Ibu Untuk Ciara
" Pagi Dokter Dhena "
" Pagi Pak Sapto " balas Dhena, kepada salah satu satpam perusahaan.
Dhena Lavani seorang dokter muda, yang baru menyelesaikan internshipnya, sekarang ia bekerja di salah satu klinik perusahaan di kota tempat tinggalnya.
Sebelumnya ia sempat bekerja di rumah sakit. Ia adalah anak dari seorang dokter bedah dan adik dari seorang dokter juga.
Beberapa waktu lalu ia ditawari untuk menjadi seorang dokter di klinik perusahaan, dengan berbagai pertimbangan akhirnya Dhena menerima tawaran itu.
Dengan semangat pagi yang masih membara ia berjalan menuju klinik perusahaan yang jaraknya sekitar 500 meter dari gerbang utama perusahaan.
Ceklek
" Selamat pagi " ucap Dhena memasuki klinik.
" Pagi Dokter Dhena " ucap Sari salah satu perawat yang akan menjadi teman sejawat Dhena selama bekerja di klinik perusahaan.
" Siapa aja yang dinas pagi hari ini ? " tanya Dhena.
" Saya sama Alya dok " jawab Sari.
" Oh oke "
Dina menyimpan tas nya lalu ia kembali menghampiri Sari dan Alya yang berada di station perawat. Klinik perusahaan memang tidak seramai klinik biasa atau rumah sakit, tapi setiap harinya pasti akan ada saja yang berobat ke klinik.
" Semoga hari ini aman ya " ucap Dhena.
" Iya semoga aman-aman aja dok " susul Alya.
Dhena dan kedua perawat sedang berbincang-bincang seperti biasa.
" Oya Dok, Pak Waluyo pemilik perusahaan ini katanya sedang sakit ya, kabarnya sih yang menggantikan Pak Waluyo anak laki-laki nya " ucap Sari.
" Ya saya juga denger sih Pak Waluyo sedang sakit, tapi kalau untuk digantikan oleh anaknya malah saya baru dengar, terakhir saya bertemu Pak Waluyo saat awal masuk kerja disini " balas Dhena.
" Memang nya kamu sudah tahu Sar anak Pak Waluyo yang mana ? " tanya Alya.
" Belum tahu .. Hahahaha " Sari tertawa disusul Alya dan Dhena.
" Selama dua tahun saya bekerja disini, belum pernah tahu yang mana anaknya Pak Waluyo, karena kita kan memang jarang juga ke gedung inti " susul Sari.
Dhena hanya ikut tertawa dan menyimak obrolan Sari.
" Semoga saja anak nya Pak Waluyo, seperti ayahnya ya, yang sangat peduli pada kesejahteraan karyawannya, walaupun kita bukan karyawan dari kantor inti tapi kan tetap saja Pak Waluyo bos kita " ucap Sari lagi.
" Aamiin.. Saya hanya bisa mengamini " ucap Dhena tersenyum.
Tidak lama terdengar dering telepon klinik membuyarkan obrolan Sari, Alya dan Dhena.
" Dok biar saya saja " ucap Alya yang berada tidak jauh dari tempat telepon berada.
" Klinik Dara Medika selamat pagi "
" Pagi, apakah Dokter Dhena ada ? " tanya seseorang di ujung telepon.
" Ada Pak "
" Tolong sampaikan Dokter Dhena ditunggu untuk menemui Kepala Divisi Personalia untuk mengambil berkas kontrak kerja "
" Baik Pak "
" Terima kasih, selamat pagi "
" Pagi "
Alya menutup sambungan telponnya lalu ia menghampiri Dhena.
" Siapa Al ? " tanya Dhena.
" Dok, Dokter diminta untuk menemui Kepala Divisi Personalia, katanya untuk mengambil berkas kontrak kerja "
" Oh ya.. Saya kesana.. Terima kasih Al.. Titip klinik ya Al, Sar "
" Siap Dok .. Oya Dok, selamat ya.. "
" Terima kasih " Dhena tersenyum.
Dhena berjalan menuju pintu keluar klinik, namun sesaat sebelum Dhena membuka pintu, Sari sedikit meninggikan suaranya
" Dok, gak mau pakai motor aja untuk ke gedung inti " Sari menawarkan.
" Oh gak perlu Sar, saya jalan kaki aja biar sehat " ucap Dhena.
" Oh ya baik Dok "
Dhena lalu melangkah kan kakinya keluar klinik menuju gedung utama.
