Kayla sangat mencintai ayahnya, sangat, hingga Kayla nekat naik ke atas ranjang sang ayah untuk membuat pria tampan berusia 32 tahun itu bertekuk lutut padanya.
Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik Kayla selalu berusaha menggoda ayah angkatnya supaya ia bisa mendapatkan cinta dari pria itu.
Kayla sangat ingin mendapat Glen hingga ia nekat menyakiti dirinya sendiri untuk membuat perjodohan antara Glen dan wanita pilihan orang tua Glen batal. Dan karena hal itu juga Kayla di benci oleh orang tua Glen.
Tapi Kayle tentu saja tidak peduli, yang terpenting baginya, ia bisa mendapatkan cinta, kasih sayang dan perhatian Glen untuk dirinya sendiri. Obsesi? Siapa peduli, salah sendiri Glen terlalu tampan dan hot untuk diabaikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Pagi yang begitu cerah, mentari bersinar dengan percaya dirinya, kicauan burung terdengar merdu meramaikan pagi yang sunyi. Suasana yang sangat menggambarkan suasana hati Key hari ini.
Rasanya hari ini akan menjadi hari terbaik di hidup Key meskipun ia tak tau mengapa ia merasa seperti itu.
"Cerah banget senyumannya pagi ini, kenapa?" goda Jeffrey dengan senyuman penuh.
Sosok yang disapa justru melebarkan senyuman lalu tertawa singkat sebelum membalas tatapan Jeffrey. "Entahlah, aku merasa hari ini akan menjadi hari keberuntunganku," jawabnya.
Tak,,,Tak,,,Tak,,,
Atensi keduanya langsung teralihkan saat mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekati mereka yang tengah duduk santai di ruang keluarga.
Sosok Glen dengan pakaian santai langsung terlihat oleh Jeffrey dan Key yang memang sedang menunggunya.
Kening lelaki berdimple disamping Key berkerut saat memandangi penampilan Glen yang sangat jauh dari bayangannya.
"Kamu akan ke kantor dengan pakaian seperti ini? Really?" tanya Jeffrey tak percaya.
"Hari ini aku tidak ke kantor," jawab yang lebih tua.
"Why?" Oh, apakah Glen berniat membebankan semua pekerjaan-nya pada Jeffrey hari ini?
Padahal hari ini Glen tahu betul bahwa ia memiliki banyak pekerjaan yang harus di urus.
"Gantikan aku, bawa setengah pekerjaan itu ke rumah jika kamu tidak sanggup menyelesaikannya." Kalimat yang Jeffrey harapkan tidak keluar dari mulut Glen akhirnya terucap juga.
"Baiklah," jawabnya lesu.
Yah, lo Presdir, lo punya kuasa.
"Kalau begitu aku berangkat dulu."
Jeffrey beranjak dari duduknya begitu pula dengan Key. Keduanya berpelukan sebentar sebagai salah perpisahan, tanpa sadar membuat sosok lain disana menatap mereka dengan tajam.
"Jangan memaksakan diri. Pekerjaan memang penting, tapi kesehatan kamu jauh diatas segalanya. Lagipula kamu kan bekerja di perusahaan Daddy, sepupu kamu sendiri."
Glen terdiam mendengar kalimat yang dulu sering Key ucapkan untuknya kini terucap untuk laki-laki lain.
Rasa kesal dan marah memenuhi dada Glen hingga terasa sesak dan panas disaat yang bersamaan.
"Daddy jangan terlalu memaksakan diri. Pekerjaan memang penting, tapi kesehatan Daddy jauh di atas segalanya. Key tidak mau Daddy sakit, Key sayang Daddy." Harusnya kalimat itu hanya terucap untuknya. Glen benar-benar tak rela.
Namun, hal ini justru menambah keyakinan Glen.
Keyakinan bahwa ia benar-benar telah jatuh cinta pada sosok cantik yang selama ini ia besar dengan status ayah dan anak.
"Aku pergi dulu," pamit Jeffrey pada Glen yang hanya di balas dengan anggukan kecil oleh Glen.
Key kembali duduk dan menonton kembali kartun yang tadi sempat ia tonton bersama Jeffrey tanpa mempedulikan sosok Glen yang masih berdiri didepan tangga.
Glen yang melihatnya pun memutuskan untuk menghampiri Key dan duduk disamping perempuan itu.
"Sarapan dulu, Daddy belum sarapan kan?" ucap Key tanpa menoleh sedikitpun ke arah Glen.
Senyuman kecil terukir di bibir Glen. Tanpa aba-aba ia langsung menarik bahu Key agar merapat dengan tubuhnya lalu membawa kepala si cantik untuk bersandar di bahu lebarnya.
"Aku sudah cukup kenyang hanya dengan melihat hari ini," gombal Glen.
Kening Key berkerut, kepalanya terdongak untuk menatap wajah Glen yang ternyata juga tengah menatapnya. "Daddy Nge-gombal?" tanyanya.
Glen menggeleng. "Daddy jujur."
Key tertawa singkat lalu menjauhkan tubuhnya dari Glen. "Ketahuan banget bohongnya."
