Siapa yang menyangka jika bryan memiliki papa seorang pengusaha.
setelah meninggalnya ibu yang dia sayangi bryan bersama sahabat yang seperti saudara ke kota mengadu nasib dan kisah mereka akan semakin berwarna.
yuuk ikuti terus kisah bryan sang ahli waris dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Bro minggu besok akan ada reuni alumni kita dan mari kita datang sekalian kerumah, ibu menanyakanmu.! " kata riko
"Sabtu malam kita berangkat, aku juga sudah rindu dengan ibu. " kata bryan
Riko sangat senang sampai tidak bisa berhenti tersenyum setelah mendengar perkataan bryan akan ikut dengannya kembali ke rumah mereka.
Karena ibunya sudah mewanti wanti agar bryan harus ikut dengan nya untuk kembali ke Surabaya.
"Huss..itu senyum melulu sampai melelah aku melihatnya.!" kata selena
"Haiss... sayangku bikin kaget aja. " kata riko karena kedatangan tiba tiba selena membuatnya kaget
"Ada apa begitu senangnya.? " tanya selena
Ke surabaya nanti bryan akan ikut dengan kita. " kata bryan
"Oh.." selena menganggukkan kepala nya mengerti.
"Ya sudah jadi aku tidak ikut ya, lagian itu kan acara reuni kakak kelas dan aku nanti sendirian. " kata selena
"Tapi kamukan banyak mengenal sebagian teman temanku.," kata riko
"Teman basket sebagiannya yang bayak aku kenal. " kata selena
"Kalau tidak di rumah saja dengan ibu, menemani ibu pasti ibu senang di temani calon mantunya." rayu riko
"Baik..lah kalau gitu, aku di rumah saja menemani ibu. " kata selena mengalah
"Makin cinta deh... " kata riko yang tidak jadi memeluk selena karena ada aksa yang menegur mereka.
"Kerja... kerja." kata aksa melihat kemesraan dua kekasih yang bucin.
Selena memukul pelan tangan riko yang tadinya ingin memeluknya.
"Haisss...malu." kata selena
"syirik." kata riko mengurungkan niatnya memeluk selena.
Walaupun mereka semua tahu jika selena dan riko adalah pasangan kekasih, aksa maupun bantuan juga bryan merasa geli dengan kemesraan mereka yang tidak tahu tempat untuk menunjukkan kemesraan mereka.
Sedangkan bryan sudah berada di ruangannya dan tentu saja dia tahu apa yang teman teman nya lakukan terutama adegan riko yang bryan rasa sangat lucu.
Bryan sangat penasaran dengan ibu indah kenapa dia menunggunya untuk bertemu, mungkin hanya rindu kepadanya atau ada hal lain.
Bryan akan mengetahui nanti setelah mereka bertemu.
"Bryan ada gadis yang mencarimu.? " kata darren
"Hai...!" kata katrina
Ya, gadis yang mencari bryan adalah katrina gadis yang pernah dia tolong dan bryan tidak menyangka jika gadis itu tahu keberadaan nya.
"Kak aku hanya ingin mengembalikan uang yang pernah aku pinjam dan ucapan terimakasihku. " kata katrina tersenyum manis.
Bryan melihat bingkisan yang gadis itu bawa dan uang yang dia kembalikan.
"Tidak perlu yang ini, aku hanya kebetulan menolong." kata bryan mengeserkan bingkisan itu ke katrina.
"Kalau kakak ngk mau bagaimana dengan makan siang besok." kata katrina bernegosiasi kepada bryan.
"Tidak perlu, aku ambil ini saja dan terimakasih." kata bryan buru buru.
Masalahnya bryan tidak ingin berkelanjutan dengan gadis di depannya, apalagi mengajaknya makan siang.
Katrina sendiri tersenyum melihat tingkah jual mahal pemuda di depannya dan beranjak pergi karena sadar jika bryan bryan tidak ingin berlama lama dengannya.
"Orang tampan memang berbeda." kata katrina dalam hati
Seminggu sudah peristiwa malam itu terjadi dan katrina sendiri masih mendiamkan teman temannya karena hampir saja kejadian di club malam itu.
..."Kesal kepada mereka, jika tidak pertolongan dari bryan entah apa yang terjadi kepadanya."...
........
Di kediaman Kanaya dia sedang bersama bondan karena hari ini dia akan pergi jalan jalan bersamanya.
