NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:45.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saling Mengenal

Kumandang azan maghrib menjadi penjeda kebersamaan Kamilia dengan Cakra, setelah mencoba beberapa model kebaya dan gaun pengantin akhirnya diputuskan model yang akan dikenakan Kamilia di hari bersejarahnya, tentunya Cakra yang menentukan pilihan itu.

"Mas, kita salat dulu?" tanya Kamilia setelah Cakra menyelesaikan pembayarannya di meja kasir.

"Iya, sayang" pipi Kamilia kembali memanas saat mendengar Cakra lagi-lagi memanggilnya dengan sebutan itu padahal di sana tidak ada siapa-siapa.

"Siapa?" Cakra berhenti saat akan melangkah menuju mushala karena mendengar dering ponsel milik Kamilia.

"Feli, sebentar ya aku angkat dulu" Cakra pun hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Assalamu'alaikum, Feli!"

....

"Kenapa dia?" Kamilia memasukan kembali ponselnya ke dalam tas setelah sambungan telepon dengan Feli terputus.

"Dia tanya sekarang aku ada dimana? Masih sama Mas atau tidak, katanya jadwal ngaji hari ini harus diganti di hari yang lain" jelas Kamilia mengatakan yang sebenarnya, Feli sedikit merajuk karena dirinya yang sudah siap untuk belajar mengaji harus kecewa karena Kamilia tidak sempat datang.

"Mas sih dari tadi diajakin pergi malah keasikan ngobrol" Kamilia tidak mau disalahkan sendiri, semua keterlambatan ini terjadi karena pertemuannya dengan teman-teman lamanya.

Saat berbincang tadi Kamilia sempat mengajak Cakra untuk melanjutkan rencana mereka pergi ke tempat tujuan awal, tapi Cakra malih asik mengobrol dengan teman-teman cowoknya semasa putih abu-abu itu. Mereka langsung akrab, apalagi ketika sudah berbicara masalah bisnis, alhasil dari pertemuan tadi terwujudlah kesepakatan jika Cakra bersedia bergabung di bisnis yang sedang mereka rintis.

Alhasil hampir pukul lima sore lebih barulah ke tempat tujuan utama, itu pun karena Kamilia yang pamit lebih dulu akhirnya Cakra pun mengikuti.

"Habis teman-teman kamu ternyata asik juga, sudah lama aku gak ngumpul-ngumpul kayak gitu sama teman-temanku, mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing" curhat Cakra, padahal di antara empat sekawan tentu Cakra yang paling bisa menentukan kapan mereka bisa bertemu, karena memang dirinya yang paling sibuk selama ini.

"Iya, tapi kita jadi terlambat banget, aku jadi gak sempat membimbing Feli belajar" gerutu Kamilia, setelah kebersamaan tadi Kamilia mulai bisa menyamankan diri dengan Cakra yang juga ternyata sangat asik dan mudah bergaul, dia pun mulai leluasa mengekspresikan dirinya di hadapan calon suaminya itu.

Sementara Cakra dan Kamilia yang masih terlibat pertengkaran kecil tapi semakin membuat mereka dekat dan lebih terbuka, di tempat teman-teman Kamilia, kini mereka tengah kedatangan bintang di masa putih abu-abu, siapa lagi kalau bukan Ariq.

Ketujuh teman SMA nya itu tampak canggung dengan kedatangan Ariq dengan Mirza, pasalnya mereka baru saja diberi tahu oleh Elisha kalau tentang kisah cinta Ariq dan Kamilia yang berakhir kandas.

"Kenapa kalian semua jadi tegang? Apa kehadiranku membuat kalian tidak nyaman?" Ariq peka dengan keadaan di sekitarnya, dia mengedarkan pandangan, memandangi teman-temannya satu persatu dan terakhir bermuara di Elisha.

