NovelToon NovelToon
Tawanan Hati Sang Presdir

Tawanan Hati Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Cindy, seorang karyawan yang tiga kali membuat kesalahan fatal di mata Jason, bosnya, sampai ia dipecat secara tidak hormat. Namun, malam itu, nasib buruk menghampiri ketika ia dijebak oleh saudara sepupunya sendiri di sebuah club dan dijual kepada seorang mucikari. Beruntung, Jason muncul tepat waktu untuk menyelamatkan. Namun, itu hanya awal dari petualangan yang lebih menegangkan.
Cindy kini menjadi tawanan pria yang telah membayarnya dengan harga yang sangat tinggi, tanpa ia tahu siapa sosok di balik image seorang pengusaha sukes dan terkenal itu.
Jason memiliki sisi gelap yang membuat semua orang tunduk padanya, siapa ia sebenarnya?
Bagaimana nasib Cindy saat berada di tangan Jason?
penasaran?
ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fierce Fight

❤️Happy Reading❤️

.

.

.

"Aku ingin bisa kaya kamu," kata Cindy, menunjukkan minatnya. Jason tersenyum tipis, dengan satu alis terangkat ke atas.

"Kamu yakin?" tanya pria berwajah oriental itu. Cindy mengangguk.

"Ya," jawabnya singkat. Jason mengelus pucuk rambutnya karena gemas.

"Lain kali saja, kamu ini lagi sakit, kalau tambah parah gimana?" usul Jason, gadis bertubuh mungil itu mengangguk pelan.

"Tapi kamu janji ya, setelah aku sembuh kamu harus mengajari aku gerakan Kung Fu, supaya aku bisa jaga diri dari serangan para buaya yang suka menggangguku," tambah Cindy dengan sedikit humor, membuat Jason tersenyum miring.

"Tidak akan ada yang berani mengusikmu, Cindy. Dan kalau pun ada, aku yang akan maju terlebih dulu untuk melindungi kamu," ujar Jason penuh percaya diri sambil membusungkan dadanya yang kekar, kokoh, seolah tak tertandingi oleh siapapun.

Meski merasa was-was terhadap sisi kejam dan berbahaya yang terlihat pada Jason, Cindy juga tak bisa menahan kekaguman terhadap kata-katanya yang penuh percaya diri.

Setelah cukup berlatih, Jason membimbing Cindy keluar dari ruangan dan mengantarnya kembali ke kamar, lalu membantu gadis itu berbaring.

"Lebih baik kamu istirahat, jangan terlalu banyak bergerak dulu," usul Jason, lalu meraih tangannya.

"Kamu melepas jarum infusan sendiri?" lanjutnya bertanya, terkejut.

Cindy mengangguk, dan Jason menggumamkan ketidakpuasannya sambil mencubit hidung gadis itu.

"Kenapa kamu melepaskan sendiri? Kamu itu memang ceroboh!" bentaknya kesal, saat melihat darah yang bercipratan di lantai akibat kelalaian Cindy.

Jason menghela nafas dalam, berusaha menahan amarahnya, dan kemudian memerintahkan robot pintarnya untuk membersihkan lantai yang terkena cipratan darah.

Sementara itu, Jason menangani kemungkinan luka di tangan Cindy akibat melepaskan infusan yang terkesan asal-asalan.

"Aku minta maaf," ucap gadis tersebut dengan suara yang lirih, menunjukkan penyesalan.

Jason merawat luka di tangan Cindy dengan sangat teliti dan hati-hati, meskipun ia tidak memiliki pengetahuan medis yang mendalam.

"Pasti kamu terlalu sering nonton sinetron, ya? Makanya kamu mengikuti cara bodoh seperti itu," cibir Jason, tapi gadis itu hanya diam, menundukkan kepalanya seolah tidak merasakan sakit saat Jason menekan kapas yang telah dibasahi oleh obat merah.

"Kalau sampai terjadi infeksi atau pendarahan fatal, bagaimana?" bentak pria tersebut keras. "Dasar beloon!" lanjutnya mengungkapkan kekesalan.

