Lastri merupakan seorang gadis desa miskin, yang baru saja lulus dari sekolah SMA.
Sebulan yang lalu Lastri mendapatkan tawaran bekerja dari tetangganya untuk bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Jakarta.
Lastri langsung menerima tawaran bekerja itu, tanpa berfikir panjang. Mau melanjutkan untuk kuliah pun, Lastri tidak akan mampu. karena ke dua orangtuanya telah lama meninggal dunia.
Selama ini Lastri tinggal bersama Tante Retno, adik perempuan ibunya. Kebetulan Lastri merupakan anak yang cerdas dan juga pintar. Hingga Lastri mendapatkan beasiswa hingga Lulus SMA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AULIA KHAIRIN NISA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
" Hai Rini, bagaimana kabarnya kamu sekarang. Selama ini kamu makan dan tidur nyenyak ya di rumah Aku ," sindir Ibu Lastri dengan tatapan yang jahat dan mengintimidasi.
" Wah, kini saatnya orang terdzolimi tampil donk ya. Rasakan Kamu orang jahat. Hidup kamu mulai ketar - ketir kan. Melihat orang yang Kamu celakai hidup lagi hahahaha .... ," ujar Lastri tersenyum jahat
" Mbak Sonia, masih hidup kamu ," jawab Rini shock dan tergagap - gagap saat mengucapkannya.
" Tuh kan beneran, mulai ketar ketir hidupnya itu. Melihat Mama Sonia mengajaknya bicara. Jantungnya pasti mau meloncat tuh dari tempatnya. Pasti udah Dag Dig Dur Dor Hahaha ... ," batin Lastri puas melihat kepanikan yang terpampang nyata di hadapannya saat ini. Takut gak Takut gak Masak Gak takut. Jelas takut lah hahaha ...
" Apa kamu pikir Aku selemah itu ya Rini. Kalian lenyap kan Aku dan suami Aku. Tanpa jejak, kalian cuci tangan, lalu kalian menguasai rumah Aku, menguasai uang Aku, menguasai bisnis Aku, dan Kamu dengan teganya mengusir Anak Aku ," cibir Mama Sonia Kesal.
" Hajar terus Mah, lawan saja orang jahat seperti Tante Rini dan keluarganya. Mesti di berikan pelajaran tuh mereka - mereka sekali - kali yang kufur nikmat itu ," cibik Lastri kesal.
Wajahnya langsung shock berat donk, melihat Mama Sonia selamat dari tragedi musibah kecelakaan yang di sengaja itu. Yang seolah - olah, kecelakaan itu terjadi akibat kelalaian dari si pengemudi mobil. Akibat kelelahan dan mengantuk yang menyebabkan terjadi kecelakaan tersebut. Yang seolah - olah kesalahan pengemudi mobil akibat kelelahan dan mengantuk mengakibatkan sebuah mobil sedan terjun bebas masuk ke dalam sungai. Dan mengakibatkan ke dua orang tenggelam dan terseret arus sungai yang sangat deras. Yang mengakibatkan jasadnya tidak bisa di temukan oleh tim penyelamat.
Tapi Allah berkehendak lain, Allah masih melindungi dan menyayangi Mama Sonia dan juga Papa Hendra. Yang kebetulan saat malam kejadian itu, Papa Hendra dan juga para pengawal setianya sedang memancing di sekitar tempat kejadian perkara. Hingga 2 korban langsung di selamatkan oleh Papa Hendra dan langsung di lari kan ke rumah sakit di Kota Besar. Karena di kota tempat tinggal Mama Sonia dan Papa Hendra rumah sakitnya saat itu, belum berkembang pesat seperti saat ini.
Dengan kemurahan Hati Papa Johan pada malam itu, yang menolong Mama Sonia dan juga Papa Hendra yang pada saat itu, tubuh mereka berdua menyangkut di samping perahu yang sedang mereka tumpangi. Dengan susah payah, tubuh Mama Sonia dan juga Papa Hendra di gotong di atas kapal. Dan setelah itu, langsung di bawa ke dermaga dan langsung di larikan ke rumah sakit. Agar segera mendapatkan pertolongan medis. Sesegera mungkin, sedetik saja Mama Sonia dan juga Papa Hendra terlambat mendapatkan pertolongan dari para medis. Mungkin saja, nyawa mereka semua tidak akan bisa di selamatkan lagi untuk selamanya. Ternyata Allah masih menyayangi mereka berdua, agar mereka bisa melihat kejahatan yang di lakukan orang - orang di sekitarnya. Yang selama ini, mereka kasihi, sayangi dan cintai. Ternyata dengan teganya melakukan semua perbuatan jahat itu, kepada mereka semua.
