Nicholas Bryan. 35 tahun. CEO sebuah TV Swasta. Masuk dalam Jajaran Konglomerat. Arogan, Dingin, Jarang Tersenyum dan Sangat menyayangi putri satu-satunya. Seorang Duda memiliki seorang putri berusia 7 tahun. Istri Nick meninggal setelah melahirkan putri mereka. Sejak kepergian istrinya Nick larut dalam kesedihannya dan ia melampiaskan pada pekerjaannya hingga kini tak diragukan lagi Nick menjadi salah satu pengusaha papan atas yang digilai para wanita. Tidak ada satupun wanita yang mampu mengetuk hati Nick yang telah tertutup hingga suatu ketika Putri, Caca memanggil seorang perempuan dengan sebutan Bunda yang membuat Nick tidak suka dengan wanita tersebut. Nick yang sangat menyayangi putrinya tanpa sengaja membentak putrinya saat melihat Caca memeluk wanita asing dan memanggilnya. Siapakah wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan Bersama Almarhumah Aurel
Oma Marisa memasuki kamar Caca terlihat Caca sedang menonton youtube di Smart TV dalam kamarnya.
"Sayang, sedang apa? Makan malam yuk."
Oma Marisa duduk disebelah Caca yang asik menonton konten salah satu youtober yang biasa meliput traveling dan tempat wisata.
"Oma, Caca mau kesitu dong. Caca belum pernah ke situ."
Caca menunjukan pada konten yang kini dilihatnya kepada Oma Marisa.
"Loh itu kan sama saja dengan Disneyland dan Beberapa tempat serupa yang pernah Caca datangi hanya bedanya itu ada di Jakarta."
"Justru itu Oma. Caca penasaran. Caca mau kesana. Asik deh Oma. Tuh lihat banyak kok yang kesana. Dekat juga kan."
Putri seorang pengusaha besar, pemilik stasiun TV Swasta terkenal dan cabang bisnis lain dan biasa liburan ke luar negeri kini justru kepingin ke Dufan.
"Ya sudah sekarang kita makan malam dulu. Lalu nanti tanya Daddy ya."
Caca menuruti perkataan Oma Marisa.
Nick dan Gusti baru saja selesai membicarakan soal pekerjaan dan kini mereka bergabung di meja makan menikmati makan malam bersama.
"Daddy besok Caca mau ke Dufan. Daddy mau ya antar Caca."
"Sayang, gimana kalau kita ke Disneyland yang di Hongkong."
"Daddy, Caca mau nya ke Dufan. Lagi pula kalau ke sana kan sudah sering."
"Nah sama saja Sayang."
"Kalau Dad ga mau, kalo gitu Om Gusti aja ya yang nemenin Caca."
Nah Loh! Gusti! Kayak buah simalakama kan. Ditolak Boss kecil ngambek, diterima diamuk Big Boss. Alamak, sial nasibmu Gusti!
"Sayang, pokoknya Dad bilang ga ya enggak!" Nick tiba-tiba dengan suara tegas tak sadar telah membuat Caca kaget dan segera lari ke kamarnya.
"Nick kenapa Kamu marahi Caca sih! Caca cuma minta ke Dufan. Apa salahnya. Kalau kamu ga mau dan ga bisa biar Gusti dan Mom yang antar."
Oma Marisa kesal dengan reaksi Nick yang membuat putri kecilnya jadi sedih.
"Boss,"
"Apa, lanjutkan makan!"
Gusti terpaksa menemani Big Boss nya di meja makan sementara Oma Marisa menyusul Caca di kamarnya.
Bukan Nick alergi dengan wisata dalam negeri atau ia sombong tak mau wisata ke tempat yang Caca inginkan.
Namun Dufan adalah salah satu tempat kenangan bagi ia dan Aurel kala mereka masih kuliah dan memadu kasih.
Kenangan manis itu terlintas begitu saja di kepala Nick.
Flashback
"Nick, aku ingin ke Dufan." Aurel dan Nick yang kala itu masih menjadi mahasiswa.
"Kenapa harus Dufan Sayang. Kita ke Disneyland saja gimana?"
"Aku mau ke Dufan Nick. Itu impianku sejak dulu. Dulu aku dan sahabat karibku pernah berjanji akan ke Dufan sama-sama namun belum kesampaian hingga kini. Mau ya? Nick please "
Tentu saja melihat wajah kekasih yang amat ia cintai memohon dengan wajah ibanya membuat hati Nick luluh lantah.
"Oke Sayang."
Nick yang gemas hampir saja mencium kekasihnya namun dengan gesit Aurel segera berlari menghindari Nick.
"Nick, kejar aku!"
Nick tersenyum melamun membayangkan betapa cantik Aurel dan kini kecantikannya menurun pada putri mereka Clarisa Aurora Bryan alias Caca.
