Haii perkenalkan saya Zaskia mahendra, saya adalah gadis malang yang tidak pernah bahagia mungkin dari saya lahir sampai saya berusia remaja, dari saya membuka mata melihat dunia ini saya sudah disuguhi dengan yang namanya masalah dan cobaan hidup.
tetapi saya masih bersyukur dengan keadaan ini karena saya masi bisa makan walaupun hanya sekali sehari, di rumah saya hanya di siksa baik fisik maupun batin, saya mencoba untuk pergi dari kehidupan itu untuk memulai kehidupan yang baru dan saya berharap bisa selamanya ternyata itu tidak bertahan lama, ibuku selalu saja menghalangi kebahagian-ku, mungkin saja ibuku tidak mau melihat ku bahagia dan selalu mendoakan ku mati saja, apakah aku bisa melanjutkan hidup atau memilih berhenti saja?? mari ikuti alur dari cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keycappp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. PASAR MALAM 2
Woiiii..
Teriak Riko dari seberang.
" Riko..." Panggil ku dari seberang, mengejar nya.
" Jangan lari, jatuh nanti." Teriak nya dari seberang.
Brakkk.
" Aduh..." Ringis ku.
"Hahaha mampus jatuh kan." Ketawa Riko dari seberang, sembari berlari menuju ku.
"Ko, lo ketawa si!" Kesal ku.
" makanya jangan lari lari." Peringat nya.
Auuu.
" Kaki ku sakit Rik." Beritahu ku.
" Mana, coba liat."
" Nih," Ucap ku sambil menunjukkan lutut ku.
" Ayo! kita ke momi saja." Ajak Riko.
" Ayo lah." Aku pun menyetujui nya.
Kami berdua berjalan menemui momi, kami menemui dimana tadi kami meninggalkan momi.
" Rik, Kia kenapa?" Tanya momi setelah melihat kami berdua.
" jatuh mom." Jawab Riko.
" Astaga sayang, sini duduk dulu biar momi liat." Perintah momi.
" Baik mom."
" Tunggu sebentar, momi mau minjam P3K dulu."
" Kamu yang nama nya Zaskia?" tanya seorang lelaki, setelah momi Riko pergi mencari pinjaman P3K.
" Iya om," Jawab ku gugup.
" Rik, siapa??" Bisik ku lagi kepada Riko.
" Daddy gw." Jawab nya.
" what! Maaf om, aku gak kenal." Ucap ku, sembari langsung mengulurkan tangan ku untuk menyalam nya.
" Iya tidak apa apa." Jawab daddy Riko.
" Udah cantik sopan lagi." Puji daddy Riko kepada ku.
" Hehehe"
" Sini momi obatin." Ucap momi tiba tiba yang datang dari satu arah, sambil menenteng kotak P3K.
" Makasi, momi."
Momi Riko dengan telaten membersihkan bekas darah yang ada di lutut ku.
Auuuu
"Sakit mom." ringis ku.
" Maaf sayang, momi gak sengaja."
" Iya gak papa mom."
" Oke, udah siap. Ucap momi sambil senyum kepada ku."
" Terimakasih momi cantik." Ucap ku.
" Cie, ada yang pengen anak cewek nih." Goda daddy Riko, kepada momi nya.
" papah, apa apaan sih!" Ucap momi dengan sewot.
" Lah, papah bener kan?" Ucap daddy dengan senyum senyum.
" Pah! udah lah." Elak momi.
" Rik! Kenapa Kia bisa begini?!" Tanya momi tiba tiba.
" Bukan Riko yang salah mom."
" Terus siapa?, kamu kan temen nya." Ucap momi lagi.
" Ya kan bukan berarti Riko." Elak nya lagi.
" Mom, bukan Riko yang salah. Tapi Kia yang salah." Ucap Zaskia, membenarkan kesalah pahaman.
" Kenapa bisa begini sayang?" Tanya momi, sepertinya butuh penjelasan.
" Tadi setelah kami berdua siap bermain lempar gelang, tiba tiba Kia kebelet. Kia izin ke Riko mau ke kamar mandi. Nah pas udah keluar dari kamar mandi, Key lupa Riko dimana, Karena ramai. Kia panik takut hilang, tiba tiba Riko teriak manggil Kia. saking senang nya Kia, Kia lari nemuin Riko. Kia jatuh karena ada batu besar. Jadi gitu mom." Jelas Zaskia.
" Jadi bukan Riko yang salah!" Ucap Riko tiba tiba.
" Iya iya, momi tau. Maaf yang sayang."
" Liat dad, momi lebih sayang ke Kia dari pada Riko sendiri." Ucap Riko mengadu ke daddy nya.
" Kamu gak boleh gitu sayang, seharusnya kamu senang karena kamu punya saudara baru." Ucap daddy.
" Iya, Riko lagi yang salah." Kesal nya.
