NovelToon NovelToon
Aerin

Aerin

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bungapoppy

menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...

Hari hampir malam, dan Aerin yang baru sampai dirumah nya jam 17.55 sore dengan disambut oleh Bi Tuti sedang berdiri diteras depan.

Mang Yono langsung membukakan pintu untuk Aerin persilahkan keluar. Dan bi Tuti langsung menghampiri nya.

"Akhirnya non Udah pulang". Seru Bi Tuti

"Yaampun bi, baru tadi pagi Aerin pergi segini khawatir nya". Ucap Aerin

"Bibi itu khawatir banget sama non, yaudah kalo gitu non bersihin diri terus nanti makan malem".

Aerin mengangguk lalu masuk kerumah. "Bi papah belum pulang?" Tanya Aerin

"Belum non mungkin bentar lagi". Jawab Bi Tuti

"Yaudah kalo gitu Aerin kekamar dulu ya bi". Katanya berlalu meninggalkan Bi Tuti

Sedangkan ditempat lain seseorang yang ditanyakan Aerin tadi kini sedang mengikuti mobil seseorang dari belakang dengan hati-hati.

"Pak jangan sampe ketahuan ya, agak jauhan sedikit tapi jangan sampe ketinggalan". Ucapnya pada sang supir

"Baik tuan".

Mereka masih terus mengikuti mobil tersebut ntah kemana mobil itu pergi dan ntah siapa yang dia ikuti.

Mobil yang didepan itu kini berbelok memasuki parkiran sebuah restoran. Dari kejauhan Tama terus mengamati mobil tersebut dari dalam. Tak lama seorang bujangan keluar dari mobil yang sedang membukakan pintu lalu keluar seorang gadis. Tama membelalakkan matanya saat melihat siapa yang keluar itu. Dilihatnya mereka bergandengan sambil tertawa sembari memasuki restoran. Dengan tersulut emosi Tama keluar dari mobil dengan langkah cepat dia menghampiri mereka.

"Jadi gini sifat asli kamu". Ucap seseorang dengan suara tegas hingga memusatkan para pengunjung yang sedang ada didalam resto tersebut.

Tentu saja orang yang dituju oleh Tama pun ikut terkejut hebat saat melihat siapa yang menghampiri terutama dengan gadis itu wajahnya yang kaget serta ketakutan.

"Maaf tuan anda siapa ya?" Tanya seorang lelaki tersebut dengan bingung

"Anda bisa menanyakan langsung pada perempuan yang sedang bersama mu ini". Tegas nya menatap tajam pada Ratu.

Ya dia Ratu kekasih muda Tama yang kini sedang kepergok jalan berdua bersama lelaki yang seumur dengan nya.

"Sayang kamu kenal tuan ini?" Tanya lelaki itu pada Ratu yang raut wajahnya tampak panik.

"En-enggak, aku gak kenal sayang tuan ini siapa?" Jawabnya agak gugup

Tama mengernyit dengan senyum smirk nya. "Jadi gitu,kamu gak gak kenal saya?" Kata Tama dengan memojokan Ratu

"Tu-tuan salah orang mungkin, saya gak kenal tuan. Sayang aku gak kenal sama tuan ini".

Ucapnya sembari menggandeng tangan pria itu

"Maaf tuan, mungkin anda salah orang". Ucap pria tersebut

"Kamu pacar nya dia?" Tanya Tama pada pria itu

pria itu mengangguk. "Iya tuan, Ratu pacar sayaa". Jawabnya yang semakin heran

"Yasudah, tapi balikin handphone yang saya kasih". Kata nya sambil mengadah tangan satu

"Maaf tuan, maksud anda apa ya, kenapa minta hp pacar saya". Ucap pria itu

"Saya gak ngambil hp pacar kamu, tapi saya hanya minta barang yang sudah saya kasih kedia".