"Hah ...? Tegang? Enggak kok, kita gak tegang, iya kan teman-teman?" Elisha tampak mencari dukungan teman-temannya dan kompak diangguki oleh mereka semua.

"Mungkin mereka tegang karena kehadiran dirut El-Malik Hospital" celetuk Mirza yang juga memahami situasinya, pasalnya tiga dari teman mereka bekerja di rumah sakit itu.

"Tolong jangan begitu, status itu hanya urusan pekerjaan, kalau di luar seperti ini aku tetaplah Ariq teman kalian, tidak ada yang berubah dariku, atau memang kalian yang sudah berubah?" tanya Ariq seolah mengintimidasi,

"Enggak kok Riq, kita justru seneng kamu ternyata tidak berubah, masih mau berteman dengan kita yang hanya karyawan biasa" Fadil yang menengahi, dia pun mulai bersikap santai tidak setegang sebelumnya.

"Sorry Bro, aku mah mau jujur, memang jadi sedikit canggung, kita baru pertama lagi bertemu sejak lima tahun yang lalu, apalagi kamu juga tidak pernah join di grup angkatan, kesannya ekslusif banget, jadi pas ketemu justru aku takut kamu yang justru enggan bergabung sama kita-kita" Rasyad bicara lebih jujur, bukan hanya karena berita yang baru saja mereka dengar tentang Ariq dan Kamilia yang pernah menjalin hubungan spesial, tapi juga dengan status Ariq yang menurut Elisha sudah resmi menjadi Dirut El-Malik Hospital, rumah sakit elit dengan segudang prestasi.

"Hhah ...jadi begitu? Jadi kalian berpikir aku serendah itu, melupakan pertemanan hanya karena sudah punya jabatan tinggi? Jangan su'uzan, aku tetaplah Ariq yang dulu, apa yang diamanahkan padaku saat ini hanyalah titipan, yang suatu saat akan kembali pada pemilih sejatinya, aku hanya berusaha menerima dan menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Terlepas dari itu semua kita semua sama, tolong bersikaplah biasa." pinta Ariq penuh ketulusan, dia berbicara cukup panjang lebar, hingga akhirnya kegokilan Aziz yang sejak dulu memang paling humoris dan heboh kembali beraksi.

Brakkk ...Azin menggebrak meja, hingga mereka semua terlonjak kaget dan beberapa pengunjung tampak menatap ke arah mereka.

"Kalau begitu mari kita turut berbahagia dengan pencapaian sahabat kita yang telah sukses dengan pendidikan dan karirnya, dokter Ariq ...kita beri tepuk tangan" dengan nada seperti MC Aziz memproklamirkan Ariq dengan bangga dan langsung disambut tepuk tangan oleh teman-teman yang lain.

Seketika suasana pun kembali normal, rame dan penuh keceriaan. Mereka pun larut dalam perbincangan, saling menceritakan pengalaman masing-masing selama mereka terpisah jarak, ruang dan waktu.

Azan magrib pun menggema, menghentikan kebersamaan mereka, semuanya kompak akan salat berjamaah terlebih dahulu, setelahnya semua sepakat akan makan malam bersama tentu Ariq yang ditodong untuk mentraktir mereka sebagai ungkapan syukur atas jabatan barunya.

Mushala mall cukup luas hingga bisa menampung beberapa shaf saat salat berjamaah, area shalat laki-laki dan perempuan terpisah begitupun dengan toilet yang diakses dari arah berlawanan, sehingga ketika jamaah akhwat berwudhu mereka.tidak berpapasan dengan jamaah ikhwan.

Kamilia membuka ranselnya, mengeluarkan mukena travel yang selalu setia dibawa kemanapun dirinya pergi. Tidak menyangka dia kembali bertemu dengan keempat sahabatnya, jadilah mereka melaksanakan shalat bersama.