Saat Dhena sedang berjalan, ia disapa oleh Satpam yang lain, yang berjaga di pintu masuk menuju gedung perusahaan.
" Pagi Dok, mau kemana Dok ? " tanya Satpam yang bernama Pak Deri.
" Pagi Pak, mau ke gedung Divisi Personalia Pak " jawab Dhena.
" Wah Dok, kenapa tidak menggunakan kendaraan ? " tanya Pak Deri lagi
" Jalan kaki Pak, biar sehat " ucap Dhena.
" Siap Dok "
Dhena kembali berjalan menyusuri jalan yang begitu luas, dari kejauhan ia melihat gedung perusahaan yang begitu besar, ia masih terkagum-kagum dengan pemilik perusahaan ini, ia bisa membangun perusahaan sebesar ini dengan karyawan yang tidak sedikit.
" Cita-cita ku dulu ingin memiliki lapangan pekerjaan untuk orang lain, tapi .. Sekarang aku masih bekerja untuk orang lain ... Gak apa-apa tetap semangat semoga Tuhan mendengar Doa ku Aamiin " batin Dhena sambil menyusuri jalan perusahaan.
Dhena mulai merasa pegal pada kakinya.
" Ya Tuhan.. Kenapa gak nyampe-nyampe sih ini, bener kata Sari tadi, kenapa gak pake motor Sari aja ya, ini salah juga pake high heels gini tambah pegel " gumam Dhena.
Akhirnya ia sampai di lobby perusahaan dengan nafas yang sedikit tersengal.
" Selamat Pagi " ucap Dhena.
" Pagi Dokter " balas satpam karena ia pastikan Dhena adalah dokter klinik perusahaan karena Dhena tidak melepas Jas putih nya saat keluar tadi.
Dhena berjalan menuju meja resepsionis.
" Pagi Mbak, saya diminta untuk ke ruang Divisi Personalia " ucap Dhena.
" Oh ya silakan Dok, dilantai 3 ya "
" Baik terima kasih, Oh ya saya boleh titip jas saya ? " ucap Dhena.
" Silakan Dok "
Dhena melepaskan Jas putihnya yang ia kenakan lalu ia simpan di meja resepsionis.
Ia berjalan menaiki lift untuk sampai lantai 3, Ruang Divisi Personalia.
Sesampainya di lantai 3, Dhena langsung menuju Ruangan kepala Divisi Personalia sesuai arahan tadi ia langsung disambut, lalu berkas kontrak kerja suda ia terima, tidak lama ia kembali menuju klinik tidak lupa ia mengambil jas yang tadi ia titipkan di meja resepsionis.
" Sudah Dok ? " tanya satpam saat Dhena sudah kembali keluar dari perusahaan.
" Sudah Pak , mari .. "
" Mari dok ""
Dhena kembali berjalan menuju klinik, Sesampainya di klinik ia langsung melepas high heels yang ia kenakan, lalu ia mengambil Tumbler air minumnya yang selalu ia bawa, tanpa sepatah kata, ia langsung duduk lalu meneguk air minum yang ada di dalam Tumbler itu.
Membuat Alya dan Sari menjadi heran.
" Dok kenapa ? " tanya Alya.
" Haus Al.. Ternyata bolak balik klinik - kantor utama itu bikin kaki gempor " Jawab Dhena membuat Alya dan Sari tertawa.
" Saya bilang juga tadi kenapa gak pakai kendaraan aja Dok " ucap Sari.
" Saya kira tidak sejauh itu kalau jalan Sar, karena saat saya Interview, saya masuk menggunakan kendaraan saya tepat di depan lobby kantor utama, kaki saya liat deh Sar, Al.. Merah gitu kan mana pake high heels lagi " balas Dhena.
" Tenang dulu dok, tarik nafas.. Buang... Tarik nafas.. Buang " ucap Alya menggoda Dhena.
" Mau pakai krim dok biar kaki dokter gak bengkak " ucap Sari.
" Boleh deh Sar, Nanti lagi kalau ada urusan ke kantor utama saya pinjem motor kamu deh Sar " ucap Dhena.
" Siap Dok " Sari tertawa disusul Alya.
🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Salma Suku
Q mampir thor
2024-06-27
1
Itha Fitra
insyaallah cita-cita Dr.dhena akan trcapai,tp syarat ny hrs nikah dlu ama cucu yg pny perusahaan bsr
2024-06-24
2
sakura
..
2024-06-07
0