Wajah Ratu semakin takut, karna hampir semua barang yang dia pake hari ini adalah pemberian Tama termasuk handphone. Pria itu menatap Ratu bingung. "sayang maksud nya apa ini, kenapa kamu diem aja". Kata pria itu seperti meminta kepastian

"Saya adalah pacar dia, mungkin emang usia kita sangat jauh tapi hubungan kita sudah hampir 5 bulan dan saya juga sudah banyak memberikan dia barang yang dia minta, dan sekarang saya ingin lepas dan mengambil semua hal milik saya". Pria itu terkejut hebat saat mendengar penuturan Tama.

Banyak para pengunjung resto yang melihatnya, dan tak banyak pula bisikan jelek mencibir Ratu.

"Yaampun ternyata ceweknya matre, bahkan om-om aja diembat cuman karna hartanya,

sekarang malah ketahuan Deket sama pria lain!"

"Mungkin sama yang muda juga karna harta nya, bukan betul-betul suka!".

Cibiran itu tentu menusuk pendengar Ratu, dia benar-benar malu dan bingung sekarang harus gimana.

Dengan kesal Tama langsung merebut ponselnya dengan paksa yang ada digenggaman ratu.

"Untung saya hanya minta handphone saja jika saya jahat!, mungkin pakaian yang kau kenakan sekarang akan saya rebut!"

Kedua sejoli itu terdiam dan pria itu tersentak saat Tama menatap nya.

"Kau masih muda, carilah wanita yang baik dan hati-hati atau harta mu akan dikuras habis oleh nya, fikirkan sebelum terlambat!" Setelah berucap seperti memberikan sebuah peringatan Tama langsung pergi dengan penuh amarah.

Tak sedikit para pengunjung menatap kagum pada Tama, karna walau usianya sudah menginjak kepala 4 tapi wajahnya terlihat muda walau terlihat sedikit kerutan diwajahnya tapi tetap terlihat tampan.

Kepergian Tama pria itu masih terdiam berusaha mencerna apa barusan terjadi, perempuan yang baru dia temuin ini bahkan belum ada mereka satu bulan berpacaran ternyata adalah wanita yang tidak baik. Ratu yang gugup berusaha menjelaskan pada pria itu.

"Sayang, dengerin aku ya, aku bisa jelasin kok". Katanya, namun Ratu kaget saat pria itu melengos keluar tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Sayang, tunggu"! Ratu sedikit berlari dan mengejar pria tersebut.

Saat pria itu hendak masuk mobil dengan cepat Ratu menahan tanganya.

"Sayang, sayang kamu mau kemana? Dengerin penjelasan aku dulu ya". Ucap Ratu dengan nada panik dan ketakutan

"Mulai sekarang kita putus dan gua gak mau kenal sama Lo lagi, dan gua minta balikin semua barang yang udah gua kasih ke Lo!" Tegasnya marah

"Sayang aku gak mau putus, pliss dengerin penjelasan aku dulu". Ratu menggedur gedur kaca mobil saat pria itu mulai menjalankan mobilnya.

"Aakkhhh..... Sialan ini semua karna pria tua itu! dasar tua Bangka! Liat Lo pembalasan gue!" Gerutu nya emosi.

Beberapa menit Tama sampai dirumah nya, dia langsung masuk dan menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan memejamkan matanya.

Aerin yang baru turun dari kamarnya sekilas dia melihat seseorang sedang duduk di sofa, dan dia yakin itu papah nya.

"Pah". Panggil pelan Aerin sambil menghampiri nya lalu ikut menduduki disamping Tama.

"Eh sayang". Ucap Tama menoleh pada Aerin

"Papah kenapa? Papah sakit?" Tanya Aerin

Tama tersenyum dan menggeleng kecil. "Gak papah cuman cape aja, oh ya gimana tadi kebandung nya?" Tanya Tama berusaha mengalihkan pembicaraan

"Ya gitu deh". Singkat Aerin

"Pah, papah kalo ada apa-apa jangan sungkan buat cerita sama Aerin, mamah kan udah gak ada jadi siapa lagi kalo bukan diri kita sendiri yang saling menguatkan dengan keadaan keluarga yang gak lengkap ini. Aerin tau pasti papah juga kesepian, gak ada yang ngurus papah bahkan papah ngurus semua sendiri termasuk ngurusin Aerin. Maafin Aerin ya pah, mungkin semenjak kepergian mamah Aerin jadi anak yang egois dan gak mau mikirin perasaan orang lain juga, tapi Aerin janji Aerin bakal jadi pengganti mamah buat ngurusin keperluan papah". Ucap Aerin

Tama menggulum bibirnya tersenyum mendengar ucapan putri nya ini.