Kanaya sendiri yang mengajak bondan untuk mengisi kejenuhannya, karena teman teman nya semua sibuk dengan urusan masing masing.
Bondan melirik gadis cantik di sampingnya karena sedari tadi hanya diam dan tidak seperti biasanya cerewet dan tidak diam.
"Nay, " kata bondan
Kanaya hanya menoleh tanpa ingin bicara dan menghela nafas nya dalam dalam seolah melepas sesak di hatinya.
"Bon, apa aku kurang cantik.? " tanya kanaya
Bondan meminggirkan dan menghentikan mobilnya yang kebetulan sampai di sebuah taman.
Sesaat bondan memandang gadis di sampingnya, lalu dia memutuskan untuk turun dari mobilnya kebetulan taman tidak ramai.
Mereka duduk di kafe yang dekat taman dan memesan makanan dan minuman.
Rencana mereka yang akan jalan jalan ke mal tertunda karena pertanyaan kanaya barusan.
"Ada apa, apa kamu sedang di tolak.? " tanya bondan
Hmmmm.. Kanaya mengiyakan pertanyaan bondan.
"Aku rasa pria itu sakit mata." kata bondan
"Benar dia pasti sakit mata," cicit Kanaya tersenyum kecil
Kanaya melihat pria di hadapannya masih memandangnya, sampai membuat nya sadar dengan apa yang dia ucapkan kepada bondan.
"Aku baik baik saja, setidaknya ada teman yang mengatakan aku cantik, jika gagal mendapatkannya, aku denganmu saja.! " kata kanaya canggung dengan situasi saat ini.
Bondan tersenyum, mengindahkan perkataan kanaya, walaupun sedikit kesal karena salama ini, kanaya tidak melihatnya hanya sebatas teman.
Kanaya hanya menganggapnya teman dan bondan menyukai gadis itu sedari dulu.
"Kita jadi nonton.?" tanya bondan, karena memang tujuan mereka tadinya nonton bioskop.
Kanaya menganggukkan kepala dan menyudahi minum nya lalu mereka beranjak pergi dari tempatnya.
"Setidaknya ada bondan yang selalu bersedia menghiburnya, walau sedikit malu jika menceritakan masalah pribadi terutama tentang pria yang tidak dia dapatkan." kata hati kanaya
Setelah nonton mereka menuju club malam karena bondan ada janji dengan teman temannya dan mengajak Kanaya sebentar hanya sekadar menyapa teman nya.
Bondan asyik mengobrol dengan temannya dari Amerika yang baru datang berkunjung ke indonesia.
Leonardo adalah pria asal amerika campuran indo dan berteman dengan bondan sejak tiga tahun lalu.
Perkenalan mereka di kenalan oleh tantri yang tidak lain adalah nenek bondan, mereka berdua bernasib sama yaitu sama sama harus mengikuti nenek mereka untuk menjadi ahli waris keluarga.
"Teman wanitamu sepertinya mabuk," kata leo menunjuk dengan wajahnya
Bondan melihat Kanaya memerah karena minuman keras dan menghampirinya, tadi Kanaya menyuruh bondan untuk meninggalkannya dan dia sendiri menuju bar dan memesan minuman.
walau jarak mereka tidak jauh tapi karena sedang mengobrol bondan tidak menyangka jika Kanaya mabuk d ngantuk sekali minum.
"Ternyata kamu tidak bisa minum, ayo kita pulang.!" kata bondan
Kanaya sudah meracau tidak jelas dan bondan membawanya ke mobil setelah berpamitan dengan leonardo.
Sepanjang jalan kanaya meracau dan banyak kata kata kesal yang dia ucapkan dan bondan tidak mungkin mengantarnya pulang kerumah dan akhirnya membawa ke apartemen nya.
Bondan menggendong Kanaya ke unit apartemennya dan meletakkan ke kasur, melihat wajah cantik di hadapannya membuat perasaan hati tidak karuan.
Akhirnya bondan memutuskan untuk ke kamar mandi mendinginkan tubuh dan pikirannya agar tetap waras, karena Kanaya sempat membuka baju dengan tidak sadar akibat mabuk.
Jika bukan Kanaya bondan pasti sudah "melakukannya" tapi untuk wanita yang dia cintai, bondan hanya ingin Kanaya menyerah kepadanya dengan sukarela, bagaimanapun tidak enak hanya mendapatkan tubuh wanita jika hatinya tidak dia dapatkan juga dan bondan harus bersabar untuk hal itu.