Dhena Lavani seorang dokter muda, bekerja di salah satu klinik perusahaan, tanpa disangka ia akan menjadi seorang ibu dari cucu pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Bagaimanakah kisahnya ? Ikuti terus kisah nya di novel ini yang berjudul Ibu Untuk Ciara..
Jangan Lupa untuk follow :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Satu minggu menjelang pernikahan, Dhena masih disibukkan dengan persiapan pernikahannya dari memastikan beberapa vendor untuk mengisi acara resepsi pernikahan sampai mengirimkan undangan.
Hari ini ia sudah ada janji dengan Dokter Hani, Dokter Hani menjadi sahabat nya sekarang, setelah diselidik ternyata dokter Hani dan Dhena pernah bertemu di salah satu seminar yang sama-sama mereka hadiri, namun mereka belum saling mengenal seperti sekarang, karena Hani dan Dhena berbeda lulusan, Hani lebih dulu lulus 3 tingkat dibandingkan Dhena.
Mereka bertemu di salah satu cafe yang sudah mereka janjikan, Dhena tiba terlebih dahulu dibandingkan Hani, sekitar 15 menit kemudian Hani tiba langsung menghampiri Dhena.
" Dhen.. Sorry nunggu " ucap Hani menempelkan pipinya ke pipi Dhena.
" It's Ok Kak.. santai aja " balas Dhena.
" Gimana nih calon pengantin ? Tapi aman kan keluar sendiri ? " tanya Hani.
" Aman lah.. "
" Pak Bisma gimana ? "
" Aman kok tenang aja "
Dhena dan Hani ngobrol seperti biasa, mereka sudah hampir 1 minggu tidak bertemu karena Dhena sudah cuti dari satu minggu yang lalu.
" Oya aku titip undangan buat temen-temen klinik ya " ucap Dhena.
" Oke.. besok aku bawa ke klinik " balas Hani sambil menyeruput Thai Tea yang sebelumnya ia pesan.
" Makasih loh.. Baik banget deh "
" Hahahah santai aja sih " Hani tertawa kecil.
Di sela-sela obrolan mereka tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka berdua.
" Hai.. Dokter Dhena "
Dhena dan Hani langsung menoleh ke arah sumber suara.
" Dokter Ammar " ucap Dhena.
Hani pun terkejut Dhena mengenali Ammar, Hani pun mengenali Ammar karena mereka sempat satu tempat praktek saat koas dulu.
" Loh ada kamu Han "
" Loh.. Kalian kenal ? " Hani heran.
" Dok Hani kenal sama dokter Ammar ? " ucap Dhena.
Mereka tertawa berbarengan.
" Ya Tuhan.. Kota Bunga ini memang sempit ya.. " ucap Ammar.
Mereka akhirnya ngobrol bertiga.
" Jadi kamu kerja di klinik perusahaan bareng Dhena ? " tanya Ammar.
" Iya " jawab Hani.
Dhena tidak terlalu banyak berbicara ia hanya menyimak obrolan Hani dan Ammar, sesekali ia memperhatikan laki-laki yang sempat singgah di hatinya, ada perasaan berdesir saat melihat Ammar begitu akrab dengan Hani.
Tidak dapat dipungkiri perasaan Dhena begitu besar kepada Ammar, tapi itu dulu..
Kenapa harus Ammar ?
Kenapa tiba-tiba dia harus ada disini sih ?
" Hmm.. Ya.. Oya.. Gimana kabar suami dan anak kamu ? Sehat kan ? " tanya Ammar kepada Dhena yang sekaligus membuyarkan lamunannya.
" Oh.. Eu... Alhamdulilah sehat " ucap Dhena salah tingkah.
" Salam ya buat mereka " susul Ammar.
" Iya, nanti aku sampaikan "
Hani tidak mengetahui jika pria yang sedang berbicara dengannya sekarang adalah pria yang sempat singgah di hati Dhena.
Hani sedikit heran dengan pertanyaan Ammar kepada Dhena, ia berniat untuk menanyakan nya kepada Dhena jika Ammar sudah tidak bersama mereka.
" Oya sendiri aja Mar ? " tanya Hani kepada Ammar.
" Ya seperti yang kamu lihat Han, masih gini aja.. Habisnya perempuan yang sempet aku tunggu, ternyata dia udah nikah dan punya anak " jawab Ammar tersenyum.
Dhena terhenyak ia hanya terdiam mendengar jawaban Ammar.
" Wah... Kasian nya temenku yang satu ini.. Tenang Mar.. Kalau sudah waktunya pasti ada jodohnya " balas Hani
" Aamiin "
Ammar sesekali menoleh ke arah Dhena yang lebih banyak diam dibandingkan Hani, mungkin karena Hani sempat satu tempat praktek yang cukup lama dengan Ammar karena mereka satu angkatan sehingga mereka menjadi akrab.