"Kamu gak perlu minta maaf, gak ada yang harus disalahkan atau pun menyalahkan, ini semua terjadi di luar kendali kita sayang, dan sekarang kita sama sama bangkit ya, dan kita bangun keluarga kita yang dulu dan buat mamah bahagia disana".

Aerin mengangguk. "Iya pah".

Tama memeluk Aerin dari samping dan keduanya sama-sama mengukir senyuman.

Dari jauh tenyata bi Tuti melihat interaksi majikannya dengan anaknya, dan bi Tuti juga tersnyum bahagia.

"Rika anak mu sudah dewasa, sekarang dia bisa memahami keadaan nya". Batin Tama sambil mengusap lembut kepala Aerin.

*****

Keesokan hari nya Aerin sedang siap-siap kesekolah, dan turun kelantai bawah untuk sarapan.

"pagi papah".....

"pagi sayang"....

"Pagi bi". Sapa Aerin pada bi Tuti yang sedang menata makanan diatas meja

"Pagi non". Balasnya dengan senyum

Tak lama Aerin selesai sarapan nya dan berpamitan pada Tama.

"Pah Aerin berangkat dulu ya". Pamit Aerin sambil menyali tangan Tama

"Iya sayang hati-hati, belajar yang baik". Pesen Tama

"Iya pah".

Tama sedikit senang karna melihat hari ini wajah Aerin kembali ceria. Dan lebih berharap Aerin yang dulu kini kembali lagi.

Sebenarnya saat ini Aerin lebih berusaha mengerti untuk hidup yang di jalani sekarang. Untuk apa terus merasa terpuruk berterusan pada keadaan yang sudah lalu. Bukannya masih ada masa depan yang harus di lewati. Dan tak ada alasan lagi untuk nya terus tertutup, dan sudah saat nya dia kembali seperti Aerin yang dulu. Karna itulah ciri khasnya.

Walau itu semua sulit tapi dia yakin, semua ini akan membuat 2 orang yang sudah pergi bahagia melihat nya kembali berubah. 2 orang yang sudah dia anggap telah menjadi bintang bersinar yang selalu menginginkan nya Aerin yang dulu. Yaitu mamahnya dan sahabatnya yang dia yakin selalu melihatnya dari atas sana.

"Ayo Rin bisa, lu pasti bisa. Lupain masa lalu Lo dan hidup lah terus melangkah". Dia bermonolog terus menyemangati dirinya

Sesampainya disekolah dengan sedikit kecerahan diwajahnya. Mungkin para siswi yang melihatnya merasa heran, biasa melihat Aerin dengan tertutup dan tanpa ekspresi kini ada sedikit senyuman diwajah Aerin.

Kring.....

Singkat waktu bel istirahat berbunyi dan semua murid berhamburan keluar kelas.

"Ayo gaes kekantin laper gua, pusing banget gila pelajar Bu Sinta matematika, edan dari awal ngejelasin sampe terakhir gak ada yang masuk di otak gua". Elena yang Mengaduh

"Mangkanya kalo dengerin itu jangan setengah nyawa, ya gimana mau masuk keotak". Ledek Claudia

"Habisnya Dara gak mau ajak gua ngobrol kan gua ngantuk". Ucap Elena

"Dih nyalahin gua lagi! Kalo kita ngobrol yang ada kita dihukum, aneh!" Kata Dara

"Dasar Elenot! Ayo Rin ikut ke kantin gak?" Ajak Claudia

Aerin menggulum bibirnya seraya berfikir sejenak.