Lantunan ayat suci Al-Qur'an terdengar merdu di kumandangkan sang imam, entah mengapa Kamilia merasa sangat familiar dengan suara imam yang sedang membacakan surat Al-Fatihah itu, hatinya bergetar, entah karena mendengar lantunan Kalamullah atau karena suara yang terasa akrab di telinganya.

"Kamil, ada Ariq datang tepat setelah kamu pergi" bisik Elisha di telinga Kamilia, sejak salat akan dimulai dia sudah sangat gatal ingin menyampaikan kabar tersebut.

Bibir Kamilia yang masih terlihat bergerak seketika berhenti, rekaman suara sang imam seolah kembali diputar dalam memori pendengarannya. Hatinya bergumam menyimpulkan sesuatu yang sejak tadi di bisikan oleh hatinya.

"Mungkinkah imam tadi dia?" hatinya kembali menerka, Kamilia hanya mengangkat bahu sebagai respon dari informasi yang dikatakan oleh Elisha membuat gadis itu mendengus kecil melihat respon sahabatnya.

Mengetahui jika kemungkinan besar yang menjadi imam adalah Ariq Kamilia memilih pamit duluan dari teman-teman perempuannya, dia tengah berusaha menghindari pertemuannya dengan Ariq untuk kedua kalinya.

Tanpa curiga Elisha dan teman-temannya yang lain pun mengantar kepergian Kamilia dengan lambaian tangan setelah sebelumnya cipika cipiki. Mereka memilih duduk-duduk terlebih dahulu di dalam mushala yang nyaman dan wangi itu.

Kamilia berjalan sedikit tergesa menuju sisi yang berlawanan dengan tempat masuknya ikhwan, namun tak disangka ketika dirinya hendak keluar dari area mushala di depannya terlihat dua pemuda yang sedang mengobrol dengan akrabnya yaitu Cakra, calon suaminya dan Ariq, mantan kekasihnya.

1
Yhanie Shalue
do'a terbaik bt cakra dan kamil🤲🏼
dyah EkaPratiwi
Semangat cakra, semoga ada jalan
Meli Anja
kamu harus optimis cakra..berusaha sbuh kasian kamil...lanjut oak
Mukmini Salasiyanti
kpn nih up nya, thorqu???
Lailatus Sakinah: meluncur kakak ...🤩🤩🤩
total 1 replies
Pragya Ayundari
😭😭😭 kok sedih ya ya Allah
Pragya Ayundari
huaaa 😭💔
Adiba Shakila Atmarini
sdih bngtt
Yhanie Shalue
apapun yg terjadi smg it yg terbaik 🤲🏼
dyah EkaPratiwi
Semoga cakra diberikan kesembuhan, bahagia bersama kamilia dan anaknya
Meli Anja
apakah cakra akan meninggal kak..kok ga tega ya sedih ngebayangin kamilia harus kehilangan cakra😭😥 lanjut kak
Mukmini Salasiyanti
minta ditampol si Alexchina ini....
BiKes!!!!!!
Bikin Keseeeeelllll........
Meli Anja
sabar ya kamilia..cakra akan baik2 saja kok...lanjut kak
dyah EkaPratiwi
Cepet sembuh cakra, semangat kamilia
Yhanie Shalue
bingung mau berkomentar,, mau seneng ap sedih😌
Mukmini Salasiyanti
whatever...
syafaakallohu, mas cakra😞😭
Sing sabar ya, Milia....
Meli Anja
ga rela kalau cakra banget cakra dibuat sakit kak...sedih ngebayangimnya jadi kamilia...mau tegar bagaimanapun pastu syok kak..
Adiba Shakila Atmarini
ya allah..berat bngt ujian untuk milia
dyah EkaPratiwi
Semoga cakra baik2 saja kasihan kamilia
Mukmini Salasiyanti
Nah kan?????
cakraaaaaaaaaa
Yhanie Shalue
ad ap dg cakra,, smg cakra baik2 aj meskipun aku masih berharap milia kembali sm Ariq😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!