Tidak lama Ammar pamit untuk lebih dulu pulang, tinggalah Dhena dan Hani kembali.
" Dhen, kamu kenal sama Ammar ? " tanya Hani.
" Kenal, dia kakak tingkat ku waktu kuliah dulu " jawab Dhena.
" Oo.. Pantesan kalian saling kenal, eh tapi kok tadi dia bilang titip salam buat suami sama anak kamu ? Maksud nya siapa ? Pak Bisma ? " Hani penasaran.
" Iya Kak " jawab Dhena.
" Memangnya kalian pernah ketemu ? "
Dhena menjelaskan pertemuan nya dengan Ammar saat ia dan Bisma menjemput Ciara pulang dari rumah sakit.
" Oo.. Begitu.. Hmmm... " Hani manggut-manggut mengerti.
Sore menjelang, Dhena dan Hani memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing, mungkin mereka baru akan bertemu lagi di resepsi pernikahan Dhena nanti.
...----------------...
Semenjak pertemuan nya kembali dengan Ammar membuat hati Dhena menjadi gamang.
Apakah yang dikatakan nya tadi itu menyindirku ?
Padahal dalam waktu kurang dari 7 hari lagi ia akan berstatus menjadi seorang istri dari Bisma Wirasastra.
Pikirannya menerawang jauh, ia menerima pernikahannya ini tak lebih karena Ciara, benar-benar ia sudah sangat jatuh hati kepada anak itu, tapi lagi-lagi hanya Ciara bukan Bisma.
Walaupun Dhena menyadari, Bisma lebih hangat dari sebelumnya, ia lebih banyak mengerti Dhena akhir-akhir ini, tapi sepertinya hati Dhena masih belum terbuka sepenuhnya untuk Bisma.
Terlebih kehadiran Ammar yang kembali datang tanpa diundang.
Kamu datang disaat yang gak tepat, Mar !
Dhena menarik nafasnya dalam-dalam, lalu ia hembuskan perlahan. Ia menatap langit-langit di kamar nya perlahan ia memejamkan matanya. Ia hanya ingin menenangkan pikirannya yang sedikit kacau karena ulah nya sendiri, pemikiran yang dibuatnya sendiri.
Tok Tok Tok
Terdengar suara ketukan pintu kamar, Dhena terperanjat ia segera membuka matanya lalu beranjak dari kasur untuk membuka pintu kamar.
Klek
Terlihat Mama Nita sudah berdiri di ambang pintu.
" Dhen, itu ada kiriman katanya dari Bisma " ucap Mama Nita.
" Hah.. Dari Mas Bisma ? "
" Iya coba kamu ke ruang tengah dulu deh, Mama simpan disitu ya "
" Iya Mah.. Nanti Dhena kesana, makasih " Dhena tersenyum lalu menutup kembali pintu kamarnya.
Ia lalu bergegas mencari ponselnya, ia lihat tidak ada pesan apapun dari Bisma. Ia merasa aneh tiba-tiba Bisma mengirimnya sesuatu.
Dhena langsung keluar kamar menuju ruang tengah, dimeja ruang tengah terlihat beberapa plastik makanan.
Ini kiriman dari Mas Bisma ?
Batin Dhena.
Benar saja Bisma mengirimnya Luxury Cake dan Cup Cake dengan bentuk flower yang indah.
Dalam rangka apa ya, kok tumben kirim-kirim ginian.
Lalu Dhena mengambil kartu ucapan yang disematkan pada ujung Box kue.
" Semoga mood kamu kembali baik ya.. "
... -Bisma-...
" Kok dia bisa tahu.. " Dhena menoleh ke kanan dan ke kiri mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah, hanya ada dirinya dan Mama Nita di rumah.
Dhena menyadari memang mood nya menjadi tidak baik hari ini, tadinya ia ingin melepaskan rindu dan ngobrol dengan Hani tiba-tiba Ammar datang menghampiri mereka berdua.
Tiba-tiba Mama Nita menghampiri nya.
" Apa Dhen isinya ? " tanya Mama Nita.
" Kue Mah "
" Ada acara apa Bisma ulang tahun emang ? Atau siapa itu yang keponakan nya itu ? " tanya Mama Nita.
" Ciara "
" Iya itu"
" Gak tahu juga deh Ma.. Mama makan aja ya "
" Gak Mama sendiri dong kamu juga, ini kan buat kamu dari calon suami " Mama Nita menggoda.
Dhena hanya tersenyum dipaksakan.
🌷🌷🌷
Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote, like dan komennya yaa ❤️