"Boleh deh". Terima nya lalu berdiri dari duduknya.

Mereka ber 4 terus berjalan beriringan menuju kantin. Tapi tiba-tiba Dara menghentikan langkahnya.

"Kenapa Dar?" Tanya Claudia

"Aduh gua lupa, kalo istirahat pertama gua ada rapat sama osis, buat bahas beberapa acara lomba nanti". Katanya dengan menepuk jidatnya

"Hadehhh.... Ini nih, kurang nya di Dara orang nya pelupa". Kata Elena

"Kalo gitu kalian aja kekantin gua mau keruang OSIS dulu, bay".

Dara langsung pergi meninggalkan teman nya. Dan disaat mereka melewati lapangan basket, ternyata ada anak basket yang sedang latihan, siapa lagi jika bukan Gavion dan teman-temannya.

"Eh itu bukannya Gavion, Udah pulang aja dia dari RS udah itu langsung latihan lagi". Kata Claudia sambil menunjuk.

Elena dan Aerin kompak menoleh pada apa yang di tunjuk oleh Claudia.

"Wajar lah kan dia orang mau tanding lagi, pasti mereka bakal latihan terus". Ucap Elena

"Emang disekolah mau ngadain apa sih?" Tanya Aerin membuka suara

Sembari jalan sembari temannya menjelaskan pada Aerin. "Jadi setiap tahun sekali sekolah kita bakal ngadain acara atau perlombaan yang melawan SMA RAJA PATI,dan 2 sekolah lainnya. Apalagi sekolah SMA RAJA PATI itu selalu menjadi tandingan sekolah kita". Jelas Claudia

"Apa aja emang lombanya?" Tanya Aerin lagi

"Biasanya tuh lomba cerdas cermat, puisi, kaligrafi, fashion show, sama basket dan lomba² kecil lainnya". Seru Elena

"Bener dan kejuaraan tetap dalam fashion show itu selalu diraih sama Dara, cerdas cermat juga dari sekolah kita, begitupun basket, mangkanya tuh gerombolan Gavion banyak disukai sama cewek² juga". Sahut Claudia.

Aerin mengangguk mendengar penjelasan dari temannya. Tanpa sadar mereka sudah sampai dikantin.

Sedangkan dilapangan basket tadi Gavion dan teman-temannya sedang fokus dilatihan basket nanti.

"Ayo istirahat dulu". Panggil dari pelatih mereka

Mereka langsung menepi dan meneguk air botol yang dibawa oleh pelatihnya barusan.

"Jangan terlalu digencar, toh masih ada 2 mingguan lagi, asalkan setiap hari kalian latihan minimal 3 jam, biar waktu pertandingan tiba kalian gak drop". Ucap pak Johan guru olahraga dan pelatih basket mereka sampai mereka bisa memenangkan beberapa kali tanding basket.

"Gavi kamu juga gak usah terlalu dipaksa, kan kamu baru sembuh".

"Iya pak tenang aja".

"Yaudah kalian istirahat dulu, mau makan², mau jajan², bapak tinggal dulu ya".

"Eh Gav, tadi gua liat Aerin tau sama Claudia sama Elena sempet ngeliatin kita". Seru Alvin

"Loh Dara gak Lo sebutin, kan kemana² mereka selalu ber4". Kata Aidan

"Gak tau, orang gua gak liat Dara tadi".

"Dia kan OSIS pasti kumpulan lah buat acara ini". Sahut Gerry tiba-tiba membuat temannya menoleh

"Cie....cie.... Tenyata masih tau jadwal mantan ceweknya". Ledek Alvin

"Pacaran aja belom". Ucap Keano dengan datar

"Oh iya, kan ditolak, haha". Tawaan dari Alvin dan Aidan merasa senang karna berhasil

meledek temannya yang gagal dalam asmara.

