Lestari seorang cewek SMA yang dibuat hamil oleh seseorang, sialnya orang itu datang kembali membawa petaka untuknya.
Kedua orang tuanya menjodohkan mereka karena perbuatan masa lalunya, membuat kedua pasangan itu merahasiakan tentang pernikahan nya di sekolah.
Akankah rahasia itu akan terbongkar? atau justru berhasil sampai lulus sekolah? lalu kejutan apa yang akan menanti mereka? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07. LKCD !!
"Ahhh"
Lestari terbangun dengan teriakan tertahan, napasnya pun terengah-engah, dada naik turun begitu cepat, sementara keringat dingin mengalir deras di pelipisnya. Seprai tempat tidur pun kusut, basah dengan keringat nya.
Dia memegang kalung berharga nya sambil mengusapnya pelan, dan dia baru sadar kenapa kalungnya bisa berada di leher "Sekarang gue ini lagi dimana?" Kaget Lestari terhentak duduk.
Dia melihat ruangan kamar wanita yang penuh dengan warna abu-abu, baik itu tembok, lemari, meja rias, ranjang bahkan seprai tempat tidurnya pun warna abu-abu
Ceklek
Tari membuka pintu kamar, melihat ruangan rumah yang begitu luas, penuh dengan warna ke emasan.
Dia turun tangga dengan berjalan pelan sambil menatap kagum "Ini mah gue di istana anjir" bisik nya pada diri sendiri, meskipun dia masih ingat disini tempat kediaman nya Adit.
Tari menatap senyum, saat melewati bingkai foto Adit yang bersamanya saat kecil, dan melihat lagi foto lainnya yang terpampang di ruang tamu, meraihnya sambil mengusap-usap, kenangan yang tidak pernah dia lupakan.
"Lestari kamu sudah bangun?" Sahut Bu Eni yang melihat keberadaan nya.
Tari terhentak, membalik badan sambil menyembunyikan foto di belakang tubuh. Dia mengangguk dengan senyum manis di bibir nya.
"Iya Bu Eni" Sahut tari datar
"Kamu sudah mendingan? Orang tua mu mencemaskan mu terus dari tadi" Kata Bu Eni sambil berjalan ke meja makan
Saat Bu Eni membalik badan, Tari mengembalikan foto itu ke tempat semula dan menghampiri nya.
"Ibu Tari tadi kesini ya?" Tanya lestari penasaran.
Bu Eni menggeleng singkat sambil mengambil sarapan untuk tari "Di makan dulu ya Tari"
"Eh — Bu Eni maaf, Tari tidak mau merepotkan terus" Katanya menolak halus namun perutnya tidak bisa di kompromi saat mendengkur kasar.
"Tuh perutmu kedengaran, cepat makan jangan sungkan, semalam kamu juga pingsan hujan-hujanan. ini juga titipan dari Adit yang semalam jaga kamu" Rewel Bu Eni menceramahi.
"Menjaga? Eh. jadi adit yang bawa tari kesini?" Tanya tari heboh, Seinget nya dia tertunduk lesu memeluk lutut di gang kecil setelah itu pikiran nya buyar.
Bu Eni mengiyakan dan menyuruh tari cepat makan karena ini kemauan Adit untuk menstabilkan tubuhnya biar ga sakit parah.
"Tari izin ngambil makan nya ya Bu" Kata Tari sambil menciduk nasi nya dua kali.
Ketika tari membuka tudung saji, dia matanya melotot deras melihat omelette sosis kegemaran nya, Dia menoleh Bu Eni, Bu Eni merespon menggeleng kepala.
"Ini Bu Eni beli?" Tanya lestari datar
"itu Adit yang masak" jawab Bu Eni singkat.
"Loh Adit bisa masak?" Tanya lestari heboh
Ibunya mengangguk singkat "Dia setiap hari bangun jam 5 buat bantu ibu masak, kadang dia masak sendiri buat nyiapin bekal Fatimah"
"Fatimah? Oh tari ingat waktu itu dia yang nenangin tari waktu ngambek sama Adit di toko buku, Hahaha memalukan emang—" Dan mereka mengobrol santai menceritakan tentang masa lalu.
Sampai akhirnya Tari menyadari perubahan demi perubahan dari diri Adit yang sekarang "Ini bukan seperti Adit yang gue kenal dulu" Dalam hatinya dia berbicara.
"Adit sekarang kemana Bu?" Tanya lestari polos yang langsung di jawab ibunya "Kan sekolah"
"Eh iya juga lagi, kayaknya tari absen lagi di sekolah, hadeh" gumam nya sambil menidurkan kepala malas di meja makan.
Dia pun makan sambil berpamitan setelah nya, karena ingin bergegas untuk pulang, namun ibu eni menahan kepulangan nya.