Padahal selama ini, Papa Hendra dan juga Mama Sonia selalu memberikan semua fasilitas untuk mereka pergunakan. Bukan hanya uang, rumah, sepeda motor, dan juga mobil pun. Dengan cuma - cuma Mereka belikan untuk digunakan oleh keluarganya tercinta.
Ternyata kebaikan yang di lakukan Papa Hendra dan juga Mama Sonia selama ini. Di mata mereka masih juga kurang saja. Sehingga, mereka dengan teganya menyusun rencana untuk melenyapkan Papa Hendra, Mama Sonia dan juga Lastri pun. untuk mereka singkirkan. Agar Rini suami dan juga anak - anaknya bisa menguasai harta peninggalan Papa Hendra dan juga Mama Sonia. Kejahatan tersebut ternyata juga di dukung oleh Ibu Tiri Papa Hendra. Ternyata, Adik Tiri dan juga Ibu Tirinya yang sudah di perlakukan sedemikian baik sama Papa Hendra. Masih juga kurang. Memang dasarnya manusia serakah. di berikan seberapa pun masih juga kurang saja di mata mereka. Malah mereka, ingin mengusai semua harta, uang, bisnis, rumah yang di miliki oleh Papa Hendra.
Memang benar, darah yang mengalir di antara Tante Rini dan juga Papa Hendra dari orang yang berbeda. Mama kandung Papa Hendra sudah meninggal dunia saat Papa Hendra baru saja di lahirkan. Sedangkan Ayah Kandung Tante Rini meninggalkan Ibu dan Tante Rini saat usia Tante Rini baru 1 bulan. Ayahnya Tante Rini ketahuan menikah lagi dengan Mantan Pacarnya saat sekolah di bangku SMP dulu. Ceritanya, cinta belum kelar.
Jadi di antara Papa Hendra dan juga Tante Rini itu tidak se darah, makanya harta warisan Mamanya Papa Hendra semuanya jatuh di tangan Papa Hendra. Sejatinya yang memiliki banyak warisan itu Mamanya Papa Hendra. Bukan Papanya. Karena Papanya Papa Hendra hanya pensiunan seorang guru di sekolah dasar saja .
Tapi memang dari dulu Tante Rini itu memang sudah berobsesi memiliki harta melimpah dan menjadi kaya raya. Seolah - olah, Tante Rini itu masih saja kurang. Dengan apa - apa yang telah di berikan oleh Papa Hendra untuk dirinya. Padahal, dari kecil hingga sekarang. Apa pun itu keinginan Tante Rini dan Ibu Tirinya. Akan selalu di turuti oleh Papa Hendra. Mungkin kebaikan yang selama ini di berikan oleh Papa Hendra keterlaluan banyak. Maka dari itu mungkin Tante Rini dan juga Ibu Tirinya itu malah merasa tidak pernah bersyukur atas apa yang telah di berikan oleh Papa Hendra untuk mereka itu.
" Dasar manusia tidak pernah bersyukur. Harusnya itu Tante bersyukur, selama ini Papa selalu memanjakan Tante, Ibu Tante bahkan anak dan juga suami Tante pun ikut menikmati harta milik Papa ," gumam Lastri lirih.
" Heh anak kecil, kamu itu gak tahu apa - apa. Gak usah sok tahu, dan usil dan suka ingin ikut campur urusan orang dewasa ya ," jawab Tante Rini dengan suara cemprengnya itu.
Tante, Tante, bukannya sadar dan tobat atas kelakuan dzolim Tante selama ini. Malah masih sombongnya Tante menjadi orang ," cibir Lastri kesal.
Tante Rini melangkahkan kakinya dan lalu mendekat Lastri sambil berbisik.
" Kamu anak kecil tahu apa Lastri. Gak usah macam - macam sama saya. Hati - hati kamu, bisa saja kamu nantinya akan Aku melenyapkan kamu dengan tanpa mengotori tangan Aku sendiri ," jawab Tante Rini berbisik dengan nada penuh penekanan. Menatap tajam ke arah Lastri dengan tatapan mengintimidasi itu.
Lastri hanya menyungging kan senyuman jahatnya memandang rendah ke arah Tante Rini seolah - olah memberikan jawaban yang sangat menusuk hati itu.