"Udah lah sama² jomblo juga". Celetuk Keano

Seketika mereka terdiam. "Eh bener juga ya, kita ini kan ganteng, terus banyak fans nya disekolah tapi kenapa kita jomblo". Ujar Alvin

"Udah lah ngapain mikirin gak jelas ,mending kekantin aja yuk". Ajak Gavion

"Gas lah"... Semangat dari Alvin dan Aidan

Mereka berjalan kekantin dan langsung menuju ke meja dimana Aerin dan temanya sedang makan yang sedang bercanda gurau.

Dari kejauhan Gavi melihat Aerin yang tertawa kecil dan tanpa disadari dirinya mengukir senyum.

"Eh Gav ayo malah bengong". Panggil Aidan saat melihat Gavi tiba-tiba terdiam.

"Khmm... Gabung yak". Seru Alvin dan mereka langsung menduduki mereka dikursi kosong atau mengambil kursi dari meja lain.

"Yaish! Nih para buaya kesini terus". Cetus Claudia

"Yaelah Clau kaya baru sekali aja". Sahut Alvin

"Ya karna kalian keseringan bikin gua sepet tau gak! Lagian kenapa sih kalian sering banget gabung sama kita, cari tempat lain Sono Luh". Usir Elena

"Karna seru kalo gabung sama kalian". Sahut Aidan

Mereka menikmati makan mereka dengan sesekali bercanda gurau.

"Clau, na gua ketoilet bentar ya". Ucap Aerin

Keduanya mengangguk kompak. "Iya ntar balik kesini lagi ya". Ucap Claudia sedikit teriak karna Aerin sudah pergi.

Para cowok itu terus menatap Aerin kecuali Keano. "Woy!" Elena menggebrak meja mengagetkan semua

"Monyong... Ihhh Na ngagetin gua aja lu". Cetus Claudia karna dia pun ikut terkejut

"Lorang ngapain ngeliatin Aerin gitu?" Tanya Elena

"Gak, cuman heran aja kaya ada yang beda gitu di Aerin hari ini, tapi gak tau". Ucap Alvin

"Ohhh, emang kita juga ngerasa ada yang lain dari Aerin, tadi pagi aja biasanya dia kalo Dateng gak pernah Negor tapi tadi pagi dia Negor, terus di kelas juga sekrang dia bisa diajak ngobrol bahkan ketawa". Sahut Claudia.

" kata Dara sih kita itu belum terlalu mengenal Aerin, jadi belum bisa nilai dia berubah atau semacamnya, mungkin aja ada sesuatu yang keluar itu memang sifat aslinya, mangkanya kita dilarang tanya sama Dara soal berubah nya sifat nya Aerin. Kata nya takut nyinggung dia ntar". Kata Claudia

Sebagian dari mereka mengangguk paham, tapi dibenak Gavion terlalu banyak pertanyaan dan penasaran tentang Aerin.

Aerin yang sedang berjalan ke WC yang ada dilantai bawah. Namun saat tiba di kamar mandi dia seperti mendengar suara-suara orang.

Dia sedikit terkejut saat melihat beberapa siswi sedang merundung satu siswi dengan rambut yang acak-acakan.

"Lu itu cuman anak beasiswa disini jadi jangan banyak tingkah!" Kata salah satu dari mereka dengan gaya seperti bos

Aerin masih memperhatikan mereka dari belakang.

"Am-ampun". Ketakutan dari siswa yang dirundung.

Aerin terkejut saat siswi itu menyonyorkan jidat beberapa kali pada siswi yang sedang dia bully nya.

Dengan tangan mengepal dan merasa kesal. Karna bagaimana pun Aerin juga dulu pernah jadi korban bully tapi beruntung nya Aerin dapat melawan karna sifat aslinya yang bar-bar dan berani.

"Heh!" Semua menoleh kebelakang saat suara menegur mereka.