"Iya, aku tahu, aku salah. Aku minta maaf," jawab Cindy, suaranya terdengar penuh penyesalan. Jason hanya menggeleng, tidak habis pikir akan tindakan yang dilakukannya.

Tiba-tiba, ponsel milik Jason berdering, dan ia segera meraih benda pipih tersebut dari saku celananya, menemukan panggilan dari sang asisten.

"Ya, Helmi, ada apa?" tanya Jason dengan suara tegar di telepon.

"Maaf jika saya mengganggu waktu istirahat Bapak, tapi ini sangat penting," kata Helmi sedikit gemetar terdengar jelas dari suaranya.

"Katakan saja!" desak Jason, mulai merasa kekhawatiran mendengar suara cemas dari asistennya tersebut.

"Gawat, Pak! Anak buah Akira datang kemari, mereka mengacaukan kantor, beberapa staf menjadi sasaran. Saya mohon Pak Jason untuk datang kemari!" terang Helmi dengan cepat, menyampaikan situasi yang memprihatinkan.

"Tunggu, saya akan segera ke sana!" kata Jason penuh ketegasan dan amarah yang meluap-luap.

"Apa saya perlu menghubungi polisi?" usul Helmi, mencari solusi dari kekacauan yang terjadi.

"Jangan! Jangan melibatkan petugas! Ini adalah urusan darah di bayar dengan darah, dan nyawa di bayar dengan nyawa!" jawab Jason, menegaskan keputusannya. Ia segera mematikan telepon dan bergegas menuju kamarnya untuk berpakaian karena waktu yang tidak memungkinkan.

Karena merasa situasi ini berada di luar jam tugasnya, Jason memutuskan hanya mengenakan kaos santai berwarna putih dipadukan dengan jaket jeans hitam dan celana joger pendek, serta sneaker putih. Hal ini akan membuatnya lebih cepat dan fleksibel dalam menangani masalah dengan anak buah Akira.

Untuk mempersingkat waktu, Jason memilih untuk menggunakan motor agar bisa segera tiba di kantor dan menyelesaikan masalah yang timbul.

"Dasar, Nippon sialan, lihat saja!" gumam Jason dengan nada penuh kebencian saat memacu kuda besinya di jalanan yang padat menjelang sore.

Seharusnya ia dapat beristirahat setelah latihan fisik, terutama setelah pulang dari liburan, namun keadaan mendesak dan berbahaya memaksa Jason untuk segera bertindak.

Kedua klan itu sepakat untuk tidak menggunakan senjata api saat bertarung, dan keduanya hanya mengandalkan kekuatan fisik serta menunjukkan teknik bela diri yang mereka kuasai.

Akira meyakini bahwa Karate lebih unggul daripada Kung Fu, sementara Jason memiliki pandangan sebaliknya. Namun, keduanya sama-sama yakin akan keunggulan dari seni bela diri yang mereka pelajari.

Jika terdesak, mereka hanya akan menggunakan alat-alat pertarungan yang berasal dari kedua seni bela diri tersebut. Akira akan mengeluarkan katana atau samurai, sementara Jason akan mengandalkan tongkat rantai atau nunchaku sebagai senjata pilihan.

Setibanya di gedung perusahaan, suasana tampak genting dan tegang. Beberapa anak buah Jason terlibat dalam pertarungan, satu lawan satu, yang membuat kantor menjadi kacau dan berantakan. Komputer-komputer pecah, kertas-kertas berserakan di lantai, dan meja serta kursi terguling tak beraturan.

"Kurang aja mereka!" Jason bergerak cepat untuk menyelesaikan kekacauan ini. "Hentikan!" teriaknya, memotong pertarungan, dan semua mata langsung tertuju padanya.

Kaito, anak buah terkuat, tertawa mengejek sambil bertepuk tangan. "Akhirnya kamu datang juga, Jason!"

"Apa yang kalian inginkan, hah?" tantang Jason. Kaito dan rekan-rekannya kembali tertawa.

"Yang kami inginkan adalah membuat perusahaanmu hancur, sekaligus membuktikan bahwa Kaze Holding lebih unggul dari QiXin Grup," ucap Kaito, menimbulkan emosi dalam diri Jason.

