KAPAN AKU BISA BAHAGIA??
Byurrrrrrrrrrrrrrr
Aku sontak terkejut dan terbangun, saat air menyiram sekujur tubuh ku.
"Dasar pemalas, Anak tidak tahu diri. Sudah jam segini masih enak tiduran, itu masih banyak kerjaan bod*h." Ucap seorang Ibu berhati iblis.
Perempuan itu bernama Dania rismawati, Ia adalah perempuan yang melahirkan ku. Tetapi tidak pernah menaruhkan rasa kasih sayang kepada ku.
"Sana bangun cepat! masak, nyuci,terus pergi kerja. Cari uang biar ada untuk makan nanti sore." Ujar Ibu kepada ku, Dan pergi ke kamarnya untuk tidur lagi.
"I-iya Bu." Ucapkan dan langsung terduduk.
Aku pun melirik jam yang menempel di dinding dan sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Aku pun segera melipat tikar lusuh yang tidak layak pakai lagi dan merapikan-nya. Setelah selesai aku pun menuju dapur untuk beres-beres, dan sesudah aku selesai memasak. Aku pun bergegas ke rumah bu Ratna untuk membantu bu Ratna mengangkat barang ke pasar, dan dari situ lah sumber penghasilanku walaupun tidak seberapa.
Setelah sampai di rumah bu Ratna, aku pun mengetuk pintu rumah nya.
Tok Tok Tok....
"Bu Ratna. " Ucap ku.
"Oh Kia kamu sudah datang, mari masuk dulu." Ujar bu Ratna ku lihat bu Ratna sudah rapi dengan pakaian yang biasa ia gunakan untuk berjualan di pasar.
"Sudah bu, ayo berangkat bu." Ajak ku kepada bu Ratna.
" Apa kamu sudah makan Ki??" Tanya Bu Ratna pada ku.
" Sudah kok bu." Ucapku berbohong, sebenarnya aku belum makan dari rumah. Karena beras di rumah dan ikan yang aku masak tadi pas-pas an untuk Ibu dan Adik ku, kalo aku makan nanti mereka makan apa. Dan pastinya Ibu ku akan marah jika tidak tersedia sarapan untuk mereka berdua.
"Yasudah kalo begitu kita berangkat, sekalian angkat minyak yang di dalam dus itu." Ucap bu Ratna dan menunjuk dimana letak dus yang harus aku angkat.
10 menit kemudian kami sudah sampai di pasar, aku pun membantu ibu Ratna untuk menyusun barang sembako yang mau di jual.Sembari aku menyusun barang jualan perut ku pun berbunyi.
Krukk Krukk... bunyi perut ku.
" Aduh perut Aku harus tahan, kan udah biasa juga gak makan seharian." Ucapkan sambil memegang perut ku, aku pun tersenyum harus bersyukur ya kia. Ucapku menyemangati diri ku sendiri.
Hari pun sudah semakin sore, waktu nya aku dan bu Ratna bergegas untuk pulang.
" Kia ini upah kamu hari ini makasih ya nak, itu sekalian ambil nasi bungkus yang di atas itu untuk makan malam kamu." Ucap bu Ratna padaku sambil memberikan uang warna biru selembar.
" Makasih bu, aku pulang dulu." Ucapku sambil menyalam tangan bu Ratna, bu Ratna adalah orang yang lebih peduli pada ku di banding ibu ku sendiri. Bu Ratna selalu baik kepada ku, aku bersyukur akan hal itu ternyata masih ada yang sayang kepada ku.
Aku pun bergegas untuk pulang, sesampai ku di rumah sudah kebiasaan buruk bagi Ibuku yang selalu menanti ku di teras dan menagih hasil jerih payah ku sehari-hari.
" Dah pulang kamu Ki, sini upah mu cepat!" Ucap Ibu seraya menarik langsung uang itu dari tangan ku.
"Ini bu, tapi jangan di ambil semua bu. Aku mau nabung buat aku bisa sekolah bu." ucapku memohon.
"Cuih gaya gaya an mau nabung buat sekolah ingat umur dah telat, mending kasih ibu jangan durhaka sama orang tua." Ucap ibu sambil menarik uang yang ada di tangan ku, dan menarik nasi bungkus yang di kasih bu Ratna padaku.
