Squel Flight Attendant.
Denisa, dokter berusia dua puluh lima tahun itu telah menjadi janda diusianya yang bahkan belum genap dua puluh tahun akibat obsesinya pada laki-laki yang sangat mencintai kakaknya. Susah payah pergi jauh dan berusaha move on, Denisa dipertemukan lagi dengan mantan suaminya yang sangat ia hindari setelah lima tahun berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Status Yang Sesungguhnya
Pada akhirnya Denisa tak ada pilihan lain, selain menerima tawaran Amanda yang sudah banyak berjasa padanya, dan mengabaikan pesan Daniel yang memintanya untuk menolak itu, ya alasan kasihan Dara harus kehilangan waktu bersamanya.
Sebagai laki-laki Daniel sudah bisa membaca pikiran Ricko dan tahu arti tatapan kekaguman Ricko kepada Denisa. Daniel merasa ada sesuatu yang akan dilakukan Ricko.
Berat untuk Denisa menerima tawaran ini sebenarnya, dia merasa tidak nyaman harus berjalan bersama Daniel yang notabenya mantan suaminya, terlebih Daniel bersama Amanda yang merupakan tunangan Daniel.
Walau rasa itu sudah perlahan menghilang dan kini berganti perasaan kesal sebab kelakuan Daniel yang seenak jidat memperlakukannya disetiap kesempatan, namun tak menampik jika rasa itu sudah tidak ada, hanya kecil perasaan yang tersisa, ya sekecil tahi lalat dikening cicak.
Tapi siapa yang tahu, tahi lalat cicak itu akan tumbuh luas seluas samudera pasifik dan cicak akan berubah sebesar bumi hingga sulit bagi Denisa mengarungi dan menjangkaunya.
Selain itu sebenarnya Denisa juga memiliki jadwal shift siang di klinik milik ayah Ricko. Ricko menyarankan Denisa untuk ambil cuti lagi, karena sejak tadi dilihatnya Denisa terlihat pucat dan tak tenang. Namun Denisa menolak itu, jiwa tanggung jawab dan tepat waktu sudah melekat dijiwanya, makanya Denisa memilih untuk praktek lagi sepulang makan bersama Amanda.
Sebuah restoran mewah khas masakan minang dipilih Ricko karena dia tahu itu merupakan makanan kesukaan Denisa, termasuk kesukaan saudar-saudara Denisa juga, Ricko sudah mencari tahu banyak tentang Denisa.
Disela-sela makanya, Amanda menyadari Denisa memakai cincin baru dijari telunjuknya.
"Nis, itu cincin baru? Bagus banget loh ini!" Amanda sampai mencondongkan tubuhnya untuk bisa melihat lebih jelas cincin yang dikenakan Denisa.
Denisa menggigit bibir, melirik Daniel tajam yang duduk disebelah Amanda. "Nis ini limited edition, mahal Nis, puluhan juta harganya, ini dari kamu Ric?" Amanda berpindah memandang Ricko, tapi Ricko hanya tersenyum meringis kalau itu bukan darinya, lagi-lagi Amanda menyalah artikan senyum Ricko.
"Iya Dok, ini dari mas Ricko." Sengaja Denisa menjawab seperti itu membalas Daniel.
"Ihhh sweat banget sih kamu Ric, aku iri." Amanda melirik Daniel, menyindir, sebelum kembali duduk dikursinya.
"Palingan juga itu dapat dari hadiah ciki lima ratusan, imitasi." Cibir Daniel sanbil menatap Denisa tajam.
Ricko tertawa kecil atas kesombongan Daniel, siapapun dan dapat dari mana cincin itu, seharusnya Daniel tak berkata demikian.
"Ih kamu nggak boleh ngomong gitu mas, nggak baik. Eh tapi itu beneran asli loh mas." Daniel mengangkat alisnya tak perduli lagi memilih melanjutkan makanya, dalam hati begitu kesal pada Denisa yang mengiyakan jika cincin itu dari Ricko.
Dan setelah makan, Ricko berdehem "Ehem," fokus ketiganya kini berpindah pada wajah tegang Ricko yang masih terlihat tampan.
"Makasih buat Amanda yang udah ngajakin kita double date," ujar Ricko melirik Denisa sejenak, "sebenernya aneh sih kalo ini dibilang double date, tapi yang memiliki relationship itu cuma yang ngajakin," Ricko terkekeh mengusap ujung hidung, "sedang kita, aku dan Denisa tentunya nggak memiliki hubungan apa-apa." Ricko menjeda sejenak perkataannya.
Daniel yang sudah tahu dengan kata basa-basi Ricko yang sudah basi, jengah dengan laki-laki didepanya, sedang Amanda tegang, takut jika Ricko tak jadi mengatakan yang sesungguhnya, Amanda sangat berharap Ricko mengungkapkan perasaannya pada Denisa, dan berharap kebahagiaan untuk Ricko, sebab sudah terlalu lama Ricko menutup diri untuk wanita lain.
Sementara Denisa sendiri serius menunggu yang akan dikatakan Ricko selanjutnya.
Ricko beranjak dari duduknya, bersimpuh dihadapan Denisa, satu lututnya menyentuh lantai, dan satu lagi menyanggah bokongnya, Daniel mengambil kedua tangan Denisa yang berada dipangkuan, menggenggamnya.
Ricko mendongak menatap wajah cantik Denisa.
"Denisa, disaksikan Amanda dan Pak Daniel, aku ingin mengatakan perasaan ku yang sesungguhnya. Aku tidak tahu kata-kata romantis apa untuk mengungkapkan perasaan ku, tapi Denisa, aku ingin kamu mengizinkan aku untuk bisa mengenal kamu dan Dara lebih dekat, bukan hanya sekadar teman dekat, tapi mengenal agar bisa menjadi teman hidup kamu selamanya. Bagaimana Denisa, apa kamu mau menjadi kekasih ku?"
Amanda menutup mulut, dia begitu bahagia akhirnya Ricko menyatakan perasaannya pada Denisa.
Diantara ada rasa bahagia disana, sudah pasti ada hati lain yang merasa sakit, tak lain dan tak bukan dia adalah Daniel, walau sudah tahu ini akan terjadi, tapi tetap dia tak rela Ricko mengatakan itu pada Denisa, apalagi sampai ada adegan pegang tangan.
Tak tahan, akhirnya Daniel berdiri.
"Maaf, sepertinya ada yang mau aku katakan dan luruskan juga disini, sebelum semuanya terlalu jauh dan dalam," Daniel berdiri, "aku ingin mengatakan bahwa Denisa adalah mantan istriku, dan Dara adalah anak kandung ku," aku Daniel dengan begitu menggebu, "bukan tidak sopan mengatakan ini saat di hari bahagia anda, Dokter Ricko. Tapi aku mengakui juga, jika aku ingin mengajak Denisa kembali rujuk, memulai hidup baru dengan membuka lembaran baru bersama."