"Boss, Boss!" Panggil Gusti yang mendapati Big Boss Killernya melamun sambil tersenyum.
"Ada apa!" Nick terkejut oleh panggilan Gusti seketika memasang wajah killer sesuai template sehari-hari.
"Tidak apa-apa Boss. Saya hanya takut Boss kesambet!" Gusti menjawab asal.
"Enak saja! Memang rumahku sarang demit! Besok kamu lembur! Kita akan ke Dufan! Datang Pagi dan jangan telat!"
"Bukannya tadi Boss," belum sempat Gusti melanjutkan kata-katanya mata melotot Nick menghentikan Gusti memilih mengiyakan titah sang Big Boss demi keselamatan dirinya.
Sementara Caca masih mengunci pintu kamarnya.
"Mom, Caca didalam?" Nick melihat Oma Marisa yang masih membujuk Caca agar mau buka pintu.
"Lagian Kamu kenapa sih marahi Caca. Hal sepele loh Nick! Sesibuk itukah Kamu hingga tak bisa menemani putrimu ke Dufan!"
"Mom istirahat saja. Biar Nick yang membujuk Caca."
Oma Marisa menuruti kata-kata Nick dan ia meninggalkan urusan antara anak dan ayah yang harus diselesaikan.
Nick membuka pintu kamar Caca dengan kunci cadangan.
Nick melihat Caca yang berada di ranjangnya menutup dirinya full dalam selimut.
Nick tahu kalau begini artinya Caca sedang mode merajuk.
"Sayang, mana wajah cantiknya? Daddy ingin lihat."
Nick mencoba membuka selimut tapi Caca menahan.
"Oh sudah tidur ya? Padahal Daddy mau bilang besok jangan telat bangun tidurnya soalnya biar berangkat ke Dufannya pagi. Jadi mainnya lebih lama." Nick tahu putrinya belum tidur sengaja mengeraskan suara agar Caca mendengar perkataan Nick.
Tentu saja mendengar kata-kata Nick Caca membuka selimutnya.
"Daddy bener mau nemenin Caca ke Dufan?"
Nick melihat rona bahagia yang semula manik netra putri nya sembab.
"Iya Sayang. Besok kita ke Dufan."
"Asik! Dad Caca boleh ajak teman tidak?"
"Boleh. Sekelas juga boleh!"
"Tidak hanya Chate. Kalau sekelas Caca malas, pasti nanti Arsen ikut. Huh dia kan nyebelin!" Caca membolakan mata teringat Arsen si menyebalkan.
"Ya sudah. Makan lagi yuk! Tadi kan makannya baru sedikit."
"Oke."
Nick dan Caca turun kembali ke meja makan.
"Oma besok Caca ke Dufan! Oh iya Om Gusti pokoknya harus ikut ya!"
"Oma diajak ga?"
"Pasti Oma."
"Ayo makan Sayang. Setelah ini Caca istirahat biar besok badannya segar dan semakin semangat ke Dufannya."
"Seneng banget ya Cucu Oma?"
"Banget Oma."
Oma Marisa tersenyum lega. Kembali melihat senyum cucunya menghiasi wajah bak pinang dibelah dua dengan Ibundanya adalah kebahagiaan bagi Oma Marisa.
Pagi hari mentari seakan tahu bahwa manusia dibelahan dunia bernama Caca sedang bahagia karena ini kali pertama ia mengunjungi Dufan.
Teman Caca Chate sudah sampai dan kini sedang duduk berbincang dengan Caca.
"Ca Uncle Gusti ikut kan?"
"Ngapain Chate tanya Om Gusti! Pokoknya Chate ga boleh ganggu Om Gusti. Awas!" ancam Caca.
"Ya ampun Ca. Chate cuma nanya kok!"
"Pagi Nona Caca, Pagi Chate, Pagi Nyonya Oma." Sapa Gusti saat sampai.
"Pagi Uncle ganteng!" Chate dengan senyum ala pepsodent.
Mata Caca melotot pada Chate setelah mendengar jawaban sapa dari Chate untuk Gusti.
Segala keriuhan Caca dan Chate terhenti saat Nick hadir diantara mereka.
"Wih, Tampan sekali Big Boss Ku!" Puji Gusti saat melihat Nick dengan gaya kasual celana jeans kaus putih, sepatu skets tak lupa kacamata hitam menambah pesona hot duda Nick kian terpancar.
"Kau baru sadar kalau Bossmu ini tampan! Kemana saja!" Bukan Nick namanya kalau tak memuji dirinya sendiri.
Babang Nick kalau peribahasa berkata : Air laut siapa yang asinin Bang.
"Ayo sudah. Lebih baik Kita berangkat." Oma Marisa melerai Boss dan Asisten yang tak pernah seiya sekata selain urusan pekerjaan. Lebih tepat seperti tom and jerry.