" Bu jangan ambil nasi nya bu, aku belum makan bu."Ucap ku memohon kepada ibu karena seharian ini aku tidak ada makan sama sekali.
" Ibu juga lapar bod*h, sana makan nasi aja sama kecap. Jangan makan ayam itu tinggal satu potong untuk makan Adik mu." Ucap Ibu langsung masuk dan meninggalkan ku di teras.
Hufttttt " sabar." Ucapku seraya menghembuskan nafas ku dengan berat.
Aku pun masuk ke rumah dan menuju ke dapur, ku buka tudung saji yang ada di meja. Hanya ada kecap sachet, nasi, dan satu potong daging ayam. Ku ambil nasi dan ku tabur kecap di atas nya walaupun hanya makanan begitu aku tetap bersyukur aku masi bisa makan, di banding orang gelandangan yang tidak bisa makan.
" Mah, Mah." Samar-samar ku dengar teriakan wanita dan ku ketahui itu adalah suara Adik ku, yang mungkin baru bangun dan meminta makan.
" Iya sayang Mamah di teras," Jawab ibu ku.
" Mah aku laper," Rengek adik ku.
Terkadang aku iri kepada Adik ku, yang selalu di perlakukan baik oleh Ibu dan selalu di sayang. Memang Ibu pilih kasih kepada kami berdua tapi apa boleh buat.
" Yasudah, ayo makan sayang itu ada daging ayam," Jawab mama.
" Horeee, makan daging ayam lagi dong," Ucap putri dengan girang.
Aku hanya melihat interaksi di antara mereka berdua, dan hanya menangis di dalam hati.
" Eh Kia, tagihan kontrakan udah nunggu tuh gimana ini Udah tanggal tua lagi," Ucap ibu padaku.
"Terus ibu aku harus berbuat apa, gaji ku aja hanya lima puluh biru, cukup hanya untuk makan. Kenapa Ibu tidak kerja biar bisa memenuhi kebutuhan kita bu, kalo hanya penghasilan ku mana cukup bu," ucapku sambil mengunyah nasi di dalam mulut ku.
" APAAA BERANI KAMU NGOMONG GITU SAMA SAYAA!!!" Teriak ibu ku sembari menjambak rambutku dengan kuat.
" Aduh bu, rambut ku sakit bu hiks. Lepas Ibu ku mohon hiks, " Ucap ku seraya memohon kepada ibu.
" Makanya kalo ngomong tu hati- hati, masih mending aku melahirkan mu. Jadi kamu harus berbakti pada Ibu, bukan malah jadi anak durhaka." Ucap ibu seraya melepas rambut ku.
Aku pun mengakhiri makan ku, dan ingin pergi tidur aku pun membentang tikar lusuh yang ku gunakan untuk tidur. Aku tidur di ruang tengah ibu dan adikku tidur di kamar, kebetulan di kontrakan yang kami tempati hanya ada 1 kamar saja.
Tok Tok Tok Tok...
"Nia.... Nia ..." Panggil seseorang dari luar rumah, ibu ku segera keluar.
" Bang ku mohon kasih aku waktu buat melunasi hutang ku bang." Ucap ibu ku memohon.
"Halah kamu hanya berjanji dan berjanji, tidak pernah di tepati. SEKARANG KAMU HARUS BAYAR!," Paksa bapak itu sambil berteriak.
Ya, Ibu ku sering berhutang kepada orang demi untuk bergaya. Ibu ku termasuk ibu-ibu sosialita berpenampilan mewah, tapi itu ia dapat kan dari hasil hutang dan sekarang ibu ku terlilit dengan banyak nya hutang.
" Sesuai perjanjian, kamu akan saya bawa dan utang kamu akan lunas. Tenang saja kamu hanya melayani rekan-rekan ku saja," ucap lelaki itu, dan ku dengar samar- samar aku pun tidak mengetahui apa yang di maksud dengan laki-laki itu untuk melayani rekan- rekan lelaki itu. Ibu ku pun hanya pasrah karena ia sudah berjanji lebih dari seribu kali.
Semangat baca nya para readers, maaf ya kalo alurnya masih ga bagus masih pelajar😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Agis
mantap kak.
2024-03-07
1
ziear
Semangat Kak😘
2024-02-22
1
Martupa Lumbantoruan
baguss
2024-02-21
0