" Sudah sudah, kita jalan jalan aja ke sana yo," ucap momi mengakhiri pembicaraan.
" Ayo..." Ucap kami bertiga dengan senang.
Kami ber-empat berjalan mengelilingi pasar malam, serasa keluarga sendiri. Daddy, momi melemparkan canda gurau kepada ku dan Riko. Semua orang yang melihat kami, mungkin berfikiran kalau kami itu keluarga kandung, tapi nyata nya tidak. Jujur aku sangat nyaman dengan suasana ini, andai saja ibu dan bapak ku bisa begini. Mungkin aku adalah manusia yang paling beruntung di dunia ini. Tapi tuhan memberikan nya kepada ku melalui orang lain, yang baru ku kenal.
Karena sudah puas berkeliling, sudah lelah juga. Kami pun memilih untuk pulang, sewaktu mau pulang tadi Momi sudah membelikan oleh oleh yang banyak. Saking cakep nya bermain main dan banyak ketawa, yang membuat kami lelah. Aku dan Riko tidur dengan nyenyak di mobil, selama perjalanan.
" Kia, bangun sayang." Ucap momi sambil menggoyang kan tubuh ku, supaya aku terbangun.
Hoam.
" Hah! Momi?" Tanya ku heran.
" Iya sayang, kenapa terkejut?" Tanya momi balik.
" Kok aku ada disini?, kenapa tidak di rumah ku?" Ucap ku dengan bingung.
" Iya, sewaktu kita pulang. Kalian berdua asik tidur, yaudah Daddy yang ngangkat kamu ke kamar." Jelas momi.
" Gak papa yang mom aku tidur disini?"
" Gak papa sayang, datang saja kalau kamu mau main kesini." Ucap momi sambil mengusap usap rambut ku.
" Terimakasih momi. Momi memang sangat baik," ucap ku sambil menetes kan air mata ku.
" Kamu kenapa nangis sayang?" Tanya momi dengan nada khawatir.
" Gak papa ko mom." Ucap ku, dengan memaksakan senyum ku.
" Kamu ada masalah?, silahkan cerita dengan momi. Jangan sungkan" ucap momi.
Huftttt
Aku menghembuskan nafas ku dengan kasar.
" Ayo pelan pelan cerita nya, nanti momi bisa kasih solusi sama kamu." Ucap momi.
Ku lihat jam yang nempel di dinding, masih jam 5 pagi. Aku pun memilih menceritakan nya saja kepada momi.
" Jadi dulu aku bukan tinggal disini mom." Ucap ku membuka pembicaraan.
" Terus kamu tinggal di mana sayang?" tanya momi.
" Aku tinggal di desa, aku gak tau nama desa itu apa. Sewaktu aku di desa itu, aku bekerja bantu bantu bu Ratna ke pasar. Hanya aku saja yang bekerja, ibu ku hanya dirumah dengan adik ku. Penghasilan ku sehari 50rb, itu pun kurang untuk kami, karena untuk makan kami dan juga biaya lain lain. Walaupun aku begitu tetapi aku tidak pernah merasakan kelembutan dan kasih sayang dari ibu ku." Aku pun menangis dan menjeda ucapan ku karena merasa tidak sanggup akan membayangkan nya lagi.
Momi Riko memelukku.
" Gak papa sayang, jangan menangis. Lanjut kan saja."
" Di suatu saat aku ingin sebagai penglunas hutang ibu ku. Aku ingin di jual oleh ibu ku kepada orang lain, karena ibu ku tidak sanggup membayar hutang hutang nya. Aku pun tidak mau, sewaktu malam malam aku melarikan diri dari rumah. Aku menemui bu Ratna ke rumah nya tengah malam, setelah aku menceritakan nya kepada bu Ratna, bu Ratna menghubungi bunda Rike, kebetulan bunda Rike tidak memiliki anak. Jadilah mereka yang mengasuh ku." Ucap ku panjang lebar kepada momi.
"Astaga sayang, malang sekali nasib mu. Kalau kamu rindu kasih sayang sosok ibu, kamu datang ke momi. Momi akan berusaha memberikan kasih sayang kepada mu." Ucap momi.
Haru. Aku sangat terharu mendengar penuturan dari Momi Riko. Aku sangat beruntung bisa mengenali keluarga Riko, mereka sangat menerima ku dengan baik.
" Momi terimakasih, hanya ucapan terimakasih tidak akan cukup untuk kalian, aku sangat bersyukur bisa mengenal kalian. Walaupun latar dari kisah ku sangat mengharukan, tapi tuhan baik ia masih mengenal kan kalian kepada ku." Ucap ku memeluk Momi Riko.
Cukup lama aku berada di dalam dekapan momi Riko. Jujur saja aku sudah sangat lama tidak merasakan dekapan ini, rasanya sangat nyaman. bahkan sangat sangat nyaman.