"Lo bukannya anak baru yang songong itu kan?" Ucap salah satu mereka

"Gak peduli Lo nilai gua apa, tapi apa maksud kalian ngebully dia hah!?" Tanya dengan tegas

"Lu tau kenapa kita bully dia, karna dia itu anak miskin, anak beasiswa jadi dia pantes buat Nerima ini". Katanya dengan sedikit bangga

"Mau minta maaf atas rekaman video ini gua kasih ke guru BK". Kata Aerin sambil mengangkat ponselnya

"Gak usah kurang ajar Lo! Jangan mentang-mentang Lo kakak kelas terus kita takut gitu!".

"Oh jadi kalian masih adek kelas, yaampun dek masih juga dibawah udah banyak tingkah aja kalian, gimana kalian Udah jadi kelas 12, apa kalian bakal ngebully semua adek kelas nya, iya?" Kata Aerin dengan nada santai.

Tiba-tiba salah satu dari mereka mendekat kearah Aerin dan berusaha mengambil ponselnya tapi dengan cepat Aerin menghindar dan mempulintir tanganya hingga mengaduh kesakitan.

"Anj*Ng lepasin gua bangsat!" Sarkasnya sambil kesakitan

"Lo yang mulai, ngapain tadi mau ngambil hp gua! Gau kasih satu peringatan lagi minta maaf apa video ini gua kasih ke guru BK!" Peringat nya sekali lagi

"Woy bantu gue, kenapa malah ngeliatin aja". Kesal nya sembari menatap temannya yang diam saja

Aerin menatap tajam pada dua rekannya yang sedikit ketakutan.

"Eee.... Yu gua minta maaf".

"Gua juga minta maaf". Kata keduanya yang langsung meminta maaf pada orang yang telah dibully nya. Orang yang digenggaman Aerin itu sedikit melotot kan matanya saat melihat dua temanya justru tak ada yang menolong dirinya.

"Woy kok Lo rang gitu?"

"Sorry bung gua takut tangan cantik gua di lukai, kaya nya sakit banget pas liat lu".

"Iya bung,". Keduanya langsung meripit lari keluar.

Aerin menghempas kuat hingga siswi yang bernama bunga itu terhempas hingga jatuh kelantai.

"Kalo sampe gua liat lagi, siap-siap aja Lo video nya bakal gua sebar sekalian gua aduin nya ke kepsek!"

Dengan kesal bunga langsung pergi meninggalkan nya.

"Makasih kk, Udah mau bantuin aku". Ucapnya pada Aerin

"Lo kenal mereka?" Tanya Aerin

"Mereka kelas 11 KK sama kaya aku dan sebenernya kita satu kelas, karna aku anak beasiswa jadi sering di bully sama bunga dan temannya".

"Yaudah lain kali Lo harus bisa ngelawan, inget anak beasiswa itu bukan dosa jadi gak pantes mereka ngelakuin hal itu Ke Lo".

"Iya kak, sekali lagi makasih, aku permisi dulu".

"Hmm".

Aerin kembali niat nya kekamar mandi yaitu buang air kecil.

*****

BERSAMBUNG.....

...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...

1
Soraya
ditunggu updatenya ya thor lanjut
Soraya
bukannya Aerin dh cerita sama sara klo mamahnya dh meninggal
Soraya
blum terungkap simuka topeng
Soraya
satu vote buat author
Soraya
masih misteri
Soraya
knp Aerin manggilnya mbak ke lusi knp bukan tante kn adik nya papahnya, oya emangnya kematian mamahnya Airin gak diperiksa polisi
Nur Haeni: diperiksa kok kk di awal bab malah, cuman emang di persingkat aja 🙂
total 1 replies
Soraya
boleh ga sih q curiga sama lusi atas kematian mamahnya Airin
Nur Haeni: boleh gak ya🤭
total 1 replies
Soraya
mampir thor
lizhaa🌼
kpn up kak seru nih!
Nur Haeni: ditunggu ya kk😘
total 1 replies
lizhaa🌼
semangat kak!
Christina Molondoi
Luar biasa
Christina Molondoi
Lumayan
kawaiko
Menghanyutkan banget.
pizza
Mantap dong!
Donny Chandra
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!