Lestari mengerutkan kening "Loh kok? Kenapa begitu bu?" tanya nya heran
Ibu Eni terkekeh halus "Becanda kok, cepat dimakan dulu" Lestari menghela nafas sabar "dikira apa"
Saat ingin pulang, kehadiran Adit dirumah membuat pertanyaan. ibu bertanya tapi lestari malah mengomeli "Lu pasti bolos kan" ketus lestari.
Adit melihat lestari tanpa respon berlebih, sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah tanpa menjawab.
Lestari menyipitkan kedua mata dan berbalik badan, jalan dengan penuh gregetan "Adit ih jawab!!" kata nya yang geram ingin menjambak rambutnya dari belakang.
Adit berhenti melangkah, dan menatapi lestari dengan tenang "Apa lu sudah mendingan?"
"Jawab dulu pertanyaan gue Adit! ih sebel banget" Kata lestari sambil memonyongkan mulutnya.
Tiba-tiba ponsel lestari berbunyi, Adit menoleh tajam menatap layarnya. Erza menelpon karena masih panik.
Lestari melihat namun ponsel nya di ambil oleh Adit, dengan me-reject dan memblokir nya "Adit ih kenapa di blokir!!" Kata tari geram
Adit masih mempertahankan lirikan tajam nya "Ganggu" kata nya dingin.
"Padahal gue mau angkat terus putusin dia sambil bentak-bentak" Kata lestari yang mengeraskan rahang karena sebal.
"Gak perlu, cukup blokir aja" Adit mengelak dan berjalan dingin menuju kamarnya.
Lestari melupakan sesuatu saat ingin keluar rumah dan berbalik badan berlari menggedor pintu kamar Adit dengan gregetan.
"BUKA ADIT LU BOLOS SEKOLAH KAN!!"
"Gue masih belum menerima jawab lu"
"Buka"
"Berisik tari" Adit membuka pintu sambil menatap nya dingin.
"Sekarang masih jam 10 pagi loh, lu bolos kan!" Kata lestari mulai sebal mencubit perut nya geram
"Cerewet" Jawab Adit singkat sambil memalingkan wajah meraih bungkus rokok di meja dan meninggalkan Tari.
Lestari membuntuti dari belakang karena sifat keras kepala nya. "Cepet jawab Adit lu bolos kan"
Adit kembali menatap tenang lestari. sambil memegang kalung berharga yang dipakai lestari "Karena ini" katanya singkat
"Hah gila lu rela bolos sekolah buat ketemu gue, yang benar saja" Pekik Lestari cempreng.
"Gue khawatir, lu malah candain gue" Sentak Adit menunduk dengan tatapan serius
Tari mengangkat sedikit kepala untuk menjawab tatapan seriusnya Adit.
Seakan wajah mereka ingin berciuman bibir, Adit mendekati namun lestari mengikis jarak. sambil merenung perselingkuhan pacarnya kemarin malam "Makasih sudah nolong gue" kata lestari bergumam sambil mengingat masa lalu sebelum mengenali Erza. "Andai lu dulu ga pergi ninggalin gue, ga mungkin kaya gini jadinya" katanya sambil berkaca-kaca sendu.
Adit malah polos kasih tisu membiarkan lestari menangis, karena air matanya sudah mulai mengalir dari kelopak matanya.
"Lu sama saja kaya Erza hobi melukis luka di hati gue" kata lestari yang ngambek duduk dilantai sambil memeluk kedua lututnya.
Adit kembali menatap dingin dari balik sofa "Gue?" katanya singkat.
"Lu kenapa blokir Erza?" Kata Lestari gusar semakin menangis histeris "Huwaaaaaaa"
Adit menghampiri dan berjongkok ke tari, tari menabok nya dengan keras "Lu juga sama jahat nya"
Adit mengerut kening, Tari malah konyol mengelap ingus ke celana panjang nya Adit.
"Jorok lu" Kata Adit kasar sambil berdiri mengelap bekas ingusnya.
Lestari terus meluapkan tangisan nya, sampai air matanya kering membengkak.
Adit masih mempertahankan pandangan matanya untuk lestari, bahkan sampai lestari sudah mulai mengantuk yang kepala nya maju mundur.
Adit menggeleng singkat dan mencubit pundak lestari untuk bangun "Sudah capek nangisnya?"
Lestari memilih diam namun Adit berjongkok sambil buat nya tenang. Memegang kedua pipi tembem nya dan dia mendekatkan wajahnya ke tari —
Cupp
Adit mencium bibir lestari yang membuat mata lestari segar kembali karena syok.
Dengan polos Adit menjawab pertanyaan yang membuat lestari tertahan di rumahnya "Motor gue masuk bengkel, gue juga sudah izin ke guru piket kalau ga masuk"
Dan dia berjalan dengan santai nya meninggalkan lestari yang sedang menganga sambil memegang bibir.