Glen tak menjawab, tatapannya berfokus pada wajah Key yang entah kenapa terlihat semakin cantik dan bersinar dimata Glen.
Apakah karena Glen baru menyadari perasaannya? Ataukah ini adalah efek dari kehamilan Key?
"Daddy!"
Tepukan di bahunya membuat Glen tersadar dari lamunannya.
"Kenapa bengong?" tanya Key.
"Karena kamu terlalu cantik," jujur Glen.
Rona merah menjalar dari pipi Key hingga ke telinga, menimbulkan rasa panas yang menyenangkan.
"Ck, Daddy kenapa sih? Aneh banget hari ini." Key memalingkan wajahnya lantaran tak kuasa menatap ataupun di tatap oleh Glen.
Glen tersenyum.
"Itu karena_"
"Permisi tuan, nona. Tuan besar telah sampai," ucap seorang pelayan memotong ucapan Glen.
Glen dan Key saling pandang, raut bingung tercetak jelas pada wajah keduanya.
"Selamat pagi."
Keduanya langsung menoleh pada pria paruh baya yang baru saja tiba disana.
Tatapan pria itu terlihat datar, perawakannya pun tegas, tak seperti biasanya. Key bahkan dibuat tertegun saat mata tua itu menatapnya dengan tatapan yang tak biasa.
Glen dan Key sontak segera berdiri untuk menyambut kedatangan sang kepala keluarga Alfonso.
"Ayah, kenapa datang tidak bilang-bilang? Bagaimana jika aku sudah berangkat tadi?"
"Maka aku akan menghampirimu ke perusahaan."
Apakah ini hanya perasaan Key saja atau Al sejak tadi memang selalu meliriknya dengan datar?
"Silahkan duduk kakek," ucap Key.
Al tak mengatakan apapun dan langsung mendudukkan dirinya di sofa single yang ada disana.
Dinginnya sikap Al yang tak biasa menyisakan perasaan canggung bagi Key dan juga Glen.
"Aku tidak datang untuk berbasa-basi. Sekarang katakan apa yang kalian inginkan untuk nasib anak ini," ucap Al tepat setelah Glen dan Key duduk di sofa panjang.
"Ma_maksud kakek?" tanya Key gugup.
"Tidak perlu berpura-pura bodoh, Laura sudah menceritakan semuanya tentang kalian dan anak ini," mata Al melirik pada perut Key, sontak membuat Key memegangi perut ratanya.
Si-al sekali, Key tak menyangka jika Laura Emilio akan langsung menceritakan hal ini pada Al.
Padahal Key pikir Laura adalah lawan yang akan bergerak sendiri sama seperti dirinya, namun ternyata penilaiannya pada model cantik itu terlalu tinggi.
Nyatanya Laura Emilio adalah seorang pengecut yang selalu berlindung dibalik panggung-panggung orang baik seperti Al.
...***...
Jeffrey duduk di kursi kerjanya sembari memandangi sebuah foto yang di handphonenya.
Foto seorang perempuan cantik berponi yang sedang tersenyum lebar karena mendapat boneka panda hasil dari kemenangan Jeffrey di permainan memanah balon.
Jeffrey ingat sekali bagaimana senang dan bahagianya perempuan itu saat ia memberikan boneka panda itu padanya.
"Seperti kata pepatah, tai pun akan terasa seperti coklat jika kita sedang jatuh cinta. Cinta membuat orang menjadi bodoh namun bahagia disaat yang bersamaan." Jeffrey masih memandangi foto itu.
"Padahal aku tau bahwa rencanamu ini akan membuatku sakit hati, tapi kenapa? Kenapa aku tidak bisa menolak ataupun menghindar?" tanyanya dengan raut sendu.
"Key, aku tidak berbohong ataupun sedang berpura-pura saat mengatakan bahwa aku mencintaimu didepan Glen. Aku harap kamu mengetahuinya, namun sayangnya,,," Jeffrey terdiam, menggantung kalimatnya selama beberapa menit.
"Sayangnya dimatamu hanya ada Glen, Glen dan Glen, hingga perasaanku yang sejelas ini pun tak terlihat dimatamu."
Sudah sejak lama Jeffrey menyimpan perasaannya ini, sudah lama Jeffrey mencintai sosok Key hingga membuatnya rela meninggalkan pekerjaannya di Amerika dan kembali ke Indonesia menjadi sekretaris Glen agar bisa kembali bertemu dengan Key.
Awalnya Jeffrey benar-benar bahagia saat membayangkan bahwa dirinya akan tinggal serumah dengan Key, namun kebahagiaan itu pupus begitu saja saat Key menjelaskan rencananya dan meminta bantuan pada Jeffrey.
Hati Jeffrey hancur, namun ia tak ingin mengecewakan perempuan yang ia cintai hingga akhirnya ia setuju-setuju saja dan mengikuti rencana Key.
"Aku tidak menyangka bahwa kamu akan senekat ini hingga memilih hamil diluar nikah," gumam Jeffrey diiringi helaan nafas yang sangat panjang.
...•Bersambung•...
Bang Jeff sadboy:(
secangkir ☕ 4u thor..🙂