"Tidak semudah itu!" Jason tersenyum miring mendengar ucapannya. "Mana Boss kalian? Kenapa dia malah bersembunyi? Kalau berani, hadapi aku!" lanjutnya menantang dengan suara keras.

"Haha... Sabarlah, Pak Jason. Tuan Akira baik-baik saja. Sebelum berhadapan dengannya, lawanlah kami terlebih dahulu!" imbuh Kaito tanpa ragu, menantang balik Jason.

Segera mereka menyerang Jason secara membabi buta, akan tetapi anak buah Jason juga tidak mau mereka merasa aman begitu saja. Setiap orang mendapat lawan yang sebanding, sementara Jason dengan penuh keberanian bergulat dengan Kaito dan Harada.

Keadaan semakin kacau, mereka berkelahi di atas meja-meja karyawan, sementara sebagian besar karyawan bersembunyi, dan sebagian kecil lainnya bergabung dalam pertarungan ini. Suara benturan dan teriakan memenuhi ruangan, menghadirkan suasana yang semakin tegang dan berbahaya.

Lama-lama tubuh mereka juga semakin lemah akibat pertarungan yang intens ini. Dengan penuh kecerdikan, Jason berusaha mengecoh lawan menggunakan trik jitu.

"Lihat ada tikus!" teriaknya tiba-tiba, membuat Kaito terkejut dan melompat mundur dengan refleks dan berteriak panik.

Jason secepat mungkin bergerak untuk melumpuhkan Kaito, memanfaatkan setiap kelemahan yang ada hingga tubuh Kaito terbanting ke lantai dengan keras.

"Argghh!" Teriak pria bertubuh besar itu.

Beberapa saat kemudian, pertikaian mendadak terhenti, menyadari bahwa tidak akan ada akhirnya jika terus berlanjut karena mereka sama-sama hebat dan kuat.

"Enyahlah kalian!" usir Jason kepada para anak buah Akira, suaranya terdengar tegas dan memerintah.

"Baik, kami akan pergi, tapi tunggu pembalasan kami!" ancam Harada dengan sikap yang tegar, membuat Jason merasa tertantang. Tidak ada rasa takut atau gentar yang terlihat pada wajahnya.

"Oh ya, silakan, aku akan menyambut kalian dengan baik. Kalau bisa, bawa Akira si keparat itu kemari. Jangan hanya duduk santai di singgasananya saja!" cetus Jason penuh ambisi dan tekad yang kuat untuk memberikan pelajaran telak kepada musuh bebuyutannya tersebut.

Ekspresinya penuh keyakinan dan keberanian yang menggambarkan tekadnya untuk menghadapi tantangan.

Sesaat suasana kembali kondusif setelah anak buah Akira membubarkan diri dengan perasaan tak puas. Sementara itu, Jason mengumpulkan anak buah dan karyawannya, berdiri di depan mereka dengan sikap yang tegar hendak menyampaikan berita penting.

"Maafkan atas kekacauan ini, dan saya yang bertanggung jawab akan mengganti rugi jika kejadian ini memakan korban," imbuhnya, tetapi beruntung tidak ada korban jiwa, mereka hanya mengalami luka ringan.

"Dengan ini saya akan mendirikan latihan bela diri untuk para karyawan, yang akan diadakan dua kali dalam seminggu. Jika ada yang tidak sanggup, lebih baik mengundurkan diri dari perusahaan ini," lanjutnya tegas, membuat sebagian tertarik dan sebagian lainnya tak setuju.

Namun, bekerja di perusahaan ini menawarkan gaji yang sangat besar, sehingga mereka ragu-ragu untuk menentukan langkah selanjutnya.

...

Bersambung...

1
Bilqies
Hay Thor aku mampir niiih...
mampir juga yaa di karya ku /Smile/
Kim Jong Unch: Makasih ya kak
total 1 replies
Arista Itaacep22
lanjut thor
Kim Jong Unch
Semangat
anita
cindy gadis lugu..percaya aja d kibuli alvian.lugu kyak saya😁😁😁😁
Arista Itaacep22
seru thor cerita ny, tapi sayang baru sedikit sudah habis aja
Kim Jong Unch: Makasih, sudah mampir kak. ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!