasih thor uda kasih bacaan yang menarik.
karena setiap bab panjang dan ada ratusan bab.membacanya butuh waktu yg lumayan juga. terus semangat berkarya thor
Sri Utami
maaf..,kog lama2 novelnya kayak sinetron ya..,di panjang2 in & banyak tokoh baru../Slight/
Bebz Bee Queen
kayaknya nanggung bgt ini tamatnya ngegantung , trs itu kisah Mey sm ran gimana
Normila Aspul Anwar
Lumayan
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Normila Aspul Anwar
cck sekali Fira dan mutua org yg TDK tau diri
Normila Aspul Anwar
fira sangat bodoh,,klo sih ogah mengurus org di masa lalu
Normila Aspul Anwar
hadi anehhjjjjj
Yuni Martopo
Luar biasa
Ayu
trs kisah cinta rana sm mey gimana. kok cuma lara nikah sm antara aja. kelanjutan nya rana nikah sm mey atau anna thor. lanjut dong crita nya
مي زين الش
safira idiot...
مي زين الش
sama" bodoh Mutia da Safira. gak tau berterima kasih sdh ditolong opa Adrian...
مي زين الش
Safira bodoh...
مي زين الش
Safira dan Mutia bikin gedek...
Agustina Agrety Muntu
Luar biasa
Ayu
si antara kan jht tuh thor. di buat meninggal aja gimana. biar lara sm reno hidup bhgia
Ayu
kasihan lara harus mengalami nasib sama bunda nya. coba jangan di buat hamil lara nya thor. biar kluarga nya bhgia trs
Khusnul Fatonah
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!